Agus Buchori *
surabaya.tribunnews.com
Kambing dan Hujan, novel karya Mahfud Ikhwan ini dibedah di aula cendekia Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan, Rabu (11/11/2015) silam. Menghadirkan sang penulis, pelajar SMA dan komunitas penulis Forum Lingkar Pena Lamongan.
Mahfud Ikhwan berkisah, novel yang ia buat ini mengambil latar kisah interaksi sosial pengikut NU dan Muhammadiyah. Dua ormas terbesar di Indonesia ini sangat jarang diulas dalam kisah fiksi. Judul yang unik, Kambing dan Hujan, menurutnya sekadar kata yang bisa ia tangkap ketika naskahnya hendak dikirim ke Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Seperti yang diutarakannya saat sesi tanya jawab, judul unik dan isi tulisan menarik yang menjadikan karyanya diganjar menjadi pemenang pertama dalam sayembara menulis novel yang diadakan DKJ tahun 2014.
Penulis kelahiran Lamongan ini menambahkan, di samping isu sosial, novelnya menyisipkan romantismenya, jalinan asmara antara Miftahul Abrar yang tumbuh di keluarga Muhammadiyah dengan Nurul Faiza, putri tokoh NU.
Mahfud juga membagikan tip menulis bagi peserta bedah buku yang didominasi pelajar agar jangan takut menulis. "Tulislah apa yang kamu suka, banyak membaca, membaca dan membaca. Hakekatnya menulis adalah merangkai huruf yang akhirnya menjadi ribuan kata sebagaimana orang membuat ribuan lagu dari tujuh nada saja," paparnya.
Mahfud menegaskan bila dirinya tidak menulis untuk bekerja, tetapi bekerja untuk menulis. Seperti yang dikisahkan moderator yang pula teman kuliahnya, Anas Age, bahwa Mahfud adalah penulis yang betul-betul penulis pejuang. Mahfud, sebutnya, bukan dari golongan kelas menengah. Ia anak petani biasa yang beribukan seorang TKW namun sanggup menghasilkan karya yang luar biasa.
Terbukti, novelnya Kambing dan Hujan terpilih sebagai juara pertama dalam sayembara menulis novel DKJ tahun 2014 silam.
*) Arsiparis/ Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan
http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/18/menguliti-kambing-dan-hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar