http://radarmojokerto.co.id/
Kolaborasi apik dua sastrawan muda, Sosiawan Leak dan Saiful Bakri terdengar indah dalam rangkaian penutupan Mojokerto Art Festival (Moral) di GOR Majapahit, Mojokerto Kamis malam (19/11).
Dua seniman ini membacakan karya puisinya sendiri dengan apik secara bergantian. Leak membacakan puisinya yang berjudul Negeri Kadal sedangkan Saiful membacakan puisi yang berjudul Hmmm...
''Negeri kami negeri kadal. Negeri yang tak pernah sepi dari juluran lidah. Menjelma dasi, panji-panji hingga janji-janji,'' tukas Leak dengan ekspresi muka yang memerah.
Kolaborasi apik dua sastrawan muda, Sosiawan Leak dan Saiful Bakri terdengar indah dalam rangkaian penutupan Mojokerto Art Festival (Moral) di GOR Majapahit, Mojokerto Kamis malam (19/11).
Dua seniman ini membacakan karya puisinya sendiri dengan apik secara bergantian. Leak membacakan puisinya yang berjudul Negeri Kadal sedangkan Saiful membacakan puisi yang berjudul Hmmm...
''Negeri kami negeri kadal. Negeri yang tak pernah sepi dari juluran lidah. Menjelma dasi, panji-panji hingga janji-janji,'' tukas Leak dengan ekspresi muka yang memerah.
Saiful Bakri pun menyambutnya. ''Bagaimana mungkin aku jabat tanganmu dengan rasa tulus. Setelah kau lemparkan api yang membakar jiwa kami,'' tuturnya.
Saling sahut-menyahut dengan rangkaian bait-bait puisi itu, membuat penonton terkesima dengan penampilan dua sastrawan ini.
Sebelumnya, dua sastrawan ini bergantian membacakan satu judul puisi saja. namun pada akhir acara, kedua bersepakat untuk membawakannya dengan cara berahutan.
Sementara itu, Sosiawan Leak saat dikonfirmasi mengatakan bahwa Negeri Kadal yang telah diciptakannya hanyalah sebuah dunia fiksi saja. tak lebih dari itu. ''Itu negeri kadal. Bukan negeri Indonesia lhi ya,'' kata Leak beberapa menit sebelum pementasan.
Ia menceritakan, meski cerita itu ada di dunia lain, namun pembuatan puisi tersebut merupakan kritik sosial bagi seluruh negeri ini. ''Di negeri kadal ini menceritakan bahwa semua orang berpakaian licin, berkulit bersih, namun lidahnya selalu menjilat,'' katanya.
Selain membacakan puisi Negeri Kadal, Leak juga membacakan 4 puisi lainnya. Yakni puisi andalannya yang bertajuk Dunia Bogambola, Aku Tulis Puisi, Pejantan Babi, dan Phobia.
Hal yang sama juga dibacakan oleh Saiful Bakri. Sang sastrawan asal Mojokerto ini juga membacakan 5 puisinya. Yakni Kopi Pahit, Inilah, Susi, Patah Hatiku, Hmmm.... (mg2/yr)
Saling sahut-menyahut dengan rangkaian bait-bait puisi itu, membuat penonton terkesima dengan penampilan dua sastrawan ini.
Sebelumnya, dua sastrawan ini bergantian membacakan satu judul puisi saja. namun pada akhir acara, kedua bersepakat untuk membawakannya dengan cara berahutan.
Sementara itu, Sosiawan Leak saat dikonfirmasi mengatakan bahwa Negeri Kadal yang telah diciptakannya hanyalah sebuah dunia fiksi saja. tak lebih dari itu. ''Itu negeri kadal. Bukan negeri Indonesia lhi ya,'' kata Leak beberapa menit sebelum pementasan.
Ia menceritakan, meski cerita itu ada di dunia lain, namun pembuatan puisi tersebut merupakan kritik sosial bagi seluruh negeri ini. ''Di negeri kadal ini menceritakan bahwa semua orang berpakaian licin, berkulit bersih, namun lidahnya selalu menjilat,'' katanya.
Selain membacakan puisi Negeri Kadal, Leak juga membacakan 4 puisi lainnya. Yakni puisi andalannya yang bertajuk Dunia Bogambola, Aku Tulis Puisi, Pejantan Babi, dan Phobia.
Hal yang sama juga dibacakan oleh Saiful Bakri. Sang sastrawan asal Mojokerto ini juga membacakan 5 puisinya. Yakni Kopi Pahit, Inilah, Susi, Patah Hatiku, Hmmm.... (mg2/yr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar