Selasa, Agustus 05, 2008

PENGORBANAN CINTA

Zahrotun Nafila

Suasana kampus sangat ramai, karena besok hari Minggu. Sekampus akan mengadakan liburan ke Malang. Hati Mawar saat itu sangat senang karena dia ingin menyegarkan pikirannya dengan berlibur. Sepulangnya dari kampus, Mawar menceritakan kepada orang tuanya, kalau dia ingin mengikuti liburan ke Malang. Orang tuanya mengizinkan kalau sahabatnya Elis juga ikut.
Pagi itu Mawar dan Elis bersiap-siap untuk berpamitan kepada orang tuanya masing-masing. Mereka berdua berangkat bersama untuk pergi ke kampus. Setibanya di kampus, semua anak-anak sudah masuk ke dalam bus hanya tinggal menunggu Mawar dan Elis. Saat Mawar dan Elis masuk ke dalam bus. Mereka sudah tak dapat tempat duduk. Untung ada cowok yang udah nyiapin tempat duduk untuk mereka. Elis duduk di belakang Mawar. Sedangkan Mawar duduk di samping cowok itu. Saat Mawar duduk di samping dia, hati Mawar merasa deg-degan.

“Hai nama kamu siapa? Kenalan dong!” ujar Terry dengan mengulurkan tangannya.
“Namaku Mawar. Kalau di belakang aku itu sahabatku. Namanya Elis. Kalau nama kamu siapa?” ucap Mawar dengan gerogi.
“Namaku Terry. Oh ya Mawar, ruangan kamu ada di sebelah mana sih? Kok aku nggak pernah ketemu ama kamu?” Terry berbicara sambil menatap kedua mata Mawar.
“Ruangan aku ada di depan ruangan kamu. Kamu itukan anak baru yang direbutin satu ruangan aku. Kata mereka, kamu itu paling tampan satu kampus.” Mawar sangat malu dalam bercandanya.
“Masak sih? Bukannya kamu sendiri yang naksir sama aku?” Terry berbicara yang sebenarnya karena dia juga lagi jatuh cinta sama Mawar.

Setiba di Malang, Mawar dan Elis memesan hotel bersama. Setelah itu mereka membersihkan kamar tidurnya. Tiba-tiba mereka mendengar ketukan pintu. Tok…tok… Saat Mawar membuka pintu, dia sangat tersentak. Ternyata yang datang adalah Tery. Dia tidak menyangka kalau Tery begitu perhatian dengannya. Tery memberikan makanan kepadanya. Setelah itu Tery pergi. Beberapa saat kemudian, Mawar membawa makanan itu masuk. Dan memakannya bersama Elis. Karena hari sudah malam, setelah selesai makan Mawar dan Elis pun langsung beranjak ke kamar. Mereka tidur.
Bangun dari tidur, Mawar menemukan surat di atas meja. Mawar langsung membuka dan membacanya.

Untuk Mawar
“Aku tunggu kamu di taman depan hotel kamu. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu. Cepat datang ya..!”
Terry

Setelah menerima surat itu Mawar meminta pendapat dari Elis. Apakah dia harus datang apa tidak. Elis menyuruh Mawar untuk datang, karena dia sangat kasihan sama Tery. Nanti dia nunggunya terlalu lama.

Setelah tiba di taman, Mawar menghampiri Tery.
“Tery, kamu mau ngomong apa kok kayaknya serius banget?” tanya Mawar dengan heran.
“Aku cinta sama kamu Mawar. Apa kamu mau jadi pacar aku?” Tery menatap mata Mawar. Dan memegang kedua tangan Mawar. Mawar sangat tersentak karena secepat itu Tery langsung mengutarakan isi hatinya. Tapi Mawar tidak bisa menolak karena dia juga sangat mencintai Tery dari pandangan pertama.
“Iya, aku mau jadi pacar kamu.” Mawar mengambil keputusan sendiri dari perasaannya. Selesai bercanda, mereka melanjutkan perjalanan ke hotel.

Setibanya di hotel, Mawar menceritakan hubungannya dengan Tery kepada sahabatnya. Elis. Setelah mendengar cerita Mawar, Elis sangat senang karena sahabatnya sudah mempunyai pendamping hidupnya.

“Tok….tok….Mawar!”
“ Iya, sebentar. Elis tolong bukakan pintunya.” pinta Mawar kepada Elis. Elis pun beranjak dari tempat duduknya. Dan membuka pintu itu.
“Oh ya, ada apa Pak ?” sapa Elis dengan membuka pintu.
”Besok pagi kalian harus siap-siap, karena besok kita akan pulang” ucap Pak Guru sembari memberi peringatan.
“Iya Pak!!!” jawab Elis dan Mawar dengan serentak. Mendengar perintah dari pak guru, mereka langsung tidur karena besok harus bangun pagi-pagi.

Pagi itu Mawar dan Elis sibuk untuk mengemasi barang-barangnya. Setelah selesai, mereka menuju ke dalam bus. Saat duduk di dekat Tery, Mawar sangat senang. Dan waktu itu juga, Tery memberikan sebuah cincin dan memasukkan ke dalam jari manis Mawar. Mawar sangat cantik memakai cincin itu.

Setibanya di rumah, Mawar menggerakkan tangannya untuk menelpon Tery.
“Kring….kring….” bunyi telepon berdering.
“Hallo ini siapa ya?”
“Tery, ini aku, Mawar. Gimana, apa kamu udah nyampek rumah atau belum?”
“Udah kok. Aku udah nyampek. Kalau kamu gimana?”
“Aku juga udah nyampek. Oh ya Ter, kamu udah cerita belum sama orang tua kamu tentang hubungan kita?”
“Udah, orang tuaku ngrestuin hubungan kita. Dan besok malam aku akan ngelamar kamu.”
“Udah ya Ter, aku tutup dulu teleponnya. Soalnya mama dan papa lagi nunggu makan malam.”
Mawar menutup teleponnya. Setelah itu beranjak untuk menutup pintu rumahnya. Dengan hati yang sangat senang, Mawar menceritakan kepada kedua orang tuanya. Ia bilang kalau besok malam Tery dan keluarganya akan melamarnya.

Keesokan malamnya, Mawar kelihatan sangat cantik. Dan Tery kelihatan sangat tampan. Saat duduk berdua, mereka seperti seorang Pangeran dan Cinderella. Mama Mawar menyuruh Mawar untuk mengambilkan minuman buat Tery dan keluarganya. Sebelum minuman itu sampai di meja tamu, Mawar mendengarkan pembicaraan tentang asal usul Mawar. Mama Mawar bilang bahwa Mawar bukanlah anak kandung mereka. Tetapi anak angkat yang dititipkan kepada mereka dan ditinggal ibunya menikah lagi. Saat Mawar mendengar pembicaraan Mamanya itu, ia sedang berada di depan pintu. Dan minuman yang dibawa Mawar jatuh seketika. Mawar pun berlari dengan sekencang-kecangnya. Saaat itu Tery mencoba mengejar dan menenangkan pikiran Mawar. Sesudah itu, Mawar memutuskan kalau besok dia akan pergi mencari ibu kandungnya.

Pagi yang membawa angin itu membuat hati Mawar sangat hancur. Saat Mawar memberi tahu kepada sahabatnya, Elis hanya menggelengkan kepalanya. Pertanda bahwa dia tidak bisa membantu. Tetapi ia hanya bisa berdoa. Pagi itu Mawar pergi ke rumah ibu kandungnya sendiri. Rumah itu berada di luar kota. Mawar pergi ke luar kota diantar kedua orang tua angkatnya.

Setibanya di tempat tujuan, ibu kandungnya hanya bisa menganggap dia sebagai sepupu. Mendengar ucapan ibu kandungnya itu, mawar sangat sedih. Mawar takut jika ibu kandungnya melupakan Mawar sebab dia telah mendapatkan keluarga yang baru. Ibunya mempunyai anak satu yang bernama Melati. Saat mereka makan malam bersama, kasih sayang ibu Melati telah tertumpah pada Mawar. Saat Melati melihat kelakukan ibunya, seketika itu ia tidak jadi makan. Dan mengurung diri di kamar. Begitu selesai makan, ayah melati memarahi mamanya. Ayah Melati kesal karena tidak seperti biasanya istrinya berperangai seperti itu kepada Melati. Ayah Melati berfikir kalau Mawar bukan sepupunya. Namun anak kandungnya sendiri.

Sudah 1 minggu Mawar pergi meninggalkan Tery. Waktu itu Tery melamun di pinggir kolam renangnya dengan mengenang masa lalunya bersama Mawar. Tiba-tiba ibunya menyapa dari belakang. Ibunya tidak tega melihat Tery melamun terus menerus. Akhirnya Tery di izinkan ibunya pergi untuk menjemput Mawar kembali.

Di tengah jalan, Tery melihat seorang perempuan di pinggir sungai sedang mengejar kupu-kupu. Dan saat Tery menyapanya, cewek itu jatuh ke sungai. Waktu itu Tery sangat bingung, karena cewek itu jatuh kecebur dan tidak bisa berenang. Lalu Tery menolongnya dengan ikhlas. Setelah itu perempuan tadi mengajak Tery pergi ke rumahnya.

Setibanya di rumah, Trey dan Melati itu berkenalan. Dan Melati mengenalkan Tery kepada keluarganya. Melati memohon kepada ayahnya supaya Tery diberi pekerjaan.karena dia sangat membutuhkan pekerjaan. Ayahnya mengizinkan Tery untuk bekerja di kebun teh. Namun ayah Melati tidak mengizinkan tinggal satu rumah dengan dia. Dia hanya diberi kos-kosan di samping rumahnya saja. 1 jam kemudian Mawar pulang dari kampus. Saat itu juga Mawar dan Tery bertemu. Tetapi Mawar pura-pura tidak mengenal Tery, karena dia tidak mau rahasianya terbongkar hanya karena Tery datang ke rumahnya. Setelah itu Tery kembali ke tempat kosnya.

Pada saat Tery ganti baju, Mawar datang menemui Tery. Mawar menjelaskan kalau dia tidak akan meminta restu kepada orang tuanya sebelum dia mendapatkan kasih sayang seorang ibu.

Pagi yang penuh cerah itu, hati Melati sangat berbunga-bunga sejak ia berkenalan dengan Tery. Sepertinya dia sedang jatuh cinta dengan sorang laki-laki idamannya. Pagi itu Melati pergi ke kebun teh bersama Tery. Tery mengatakan kepada Melati bahwa dia mencintai seorang perempuan yang ada di dekatnya. Perasaan Melati mengatakan kalau yang dimaksud perempuan itu adalah Melati. Waktu itu Tery mengajak Melati jalan-jalan dan bercanda.

Setibanya di rumah, Melati menceritakan kepada Mawar kalau dia sangat mencintai Tery. Namun apakah dia mau mencintai seorang perempuan yang penyakitan seperti dia. Wawar sangat shok mendengar ucapan Melati, karena dia mempunyai penyakit. Mawar tidak tahu, apa penyakit Melati. Saat mawar megambil air minum di dapur, Mawar mendengar gelagat Melati kalau dia sedang sakit, Mawar langsung berlari dan membawa Melati ke rumah sakit. Setelah mendengarkan pemeriksaan Dokter bahwa Melati adiknya menderita penyakit KANGKER OTAK STADIUM 4, hati Mawar sangat sedih. Ternyata selama ini hidup Melati telah terancam dengan maut.

“Kak Mawar, aku sakit apa Kak?’ Melati bertanya kepada Mawar dengan wajah sangat pucat.
“Ka….. kam… kamu sa….. sa….. sakit kepala” Mawar menjelaskan dengan mengeluarkan deraian air mata.
“Terus kenapa Kak Mawar sedih? Aku kan cuma sakit kepala. Jadi besok aku boleh pulang dong?”
“Iya besok kamu boleh pulang. Syaratnya kamu harus minum obat.” Mawar mencoba untuk menghibur Melati dengan kasih sayang yang sepenuhnya. Meskipun Melati belum pernah tahu, kalau Mawar adalah kakak kandungnya, namun sudah menganggap kalau Mawar adalah kakak iparnya.

Pulang dari rumah sakit keadaan Melati sudah cukup membaik. Malam itu Mawar dan Tery menghibur Melati dengan nyanyian yang penuh dengan syair dan kata-kata manis.
Matahari terbit, kupu-kupu bertebaran untuk menghisap madu bunga. Pagi yang penuh dengan syair telah membawa Mawar ke dunia cinta. Mawar dan Tery, mereka saling mengobati rasa rindunya. Waktu Mawar dan Tery sedang bermesraan, tiba-tiba Melati memergokinya. Mawar mau menjelaskan bahwa ini hanyalah salah paham. Tadinya Tery ingin berterus terang. Namun sikap Mawar yang tidak mengizinkan. Akhirnya Mawar pergi meninggalkan mereka.

Malam itu Melati menceritakan kepada ayahnya, kalau Mawar telah merebut Tery dari tangannya. Mendengar cerita dari anaknya, dia langsung marah dan ingin mengusirnya dari rumah. Ayah Melati menggerakkan kaki untuk pergi ke ruang kos yang Tery diami. Ia ingin mengajak Tery untuk pergi jalan-jalan. Dia ingin hubungan Melati dengan Tery bisa menjadi kenyataan. 2 jam kemudian, Mawar membuatkan kopi untuk ayahnya, namun kopi itu disiramkan ke muka Mawar. Semenjak itu ayah angkat Mawar berubah menjadi jahat kepadanya. Mawar tidak tahu apa penyebab semua ini.

Pagi itu keluarga Melati sibuk untuk menyiapkan makanan yang akan di bawa piknik. Selesai bersiap-siap, mereka langsung naik mobil dan berangkat piknik.
Setibanya di tempat piknik, Melati sering berpegangan tangan dengan Tery. Hati Mawar sangat hancur melihat mereka yang sangat mesra. Mawar pun bercerita kepada ibu kandungnya.
“Bu Mawar ingin ngorbanin cinta buat Melati.” Mawar bercerita dengan meneteskan air mata.

“Maksud kamu apa Nak?”
“Bu, Mawar sangat mencintai Tery. Tapi Melati telah merebut Tery dari aku. Padahal dulu kita hampir menikah. Namun karena aku mendengar bahwa aku adalah anak angkat dari Mama Lia dan Papa Indra, akhirnya aku tunda dulu pernikahan itu. Dan aku putusin cari orang tua kandung aku.”
“Maafkan Ibu ya Nak! Gara-gara Ibu, kamu tidak jadi nikah sama Tery.” Mawar dan ibunya saat itu sangat sedih karena mereka mempunyai kebohongan-kebohongan di balik kebahagiaannya. Setelah itu Melati mengajak pulang untuk istirahat.

Setelah sampai di rumah, Mawar dan Ibunya saling berpelukan. Dan Ibunya telah memberikan sebuah kalung sebagai ucapan minta maaf karena selama ini dia telah menelantarkan anaknya sendiri. Tiba-tiba Ayah Melati datang dan menampar Ibunya. Mawar mencoba untuk memisahkan mereka. Tapi malah Mawar yang ditampar oleh ayah Melati. Waktu itu Melati tidak tahu apa yang terjadi di rumahnya, karena dia bersenang-senang dengan Tery.

Pagi itu ayah Melati telah mengusir istrinya dengan Mawar.
“Om jangan usir ibu. Biar Mawar aja yang pergi dari rumah ini.” Melati menjerit dan menangis, karena dia kasihan dengan ibunya yang ditarik-tarik dan di tampar. Saat Mawar membela ibunya, Mawar pingsan tak sadarkan diri sebab tamparan yang datang bertubi-tubi. Setelah Mawar sadar, Melati datang dan berteriak histeris.
“Mama, kak Mawar, ada apa ini Pa…? Mengapa ayah nyakitin mereka dan mengusir dari rumah?” tanya melati sambil menangis.
“Kamu tanya aja dengan Mama kamu! Kesalahan apa yang dia perbuat sehingga Papa tidak memaafkan dia.” ucap Papa Melati dengan tak peduli kepada istrinya dan Mawar.
“Ma…Ma…ini ada apa Ma?”
“Melati Maafkan Mama, Nak! Dulu Mama pernah nikah sebelum nikah sama Papa kamu. Dan Mama sudah mempunyai anak pertama yaitu Mawar. Jadi Mawar ini kakak kamu Nak. Mama minta maaf!”

Selesai mendengar ucapan dari mamanya melati pingsan lalu di bawa ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Mawar menelepon Tery agar Tery pergi ke rumah sakit Kasih Bunda sekarang. Tiba di rumah sakit, Mawar mengajak Tery untuk berbicara berdua.
“ Ter, apa kamu mau menikah dengan adikku, Melati ?”
“Apa? Kamu nyuruh aku menikah dengan Melati? Enggak, enggak, aku enggak mau nikah sama Melati. Aku mau nikah sama kamu, Mawar !”
“Aku tahu kamu sangat mencintai aku. Tapi kamu ingin kan ngliat aku bahagia. Dan kebahagiaanku satu-satunya saat ini adalah melihat kamu nikah sama Melati”. Setelah itu Mawar pergi meninggalkan Tery.

Pagi itu Tery memberikan bunga untuk Melati dan jalan-jalan di depan rumah sakit. Saat mereka jalan-jalan, Mawar menyapa dengan lemah lembut.
“Melati kamu kok keluar sih? Bukanya masih sakit?”
“Aku bosan Kak di kamar! Kayaknya kata Kakak benar deh. Aku harus ngelawan penyakit aku, kerana aku ingin hidup 100 tahun lagi. Agar aku bisa nikah dan mempunyai anak yang lucu-lucu.” Mawar memeluk Melati dengan kasih sayang seutuhnya. Dengan memeluk Melati, Mawar melihat ke jari manisnya yang ada cincin saat diberi Tery. Lalu Mawar melepas cincin itu dan diberikan kapada Tery, supaya ia masukkan ke jari manis Melati.

“Melati, kayaknya Tery mau ngasih sesuatu buat kamu.” ucap Mawar dengan lancang.
“Ngasih apa Ter? Aku jadi penasaran!”
“Melati, apa kamu mau menikah dengan aku?”
“Apa? Kamu ngajak aku nikah? Apa aku nggak salah dengar?”
“Kamu nggak salah dengar kok! Nanti malam aku dan keluargaku akan melamarmu!”
Mendengar ucapan itu, Melati langsung memeluk Tery dengan senang hati. Melihat mereka berdua, hati Mawar sangat hancur, karena kekasihnya telah ia korbankan untuk adiknya.

Malam telah tiba, Tery dan keluarganya datang ke rumah Melati untuk melamarnya. Lamaran itu diterima dari keluarga Melati. Dan pernikahan itu akan dilaksanakan besok pagi. Mendengar kabar itu, Tery memberi tahu sahabat Mawar, yaitu Elis.

“Elis, besok aku akan menikah dengan Melati adiknya Mawar, kamu datang ya! Dan aku ingin kamu bisa menghibur hati Mawar yang sangat sedih” (Tery)

Setelah membaca SMS dari Tery, Elis langsung membalasnya dengan sadis.
“Apa? kamu udah gila Ter, Mawar itu sangat mencintai kamu, dia juga pengen nikah ama kamu, tapi kenapa kamu yang ngianatin cintanya, dasar laki-laki Plaboy, aku ngak bakal datang kepernikahan kamu, karena kamu udah nyakitin perasaan sahabatku” (Elis)


Membaca SMS Elis perasaan Tery sangat sedih. Dia merasa sangat bersalah kepada Mawar.
“Maafkan aku Mawar. Aku lakukan semua ini agar kamu bahagia. Kamu ingin adik kamu senang, bukan?” guman Tery di dalam hati.

Pagi yang cerah telah menghiasi hati Melati. Di depan kaca, ia selalu merias wajah dengan senyuman. Meskipun ia sakit, tapi dia harus melawan penyakitnya. Demi kebahagiaannya sendiri.

“Kak, Melati cantik nggak?” tanya Melati dengan senyum.
“Kamu cantik sekali!” jawab Mawar dengan menahan air matanya keluar. Tiba-tiba mama memanggil.
“Melati, kamu sudah siap Nak dandannya? Sudah banyak lho yang nungguin di bawah!”
“Iya Ma…. Melati udah selesai! Kak, aku keluar dulu ya!” Mawar menganggukkan kepala dengan mengeluarkan air mata.

Waktu Mawar di kamar Melati, ibu Tery datang menghampirinya. “Mawar kamu kenapa nangis?” ucap Ibu Tery dan memeluk Mawar.
“Aku nggak apa-apa kok Tante! Aku cuma sedih aja. Orang yang aku cintai harus nikah dengan orang yang aku sayangi!” Mawar menangis dan merasa hatinya hancur. Saat Melati turun dari tangga, Melati merasa kalau ada yang ketinggalan di kamarnya. Lalu Melati pamit pada mamanya untuk mengambil jepit yang ketinggalan. Saat ada di depan pintu kamarnya, Melati melihat mertuanya sedang berbicara dengan Mawar. Melati tidak jadi masuk. Tapi dia mendengarkan pembicaraannya.
“Mawar, apa kamu yakin dengan keputusanmu, kalau kamu korbankan cintamu hanya untuk adikmu?”

“Aku yakin Tante dengan keputusanku. Karena Melati hanya bahagia hidup dengan Tery!”
“Ya sudah kalau begitu. Tante keluar dulu ya!”
Selesai mendengarkan pembicaraan mereka, Melati menangis dan berlari ke bawah. Saat ijab kabul dimulai, wajah Melati berkeringat dan pucat. Sepertinya penyakit Melati kambuh lagi. Ijab kabul dibacakan Pak Moden. Bersamaan dengan itu, Melati pingsan di pangkuan Tery.
“Melati…..Melati……Melati bangun! Jangan tinggalkan Kakak, Melati!” teriak Mawar sambil menagis.

“Kak…Kakak kenapa bohongin Melati, kalau Kakak sangat mencintai Tery? Ter…. kamu juga kenapa nggak terus terang sama aku, kalau kamu juga cinta sama Kak Mawar?” ucap Melati dengan menangis tersedu-sedu.
“Melati kamu jangan salahkan Tery. Ini semua salah Kakak, karena Kakak yang merencanakan semua ini.”

“Udahlah Kak, Kakak jangan salahin diri sendiri. Ter… Ter... Tery, tolong jagain Kak Mawar samapai maut menjemutnya!” Melati mempersatukan tangan Mawar dan Tery. Melati menyerahkan Mawar kepada Tery. Setelah hati Melati terasa tenang, maut telah menjemputnya. Mawar dan Tery berteriak. Menderaikan air mata. Kegembiraan telah berselimutkan duka. Karena orang yang dia sayangi telah tiada.**

Lamongan, 2008

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt