Kamis, Oktober 30, 2008

Pita Merah

A Rodhi Murtadho

Pita merah melekat erat di kepang rambut. Tertali rapi disengaja. Menambah kesan hati. Tertarik, imut merayap. Menitip segala yang mengguncang hati. Adat meratap tak bertuan. Hanya menyalahkan. Tak tertahan degup jantung. Mencuat menadakan rasa dari pandang. Menggeliatkan seluruh asa yang memekakkan. Hanya harap bertambah cemas terus melayang. Tak juga mengguncang karena dia belum juga datang. Hanya bisa menjadi selayang pandang berdendang. Pada setiap kehidupan.
Daya menitihkan peluh Rani yang terjerambab dalam udara yang pekat dengan panas. Menari-nari di atas kulitnya yang mulus. Bersabar menunggu dia datang. Meski pandang terus malang melintang meresap ke segala pojok rindang. Siang tak pernah merasa kasihan. Hanya angin yang merayap menyapu halus menyejukkan hati.

”Selamat siang, Rani! Kau sudah menunggu lama?” tanya dia.
”Baru sebentar, hanya saja daun-daun itu sudah terlihat capek melambai. Semut-semut sudah enggan menitipkan pandang padaku. Mungkin sudah terlalu bosan.”
”Maafkan saya!”

Seperti biasa. Hanya diam membimbang menggelayut. Tak ada tutur menyanjung. Keromantisan dongeng cinta tak pernah ada. Kisah Romeo dan Juliet atau Laila dan Majnun atau Sampek dan Ingtek tak pernah memirip. Mereka menjadi kisah sendiri. Kisah yang tak pernah diceritakan menggema dalam dunia dongeng. Mungkin anggapan bahwa kisah seperti mereka tak enak untuk diceritakan. Menghalalkan segala macam norma.

Nasib semata yang menjadi arah penentu utama. Menjalani kisah dari ketidakwajaran. Pita merah melambai menghibur. Mencairkan suasana beku di antara panas menganga. Hanya ada degup jantung dan nafas yang teratur. Pandang sudah tak menyematkan kasihan. Amarah terpendam. Nyalang mata tersapu kelu. Rindu bertemu berubah semu. Setahu angin berhembus meyiratkan dengus. Hangus dan menghilang. Kebutuhan tetaplah menjadi kebutuhan. Hanya kaki jenjang penentu tujuan.

***

Rani sering bertemu dan bercengkrama dengan Anton. Dulu. Pemuda yang mengikrarkan rasa hati padanya. Rasa tertarik. Bukan sebagai teman. Sebagai seorang yang patut dirindu tentunya. Kekasih.
”Ran, bagaimana aku akan mengungkapkan isi hati lagi. Semua isi hatiku sudah kau ketahui. Kau sudah mengenal aku. Tapi mengapa kau tidak memberikan pasti padaku yang terus berharap padamu.”

”Maaf!”

Rani hanya melintas acuh. Membiarkan kecamuk terus bergelora dalam diri Anton. Namun bagaimanapun kharismanya membuat Anton tak bisa untuk sedetik pun melupakan. Mungkin juga rasa yang sudah melekat membuat bayang Rani terus tersenyum.

Tak ada kepercayaan dalam diri Rani. Membias maya dalam senyawa yang mudah terurai. Memudar. Bagi Rani, tak ada tempat bersandar selain dirinya dan kepercayaan. Menggantungkannya pada orang lain tanpa kepercayaan. Fatal. Menjadi budak yang mampu mengumpat diri sendiri. Tak bisa berlaku semestinya meski sekadar menghela nafas.

***

Rani bertemu dengan dia tanpa sengaja. Saling bercerita kehidupan. Saling menceritakan keluarga. Menguak diri dan derita hati. Memberedel segala uneg-uneg yang bersarang di hati. Tak ada sepakat. Hanya benang merah pengikat saling terikat. Membenamkan diri dalam kasih.

Rani menghampiri dia. Seperti biasa. Hanya tersenyum. Membuka sebagian mulutnya untuk sekadar menampakkan giginya yang runcing dan putih. Jembatan senyum yang tulus mengakrabkan mereka dalam binar kasih yang indah. belum ada atau bahkan tak ada yang mampu mengerti mereka. Hanya keikhlasan yang menyibakkan rasa. Kebutuhan yang menyatukan. Tak ada ikatan tentunya karena tak berizin.

Debaran jantung mendetakkan tangan mereka untuk memuaskan hasrat sejenak. Menggerayang mampir di segala lekukan dan pori yang menganga. Memainkan segala kelu yang tertahan. Hanya aliran-aliran nafas panas menghanyutkan. Pandang sudah melenggang. Mengikuti yang terasa. Tak terpejam dan tak juga memandang.

***


Dia keluar rumah dengan muka masam. Rambut berkepang dua. Bedak tipis sepertinya mampir sejenak. Bibir merekah berlip gloss. Pakaian yang ala kadarnya menutup. Tak peduli. Meski banyak bagian terawang dan merangsang pandang. Hanya keinginannya untuk bertemu dengan kekasih hati yang didamba. Terfokus segala arah mata melihat, curahan pikiran, tumpahan perasaan, mata hati.

Siang teramat megah dengan sinar matahari yang berbisa. Melumpuhkan keinginan dan harap yang tak kuat. Dia berjalan dan terus berjalan. Dia ingin sampai tujuan tepat waktu. Hambatan-hambatan ditepis. Segala upaya dilakukan dengan lihai. Menghindar secepat mungkin dari masalah yang terlihat. Acuh tak acuh.

”Hei, mau ke mana?”

Suara yang tiba-tiba menghenyakkan konsentrasi. Suara yang pernah dia kenal. Suara yang beberapa tahun lalu menemani. Suara yang selalu berkata mesra. Suara yang menghanyutkan dalam buaian mimpi. Melengking begitu keras. Mungkin sengaja untuk diteriakkan. Tergopoh-gopoh sosok kurus, tinggi semampai, dan tak atletis. Menghampiri.

Dia hanya menatap. Tak bisa berkata atau meratap. Tubuh kaku terpaku. Siang menghilang. Terang menggantinya dengan muram dan hitam. Kecewa dan tangis sedih berdatangan mengingatkan. Dia sejenak lupa dengan janji. Masa lalu membinarkan perasaan.

”Eeeh...”
”Kau terlihat tergopoh-gopoh. Pasti mau bertemu dengan pacarmu yang baru, ya? Tak usah bingung. Santai sajalah. Kekasihmu itu pasti menunggu.”
”Bu…bu…b…buk…i..iya. Aku mau bertemu dengannya sekarang.”

Sikap manis yang ditunjukkan Doni membuat jantung dia berdegup cepat. Menggetarkan semua bagian tubuh. Menggugupkan ucap. Memberatkan nafas. Malas untuk sekadar berkedip. Demam kangen sebagai manusia biasa membuatnya tak bisa berkutik. Berbuat sekehendak pikir. Hanya getaran-getaran yang membimbing dengan segala keraguan.

”Ya sudah. Tapi aku minta waktu sejenak. Kita makan es krim dulu di seberang jalan itu. Aku ingin ngobrol sebentar denganmu. Soalnya sudah sangat lama kita tidak bertemu. Sudah hampir…berapa ya? Setahun lebih…”
”Satu tahun empat bulan empat belas hari.”
”Mari kita ke sana sambil makan es krim.”

Pikir tak selamanya menyatu dengan hati. Apalagi laku yang ditunjukkan. Jarang untuk dipikirkan. Hanya perasaan menuntun. Meski segala protes menerjang dari segala sisi diri. Tak berpengaruh banyak ketika rasa ditindik dan diseret perasaan sendiri.

Meski hanya sekadar es penopang gemetar tangan. Namun tetap juga meleleh dan menampakkan keaslian. Jerambab ratap dalam binar pandang melayang pada kenangan. Pikiran kadang berpikir lain. Gerakan-gerakan masih dalam kewajaran bisa dikontrol. Hati tetap saja menggetarkan degup jantung cepat. Rasa kelam kembali datang. Meski sudah sepakat namun tak pernah bisa ingkari diri.

Sepi sendiri hanya dalam dunia sendiri. Otak berputar ingin segera menghindar. Menjalankan komitmen yang pernah diruntuhkan. Sekadar menepati janji hati. Bergegas pergi.

***

Rani jarang betah tinggal lama-lama di rumah. Perang rumah tangga sering terjadi. Menjadikan Ayahnya kalap dan bertindak kasar. Menampar, memukul, menendang Ibunya. Mengharuskan seorang Ibu yang patut dicintai selalu menangis kesakitan. Tersedu-sedu dengan muka memar dan lebam di sekujur tubuh. Air mata yang mengalir tak mengiba haru.

Derita yang melanda merasuk dalam diri Rani. Sakit yang menghiba Ibunya menjadi penderitaannya juga. Berpersepsi sendiri tentang sosok Ayah. Seorang laki-laki. Tertanam begitu dalam di benak.

Nilai tersimpan. Laki-laki berperawakan sama. Struktur tubuh sama. Keinginan sama. Kelakuan tentu akan sama juga. Penderitaan tentu akan sama dirasa. Ibu dan dirinya adalah perempuan. Tentu akan bernasib sama jika mendekati yang sama didekati oleh Ibu dan para perempuan.

Namun kadang juga Rani merasa canggung dengan yang dinilai. Derita yang dirasakan Ibu adalah bentuk kasih dari ayah. Hal itu yang pernah dikatakan Ibu kepada Rani. Tentu Ibu suka dengan derita itu. Dan jika tindakan itu disukai Ibu, tentu saja Ayah akan kalap. Terus menyiksa dengan dalih kasih.

Ayah suka melihat Ibu menderita. Ibu juga suka untuk disiksa. Apalagi melihat kepuasan Ayah. Ibu akan tersenyum di antara benjolan-benjolan hantaman. Ayah juga ikut tersenyum ketika Ibu menampakkan gigi yang kadang tanggal atau berdarah.

***

Pegkhianatan atas nama apapun tetaplah menjadi sebuah khianat. Sudah tak mampu menjalankan amanat yang terbebani sebelum dikhianati. Dia merintih tengah malam hingga pagi. Bukan sakit dari badan. Hati tertancap pisau khianat dari kekasih. Janji yang dirasa sebagai sebuah rasa manis berubah menjadi pahit dan kalut ketika dihinggapi kepalsuan.

Rasa yang menggelembung dan membumbung pecah tak bersisa. Kisah kasih suci yang terukir seakan menjadi permainan semata. Dia tahu kalau Doni yang dicintainya menjalin kisah kasih dengan banyak perempuan. Dia tak bisa melakukan apa-apa selain menangis dan selalu mengutuknya dengan berbagai macam umpatan. Dia sangat kecewa dengan Doni. Seorang laki-laki. Pengkhianat.

Janji di hati dan sumpah di mulut diucap. Meski tak didengar telinga seorang pun, dia tetap menjalani. Tak ada kasih untuk Doni dan orang semacamnya. Hanya merayu dan cumbu mengganggu. Akan dibuang seperti tebu jika sudah dikercap. Cumbu rayu akan dirindu. Mengharu biru dalam kelam petang. Tatap pandang hanya sebuah dendang penyenang.

***

Dia melangkah tertatih-tatih. Mengharapkan kekasih masih menunggu kedatangan. Dia tahu kalau dirinya tidak tepat waktu. Panas yang menyengat membuat keringat bercucuran dan terengah-engah. Dia hanya bisa berpasrah.

Lanskap cucuran perasaan menjadi melegakan ketika dia tahu kalau yang menunggunya masih setia di sana. Belahan-belahan jiwa yang tercecer dalam perjalanan seakan ditemukannya kembali. Kerinduan akan pelukan menadakan kasih yang mendalam.

”Selamat siang, Rani! Kau sudah menunggu lama?” tanya dia..
”Baru sebentar, hanya saja daun-daun itu sudah terlihat capek melambai. Semut-semut sudah enggan menitipkan pandang padaku. Mungkin sudah terlalu bosan.”
”Maafkan saya!”

Kebimbangan dalam perjalanan menghantuinya. Namun tekad yang sudah dibangun tak bisa begitu saja dia tinggalkan. Kasih sayang kepada laki-laki sudah habis terbuang. Dia hanya mau tahu kalau Rani adalah orang yang tepat untuk dirinya. Tempat berkasih. Dia terdiam tak berucap.

Rajuk suasana melantunkan senang. Gairah nyalang tumbuh dan terbakar. Ciuman umpatan. Saling meremaskan dada mendempetkan tubuh. Tangan tak berhenti saling mengelus dan menyingkirkan rambut yang terurai menghalangi. Panas matahari atau orang menaruh jijik tak mendera. Tak mengganggu. Kenikmatan memberi segala. Lupa. Pinggir jalan menjadi saksi. Penjaja roti, penjual minuman, dan orang-orang berlalu lalang bersaksi. Dia dan Rani meloncat ke kali.

Lamongan, 19 Agustus 2006

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt