http://radarmojokerto.co.id/
GELIAT: Enny Asrinawati dan Oktaviani Puspitasari saat mementaskan teater bertajuk Darah Suci Perempuan di halaman DKKM kemarin.
LESUNYA gairah teater di Kota Mojokertoditangkap Komite Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto (DKKM). Pegiat seni diKota Onde-Onde ini mencoba menghidupkan kembali gairah teater dengan menggelarpentas bertajuk Darah Suci Perempuan.
Apa yang disajikan dari pentas di halamansekretariat DKKM Jl Gajah Mada itu? Ketua Komite Teater DKKM, Mohamad Misbakh,mengakui jika Kota Mojokerto masih kurang bergairah dalam mengadakan pentasteater. Hal ini salah satu sebabnya dikarenakan biaya. ''Dana memang menjadisalah satu problem krusial,'' katanya ketika performance art berlangsung.
GELIAT: Enny Asrinawati dan Oktaviani Puspitasari saat mementaskan teater bertajuk Darah Suci Perempuan di halaman DKKM kemarin.
LESUNYA gairah teater di Kota Mojokertoditangkap Komite Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto (DKKM). Pegiat seni diKota Onde-Onde ini mencoba menghidupkan kembali gairah teater dengan menggelarpentas bertajuk Darah Suci Perempuan.
Apa yang disajikan dari pentas di halamansekretariat DKKM Jl Gajah Mada itu? Ketua Komite Teater DKKM, Mohamad Misbakh,mengakui jika Kota Mojokerto masih kurang bergairah dalam mengadakan pentasteater. Hal ini salah satu sebabnya dikarenakan biaya. ''Dana memang menjadisalah satu problem krusial,'' katanya ketika performance art berlangsung.
Pentas ini juga menjadi penanda awal untuk lebihmenggiatkan kembali aktivitas berteater. Rencananya setiap bulan akan diadakanpentas teater. Selain itu, komite teater juga akan mengadakan pelatihanmengenai teater.
Di Kota Mojokerto sendiri sebenarnya memilikibanyak komunitas teater. Lingkungan sekolah sendiri sebenarnya memiliki potensikarena banyak memiliki grup atau ekstrekurikuler teater.
Di kalangan luar sekolah juga ada yang masih aktifberproses teater. ''Lidi Art Forum contohnya aktif dalam berproduksi. Ada jugadari Gubug Penceng,'' kata Misbakh.
Dalam pentas Darah Suci Perempuan yang diperankan oleh EnnyAsrinawati dan Oktaviani Puspitasari ini mengangkat wacana tentang kemurnianperempuan dengan kodratnya. Pemberontakan perempuan dianggap sebuah pandanganyang setengah mata saja, bukan karena darah yang murni dimilikinya menjadisebuah titik lemah akan kodrat perempuan. Namun justru adalah sebuah awal titiklahir dari sebuah perjuangan yang ada.
Pentas tersebut dibentuk melalui gerak dan materiyang terdiri oleh media kain putih, gendok, cat merah, rantai, kain jarik,plastik, dan boneka. Gerak aksi yang ditampilkan serta media yang digunakanadalah simbol tentang seluk-beluk perempuan yang ingin disampaikan oleh paraperempuan yang terlibat di dalamnya.
Kedua pementas merupakan pegiat teater yangdibesarkan di Kota Malang. Enny Asrinawati, asal Malang, menjadi sutradaradalam pentas tersebut sedangkan Oktaviani Puspitasari berasal dari Probolinggo.(mg1/yr)
Di Kota Mojokerto sendiri sebenarnya memilikibanyak komunitas teater. Lingkungan sekolah sendiri sebenarnya memiliki potensikarena banyak memiliki grup atau ekstrekurikuler teater.
Di kalangan luar sekolah juga ada yang masih aktifberproses teater. ''Lidi Art Forum contohnya aktif dalam berproduksi. Ada jugadari Gubug Penceng,'' kata Misbakh.
Dalam pentas Darah Suci Perempuan yang diperankan oleh EnnyAsrinawati dan Oktaviani Puspitasari ini mengangkat wacana tentang kemurnianperempuan dengan kodratnya. Pemberontakan perempuan dianggap sebuah pandanganyang setengah mata saja, bukan karena darah yang murni dimilikinya menjadisebuah titik lemah akan kodrat perempuan. Namun justru adalah sebuah awal titiklahir dari sebuah perjuangan yang ada.
Pentas tersebut dibentuk melalui gerak dan materiyang terdiri oleh media kain putih, gendok, cat merah, rantai, kain jarik,plastik, dan boneka. Gerak aksi yang ditampilkan serta media yang digunakanadalah simbol tentang seluk-beluk perempuan yang ingin disampaikan oleh paraperempuan yang terlibat di dalamnya.
Kedua pementas merupakan pegiat teater yangdibesarkan di Kota Malang. Enny Asrinawati, asal Malang, menjadi sutradaradalam pentas tersebut sedangkan Oktaviani Puspitasari berasal dari Probolinggo.(mg1/yr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar