Minggu, Januari 25, 2009

Tabung Cahaya

Zelfeni Wimras
http://www.jawapos.com/

''Ibu, anak jantanmu pulang!''

Tapi, suaraku berganti bulatan-bulatan udara, seperti gelembung sabun, berkejaran di atas kepalaku. Suhu dalam tubuh seketika berganti. Arus hangat menderas dari jantungku berganti aliran dingin, menyergap tulangku. Tanganku merasakan sesuatu yang licin. Lumut hijau kehitaman yang membungkus cabang manggis yang sedang kugelantungi pecah. Air keruh menyebar. Serpihan lumut melintas di depan kacamataku. Kukerdipkan mata. Menggeleng. Pecahan lumut itu menyebar. Sebagian menempel di dinding bekas rumah yang juga dibungkus lumut.
Dingin makin terasa. Aku tahan-tahan gigil di pangkal lenganku. Sejenak memandang ke beberapa arah. Arus keruh dari anak sungai kadang menghalangi pemandangan. Seperti arus itu jugakah waktu mengubah keadaan? Kadang tenang dan menenteramkan, tak jarang pula garang dan lesat seperti kilat.

Ketika di�Tanjuang Pauah akan dibangun dam skala kecil pembendung Batang Maek, anak Sungai Kampar Kanan, aku genap 9 tahun.

Aku dan teman-teman sering bertengkar bagaimana cara membaca papan besar bertuliskan: Electric Power Service Co. Ltd yang terpajang nyaris di tiap simpang jalan. Terlintas cerita, di kampung kami akan dibangun waduk besar. Muara Kampar Kanan dengan Batang Maek akan diempang dengan beton, sehingga air akan terkumpul seperti danau.

''Bagaimana kalau air tergenang, di mana kita akan mengembalakan kerbau?"

''Kalau air tergenang, kita bisa mandi-mandi, berenang, berperahu sepuasnya, atau memancing sepanjang hari!''

''Bodoh! Kebun sawit bapakmu mau dikemanakan?''

Umurku bertambah setahun. Orang-orang yang menulis papan besar dengan Electric Power Service Co. Ltd datang lagi membawa usulan: Membangun dua buah bendungan di Tanjuang Pauah dan Koto Panjang atau bendungan tunggal berskala besar di Koto Panjang?

Aku mulai melupakan usiaku ketika rencana demi rencana terus berjatuhan. Para perancang bendungan itu berdatangan dari negeri yang jauh. Pilihan jatuh pada bendungan tunggal di Koto Panjang. Aku dengar, tinggi bendungannya 58 meter.

Aku sering cengang kiri cengang kanan mendengar orang-orang kampung meributkan 26.444 rumah, 8.989 hektare kebun-sawah, jalan negara 25,3 km, dan jalan provinsi 27,2 km akan terbenam bila bendungan itu sudah digenang. Sedangkan, bendungan satu lagi yang dibuat setinggi 38 meter juga akan menenggelamkan 390 rumah, 1.860 hektare sawah-kebun, dan jalan negara sepanjang 16 km.

Kakek-kakekku, paman-pamanku, dan bapak-bapakku yang terpandang mulai bergairah menggalang massa dengan jargon kebulatan tekad. Tokoh adat, pemuka agama, pemuda, pemerintah siap berkorban untuk mewujudkan pembangunan bendungan raksasa itu.

Aku terdesak. Tersedak. Makin lupa pada usia sendiri. Bapak-bapakku, kakek-kakekku, paman-pamanku terus sibuk menggalang kesepakatan. Proyek besar di ambang saku-saku. Langkah cepat diambil. Seluruh harta kekayaan penduduk yang bakal tenggelam didaftar. Pohon, rumah, pekarangan, sawah, semua dicatat.

Penduduk dilarang membangun atau membuka lahan pertanian baru. Pembangunan sarana dan prasarana umum seperti puskesmas, pasar, atau juga sekolah bahkan jalan sepanjang 35 kilometer di daerah ini tidak lagi diperhatikan.

Semangat bapak-bapakku, kakek-kakekku, paman-pamanku menyala-nyala. Kebulatan tekad digelar di mana-mana. Di Desa Pulau Godang, kebulatan tekad dibacakan para datuk, orang-orang terpandang kami. Acara diawali dengan penyerahan sebilah keris dan miniatur perahu. Kampung kami diserahterimakan dan kami akan dipindahkan. Kemudian, ditempatkan kembali seperti kumpulan keluarga sebelumnya agar adat dan tradisi kami tidak hilang.

Pemberian SK pembebasan tanah telah dilangsungkan. Tak menghiraukan desakan untuk menghentikan proyek Koto Panjang dari mereka yang peduli. Exchance Note (EN) tetap ditandatangani atas proyek bernama: Koto Panjang Hydroelectric Power and Asosiated Transmision Line Project.

***

Waktu yang kilat. Usiaku beringsut ke tepi. Di telinga berdesakan kalimat: ''Ganti rugi tidak bermasalah.''

''Kita di ambang kecerahan.''

''Industri hilir bisa lebih maju.''

''Sawit dan karet kita hancur, Mak!''

''Jadi, bagaimanapun, pembangunan harus diteruskan.''

''Kita berkubur di sini saja, Nak.''

''Tidak, kamu harus terus sekolah!''

''Di kampung kita yang baru, apa ada sekolah?''

''Ayo berteka-teki: Ditutup selebar kuku, dibuka seluas alam, apa itu? Jangan picingkan matamu, Nak!''

''Gajah yang bermukim di lokasi harus diselamatkan dengan memindahkannya ke tempat perlindungan yang cocok.''

''Ibu, jangan sakit, Ibu!''

''Keluarga yang kena dampak proyek tingkat kehidupannya harus sama atau lebih baik dari kehidupannya di tempat lama.''

''Ayah, kau juga tergiur? Kau biarkan kami terhuyung-huyung begini?''

''Persetujuan pemindahan bagi yang terkena dampak proyek prosesnya harus dilakukan dengan adil dan merata!''

''Ibu! Kenapa tanganmu dingin?''

''Kerbau-kerbau itu dijual saja. Setelah dapat rumah pengganti, kita pergi jauh-jauh dari sini!''

***

Sepanjang tahun 1991, persetujuan pemindahan dan ganti rugi menjadi teriakan yang menghabiskan ludah. Tuntutan demi tuntutan disampaikan dengan mendatangi kantor-kantor pemerintah. Action plan diserahkan. Penampungan dirancang di Koto Ronah dan Muaro Takuih. Dana tahap dua diturunkan. Syarat-syarat pemindahan yang ditetapkan telah dipenuhi. Kontrak perjanjian secara resmi dibuat. Masyarakat mulai dipindahkan ke lokasi permukiman baru.

Januari yang lain. Aku terjaga. Usiaku 23 tahun, ternyata. Tapi, ibu, aku sudah tidak di sana lagi. Kabarnya, setelah kepergianku ke Jakarta, pembangunan mulai dilaksanakan. Dari ranah yang jauh dan acuh, aku hanya seorang yang tak pernah berhasil untuk lupa. Selalu kudengar hiruk-pikuk tak berkesudahan. Berimpitan. Di telingaku terdengar ribut. Tapi, di telinga lain mungkin berubah jadi nyanyian paling merdu.

Yang ingin merengek, merengeklah. Meratap, merataplah. Bernyanyi, bernyanyilah. Semua mesti didendangkan atas nama kemajuan, kemakmuran orang banyak. Silakan mengadukan kasus ganti rugi. Bila perlu, didampingi pengacara.

Katakan: Bendungan selesai dibangun dan penggenangan percobaan dilakukan, tapi kami kehilangan tanah air kami yang sebenarnya. Penggenangan secara resmi, penekanan tombol penurunan pintu-pintu sekat air dam digelar. Sirene di hati kami tak kalah lengkingnya. Kami tak ingin diberi kampung baru yang bisu, tanpa sejarah, tanpa kenangan.

Oi, bapak-bapak yang mengerti urusan perumahan, kami bukan tak suka dimukimkan di penampungan baru, bukan tak mau menerima lahan kebun karet yang bapak janjikan. Kami hanya tidak ingin terkapar di ketidakmengertian. Kami tak ingin terjerat di kesemrawutan.

Ah. Mengapa hanya mendiskusikannya di ruang-ruang seminar, lalu sama-sama sepakat mengatakan bahwa penyebab banjir besar tidak bisa dilepaskan dari pengaruh adanya dam raksasa itu?

***

Kulepaskan genggaman tanganku dari cabang manggis itu. Aku seperti anak siamang yang belajar berayun. Sejenak kunikmati baju lumut di batangnya. Daun-daunnya luluh, mencair. Batang manggis ini dulu tumbuh subur di tikungan menjelang masjid. Kami menyebutnya manggis sumatera. Konon, kala perang dulu, tentara Belanda sangat menyukainya.

Dua kelok menjelang batang manggis sumatera itu membangkai gedung sekolah dasar tempat dulu bocah-bocah bercita-cita tinggi menggilai pensil dan buku-buku. Kini, tak beratap lagi. Sekitar 500 meter lagi setelah masjid, ada sebatang kelapa menjulang tinggi di pekarangan rumah beratap daun rumbia. Ke sana aku kini. Di sisi batang kelapa itu, ibuku berkubur.

Aku masih ingin berlama-lama dengan pemandangan ini. Sudah tak terhitung waktu yang melesat sampai aku didamparkan di ruang berlumut ini. Lumut kenangan, lumut sunyi, lumut yang menyakitkan. Aku betulkan masker air di mulutku. Aku tidak leluasa mengatur napas melalui selang yang disambungkan ke tabung oksigen di punggungku. Aku merasa seperti anak siamang yang belajar berayun. Kaku. Sementara gelembung-gelembung air di depanku terus berkejaran.

Kupandangi tiang-tiang listrik yang kuyup dan karatan tegak lurus menunjuk langit. Tak ada lagi cahaya yang akan dikirim ke rumah-rumah yang membangkai. Di daratan sudah ada yang menggantikan. Tiang-tiang yang lebih baru dan kukuh.

Bagaimana lagi, bubur sudah matang. Kenapa mengidam nasi? Lapangan bola sudah jadi rawa. Berbidang kebun karet membusuk. Sawit mati muda (walau lukisannya terpahat manis di koin seribu). Berhektare sawah membentang sia-sia. Demi kemajuan, tak ada padi yang bernas setangkai. Apalah daya tangan ibuku yang mengeras di hulu cangkul. Bertahun-tahun ia tampar sekawanan humus dan lumpur-lumpur bumi ini. Di gulungan tali kerbau, di serajut rumput, di onggokan tahi kambing, nasib berpilin-pilin tak terkemasi.

Jika senja meretas langit, burung-burung pulang ke sarang, ibu terseok di pelipis jalan, seperti kayu bakar. Tak boleh bertunas, tak boleh berdaun, tidak boleh basah. Lalu, siapa saja boleh jadi api. Siapa saja boleh jadi tungku. Jadi periuk, jadi kuali. Siapa saja boleh jadi kangkung, jadi daun ubi. Siapa saja boleh jadi garam, jadi daun kunyit, atau jadi air yang mendidihkan.

***

Tabung oksigen dan perlengkapan renang ini kusewa di kedai-kedai kecil sepanjang jalan di pinggir bendungan Koto Panjang. Bekas kampungku itu kini telah jadi objek wisata bahari. Banyak turis ingin menyelaminya.

Saat memeluk nisan ibu yang dingin, lidahku terasa pahit. Gelembung-gelembung air makin banyak, berkejaran di atas kepalaku. Doa-doa untuk ibu yang kurapal-rapal sejak berangkat dari Jakarta seketika lenyap.

Arus hangat kembali menyebar dari jantung sampai ke punggungku. Seperti ada yang berdenging pada tabung oksigen yang kusandang. Cahaya kebiruan memancar dari sana. Rumah-rumah yang sudah lepuh di sekelilingku pun berbinar. Cahaya keperakan juga berpijar dari bekas bangunan sekolah dan masjid.

Dari ujung jalan menuju kebun karet, aku lihat ibu dan ayah berbimbingan. Di punggung mereka juga melekat tabung bercahaya seperti yang kupakai. Mereka melambai-lambaikan tangannya padaku.

''Pulang juga kau akhirnya, Nak?'' (*)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt