M. Romandhon
http://www.tempo.co.id/
Di era globalisasi ini kita harus memiliki berbagai terobosan dalam mengikuti perkembangan zaman. Penekanan lebih dalam harus diberikan di bidang pendidikan. Apalagi ketika mutu pendidikan Indonesia dewasa ini berada dalam kondisi sangat parah, terutama di bidang matematika.
Data UNESCO berdasarkan penelitian "Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS)" pada 1999, menempatkan mutu pendidikan matematika Indonesia di tingkat ke-34 dari 38 negara. Sedangkan hasil penelitian tim Programme of Internasional Student Assessment (PISA) menunjukkan Indonesia menempati peringkat kesembilan dari 38 negara pada literatur matematika.
Anehnya, meski penelitian TMMS yang dipublikasikan pada 26 Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura, pada kenyataannya prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara itu.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya mencapai skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 609 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Pendeknya, waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.
Dengan melihat kondisi pendidikan yang terjadi sekarang ini, Ahmad Halim Fhatani menulis buku Ensiklopedi Matematika. Ia berikhtiar menumbuhkan kecintaan terhadap matematika lewat biografi tokoh matematika dunia yang berjasa dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan matematika. Bukan hanya tokoh yang berasal dari Barat dan Timur yang dimuat dalam buku ini, ada juga beberapa calon tokoh matematika yang berasal dari Indonesia. Hal ini disengaja oleh penulis sebagai motivasi kepada generasi muda bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia juga memiliki ahli di bidang matematika.
Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang siswa benci terhadap pelajaran ini. Sebagai contoh, tidak jarang kita jumpai praktek dari pengajar matematika yang cenderung otoriter. Banyak guru terburu-buru menjejalkan rumus dan berbagai konsep matematika. Demi mengejar target, belum lagi murid memahami satu topik, guru sudah melompat ke topik lain.
Hasilnya, alih-alih pintar, setelah bertahun-tahun bergumul dengan angka-angka, para murid tetap saja "buta" matematika. Tak jarang anak mendapat stigma bodoh gara-gara nilai matematikanya buruk akibat guru yang tidak mahir mengajar.
Padahal, seperti kita ketahui bersama, induk semua peradaban dan kemajuan teknologi dewasa ini disebabkan oleh perkembangan matematika. Tak bisa dimungkiri, berbagai macam perkembangan matematika telah kita nikmati dalam pelbagai aplikasi teknologi dan sains yang memudahkan kehidupan manusia. Matematika selalu mendasari segala pola kehidupan kita sebagai manusia.
Sehingga tidak berlebihan kiranya kita menyebut bahwa tanpa matematika kita tidak akan mungkin bisa berperadaban dan maju selangkah demi selangkah menuju ke kesempurnaan kehidupan, meski kesempurnaan itu sendiri adalah kesempurnaan nisbi. Karna itu, mencintai dan mengenal matematika adalah mutlak bagi siapa pun.
Matematika merupakan "ilmu" yang ditemukan oleh orang-orang terdahulu. Kiranya hal ini bisa memberi ilham bagi paradigma pembelajaran yang bersifat konstruktif. Dan ini yang menjadi peran penting sejarah matematika dalam proses pembelajaran. Bagaimana kegigihan dan kesungguhannya dalam melakukan penelitian? Dari sini kemudian siswa pun dapat mengambil teladan dari tokoh matematika tersebut. Sehingga tradisi "matematika" dewasa ini dapat tumbuh berkembang sebagaimana pada masa-masa silam.
Melalui buku Ensiklopedi Matematika ini, sang penulis, Abdul Halim Fhatani, mengumpulkan data-data tokoh dari berbagai sumber, baik Internet, buku teks, media massa, maupun makalah, dan lain sebagainya. Sehingga dalam buku ini banyak data tokoh yang diangkat kurang lengkap dan terkesan meloncat-loncat dalam menginterpretasikan setiap tokoh. Akan tetapi, buku ini juga memuat perihal para tokoh matematika yang sebelumnya banyak orang tidak mengetahuinya.
*) Staf Peneliti Pendidikan The Hasyim Asyari'e Institute Yogyakarta.
Judul buku: Ensiklopedi Matematika
Penulis: Ahmad Halim Fhatoni
Penerbit: Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Cetakan: Mei 2008
Tebal: 540 hlm.
http://www.tempo.co.id/
Di era globalisasi ini kita harus memiliki berbagai terobosan dalam mengikuti perkembangan zaman. Penekanan lebih dalam harus diberikan di bidang pendidikan. Apalagi ketika mutu pendidikan Indonesia dewasa ini berada dalam kondisi sangat parah, terutama di bidang matematika.
Data UNESCO berdasarkan penelitian "Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS)" pada 1999, menempatkan mutu pendidikan matematika Indonesia di tingkat ke-34 dari 38 negara. Sedangkan hasil penelitian tim Programme of Internasional Student Assessment (PISA) menunjukkan Indonesia menempati peringkat kesembilan dari 38 negara pada literatur matematika.
Anehnya, meski penelitian TMMS yang dipublikasikan pada 26 Desember 2006 menunjukkan bahwa jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura, pada kenyataannya prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara itu.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya mencapai skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 609 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Pendeknya, waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.
Dengan melihat kondisi pendidikan yang terjadi sekarang ini, Ahmad Halim Fhatani menulis buku Ensiklopedi Matematika. Ia berikhtiar menumbuhkan kecintaan terhadap matematika lewat biografi tokoh matematika dunia yang berjasa dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan matematika. Bukan hanya tokoh yang berasal dari Barat dan Timur yang dimuat dalam buku ini, ada juga beberapa calon tokoh matematika yang berasal dari Indonesia. Hal ini disengaja oleh penulis sebagai motivasi kepada generasi muda bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia juga memiliki ahli di bidang matematika.
Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seorang siswa benci terhadap pelajaran ini. Sebagai contoh, tidak jarang kita jumpai praktek dari pengajar matematika yang cenderung otoriter. Banyak guru terburu-buru menjejalkan rumus dan berbagai konsep matematika. Demi mengejar target, belum lagi murid memahami satu topik, guru sudah melompat ke topik lain.
Hasilnya, alih-alih pintar, setelah bertahun-tahun bergumul dengan angka-angka, para murid tetap saja "buta" matematika. Tak jarang anak mendapat stigma bodoh gara-gara nilai matematikanya buruk akibat guru yang tidak mahir mengajar.
Padahal, seperti kita ketahui bersama, induk semua peradaban dan kemajuan teknologi dewasa ini disebabkan oleh perkembangan matematika. Tak bisa dimungkiri, berbagai macam perkembangan matematika telah kita nikmati dalam pelbagai aplikasi teknologi dan sains yang memudahkan kehidupan manusia. Matematika selalu mendasari segala pola kehidupan kita sebagai manusia.
Sehingga tidak berlebihan kiranya kita menyebut bahwa tanpa matematika kita tidak akan mungkin bisa berperadaban dan maju selangkah demi selangkah menuju ke kesempurnaan kehidupan, meski kesempurnaan itu sendiri adalah kesempurnaan nisbi. Karna itu, mencintai dan mengenal matematika adalah mutlak bagi siapa pun.
Matematika merupakan "ilmu" yang ditemukan oleh orang-orang terdahulu. Kiranya hal ini bisa memberi ilham bagi paradigma pembelajaran yang bersifat konstruktif. Dan ini yang menjadi peran penting sejarah matematika dalam proses pembelajaran. Bagaimana kegigihan dan kesungguhannya dalam melakukan penelitian? Dari sini kemudian siswa pun dapat mengambil teladan dari tokoh matematika tersebut. Sehingga tradisi "matematika" dewasa ini dapat tumbuh berkembang sebagaimana pada masa-masa silam.
Melalui buku Ensiklopedi Matematika ini, sang penulis, Abdul Halim Fhatani, mengumpulkan data-data tokoh dari berbagai sumber, baik Internet, buku teks, media massa, maupun makalah, dan lain sebagainya. Sehingga dalam buku ini banyak data tokoh yang diangkat kurang lengkap dan terkesan meloncat-loncat dalam menginterpretasikan setiap tokoh. Akan tetapi, buku ini juga memuat perihal para tokoh matematika yang sebelumnya banyak orang tidak mengetahuinya.
*) Staf Peneliti Pendidikan The Hasyim Asyari'e Institute Yogyakarta.
Judul buku: Ensiklopedi Matematika
Penulis: Ahmad Halim Fhatoni
Penerbit: Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Cetakan: Mei 2008
Tebal: 540 hlm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar