Selasa, Juli 15, 2008

BUMI ASIH

A. Rodhi Murtadho

Bumi dan Asih terus berkasih. Di tengah jelaga malam maupun di terik siang. Jiwa beraga petang di selimut kerinduan. hayal menggelepar di senyum kecut dahaga hening. Bumi merana dalam sendiri. Terinjak-injak sepi dalam kekalutan. Apa mau dirasa hanya berpulang gelisah.

Wajah bumi melas mengeras. Batas sudah lepas. Kewajaran dari tipu daya. Kering kerontang merana. Segala isi dikeluarkan. Semburat tanpa pesan. Hanya meninggalkan sampah. Restu berpulang ketika petang. Dengan halang, terus saja menyediakan. Bumi merasa kosong. Melayang tak karuan. Rotasi dan revolusi sudah tak pada lintasan. Sering kandas dan melenceng. Kekuatan telah hilang.

Sengat gravitasi menganaktirikan. Burung-burung raksasa bermuatan manusia ditempa. Tak stabil melayang. Ada yang dipatahkan dengan tekanan. Ada yang diceburkan. Tenggelam. Pelampung-pelampung penuh daya kecurangan diguncang. Terbakar atau tenggelam. Hanya peringatan yang hendak disampaikan. Tak diindahkan. Hanya kesedihan meradang.

"Asih, kau tahu. Aku tak pernah meratap atas tindakan manusia yang dilakukan padaku. Apapun adanya. Aku hanya menjalankan tugas. Tapi sunggguh benar-benar manusia sangat keterlaluan," Bumi serius berkata.

"Lalu bagaimana lagi Bumi. Aku sudah menebarkan auraku berupa kasih pada banyak hati kelam di kegelapan malam," Asih merayu menenangkan.

Terjal menghempas di kegalauan. Saling memikir tak saling bertanya lagi. Hanya mencerna tindakan manusia yang gagah berdiri di atas Bumi. Mengepak-ngepakkan kaki di sembarang tempat. Mencakar-cakar dan mencarut-marutkan. Memberi lubang dan menanduskan Bumi yang sebenarnya lebih perkasa. Bumi diam.

Asih tahu kalau Bumi marah. Asih memaki manusia dengan sapaan kasih dan rayuan maut. Menaklukkan terjal dan kerasnya hati manusia. Memasuki pori-pori kebekuan. Mencairkan dengan hangat deru nafas.

"Jangan kau teruskan Manusia, Bumi akan marah. Kau tahu bukan. Bumi lebih perkasa dari dirimu. Seandainya aku tak memancarkan asih-kasihku pada Bumi, tentu emosi dahsyat akan keluar. Kalau tak kucegah, Bumi akan melibas kalian. Tentu duniamu berakhir. Aku tak bisa mencegah terus-terusan. Kau tahu bukan! Bagaimanapun aku melarang, Bumi masih saja memainkan peran emosinya. Sedikit bencana untuk peringatan, begitu kata Bumi padaku. Kau harusnya merasa malu dan menyadari kelalaianmu," Asih pelan-pelan melarang.

"Aku tak peduli. Bumi diciptakan untukku. Bukannya pantas kalau aku menggunakan dan memanfaatkan Bumi sesuai keinginanku."

"Kau sudah kuperingatkan dengan Welas asih yang kumiliki. Bersabar atas tingkahmu. Perbuatanmu mengubah wajah bumi sungguh tak bisa berterima. Kau gundulkan kerindangan. Kau gantikan kehijauan. Menanduskan kesuburan. Gedung-gedung pencakar langit kau dirikan. Menutup semua dataran dengan rumah. Sampai-sampai Bumi sesak bernafas. Semua demi keuntunganmu semata. Uang dan kehormatan. Aku hanya ingin kau bisa menghormati dan menghargainya. Membalas kebaikannya dengan kebaikan. Menjaga dan melestarikan. Bukan malah tambah menghina dan merusaknya."
"Lihatlah yang akan kulakukan dan apa yang bisa dilakukan Bumi kepadaku!"

Manusia membuka celana. Memlorot. Dengan bangga mengeluarkan air seni. Bumi dikencingi. Muncrat ke sana kemari membasahi tak merata. Bau pesing dan apek membuat Bumi tak lagi bisa menahan amarah yang lama terpendam. Bumi menggoyangkan tubuh. Mengumpulkan air dalam kemihnya. Dipersiapkan untuk mengguyur manusia. Bumi ingin membalas. Mengencingi manusia. Segera muncrat. Air busuk bercampur lumpur. Tepat mengenai raut muka yang sebelumnya riang. Mendadak lesu dan terancam.

"Kau! Manusia memang tak pernah tahu diri. Aku sudah bersabar dengan apa yang selama ini kau lakukan. Tapi kau seakan tak pernah mengerti, aku juga ingin dihormati dan dihargai walaupun aku tak pernah memintanya. Kukikra kau sebagai khalifah, tahu diri. Membalas keuntungan yang kau dapat dariku dengan melestarikanku,” kata Bumi.

"Lantas apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan menuntutmu. Membawa perkara ini kepada Tuhan."
"Ha! Menuntut. Memangnya apa yang bisa kau lakukan padaku setelah kau menuntut. Kau hanya bisa menuntut dan hanya menuntut. Harusnya kau sadar kalau kau diciptakan Tuhan untukku."

"Baiklah kalau itu maumu. Ternyata kau belum juga sadar. Sedikit bencana sudah kuturunkan dari perbuatanmu menyakiti hatiku. Namun kau tak sadar juga. Aku masih bersabar, aku akan memberimu waktu. Kesabaran ini atas permintaan Asih. Sebaiknya kau perbaiki kelakuanmu dan memikirkan kembali perbuatanmu padaku. Jika kau tidak berubah, aku akan benar-benar melakukan penuntutanku dan merealisasikan bencana,” terang Bumi

"Kau mengancam."
"Iya sebaiknya kau pikirkan," sela Asih, "aku juga akan menuntutmu, bukan hanya bumi. Sebaiknya kau pulang dan berpikir. Aku dan Bumi sudah muak melihat tampangmu."

Senja berlalu berkali-kali. Angin tetap saja berhembus. Matahari juga masih memekikkan panasnya. Waktu bersinggasana dan menjadi penentu. Detik berlalu. Menit dan jam otomatis ikut melagukan waktu. Hari, minggu, bulan terus berlayar mengarungi jeruji dalam atap ketidakberdayaan. Hanya berlalu tak memikir yang lalu. Hanya tahu masa depan. Tak peduli meski banyak yang meminta mereka kembali mengulang. Kembali pada masa. Kembali kepada yang ingin diperbaiki.

Bumi semakin panas. Tingkah Manusia tak juga berubah. Bumi mengumpulkan banyak unsur yang ada. Air, Angin, Api, Lumpur untuk dipanggil dan diajak merundingkan sesuatu yang akan dilakukan kepada manusia. Saling mencurahkan isi hati mereka. Uneg-uneg yang juga lama bertengger dalam benak dan jiwa mereka. Uneg-uneg yang sama mengenai kebiadaban manusia. Memperlakukan mereka seenaknya.

"Kita satukan kekuatan dan memberi bencana pada Manusia. Tentu Manusia akan merenung dan memikirkan betul-betul: Mengapa kita melakukannya? Dari situ, tentu tingkah mereka akan berubah," usul Angin yang disambut hangat dan anggukan setuju dari semua yang hadir.

"Baiklah," tegas Bumi menyahuti, "kalau semua setuju dengan usul Angin, kita bersama-sama akan melakukannya mulai besok. Sudah sesuai peringatan yang aku berikan dulu pada Manusia."

Angin menghimpun kekuatan dan meniupkan dirinya kuat-kuat. Namun tak cukup menggoyahkan Manusia dengan segala pertahanan rumah-rumah. Air yang mengetahui itu, segera membantu. Rintik deras merenda Angin.

Angin memutarkan Air. Kencang menjadi bogem raksasa. Meninju-ninju liar. Menyapu habis pertahanan Manusia. Rumah-rumah roboh. Terjungkir. Manusia hanya bisa melongo. Tampak bodoh.

Bumi dan lumpur segera menggabungkan diri. Air dan Angin sengaja dibiarkan memasuki tubuh mereka dalam-dalam. Kekuatan yang biasanya menopang dan mencengkeram di bukit-bukit dan gunung sudah tak ada lagi. Habis di tebang Manusia. Bumi dan Lumpur dengan mudah merobohkan diri. Melongsorkan diri kepada Manusia.

Di satu bagian tubuh Bumi yang lain, Bumi merasa sangat tersakiti ketika bor tajam menancap. Meski cerca dan ramalan tak menguntungkan, Manusia tetap saja memperdalam tancapan bor. Ada harta minyak yang banyak diidamkan semua Manusia. Kekayaan melimpah. Harta benda sebagai imbalan keuntungan.

Bukan minyak, Bumi mengeluarkan lumpur panas berbau bangkai. Merusak segala tatanan yang memang ditata rapi Manusia. Menghancurkan perlahan. Merampas segala kewenangan atas diri Manusia sendiri, bahkan.

"Wahai kau Manusia! Apa kau sudah mengerti keberingasan kami. Kau masih akan meneruskan perlakuan biadabmu kepada kami? Bukan hanya aku, Bumi, yang menuntutmu, tetapi lihatlah sendiri. Air, Angin, Api, Lumpur juga sudah tak tahan lagi merasakan kekurangajaranmu. Semua menuntutmu."

"Kalian menuntut dan merealisaikan bencana. Tapi tetap saja kalian tak bisa menjamahku. Kalian salah sasaran. Bukankah semestinya kalian yang seharusnya sadar. Orang-orang baik dan alim, kalian timpahi bencana. Terbunuh dengan mengenaskan. Sementara kami orang-orang yang telah merusak dan membuat sakit hati, yang seharusnya kalian timpahi bencana, masih saja selamat.”

"Kau. Ha...ha...!" ngakak bumi tertawa, “kau tidak tahu dan tak paham skenario yang sedang kami jalankan dari Tuhan. Orang-orang alim dan baik ini kami timpahi bencana lebih dulu sehingga bertemu lebih cepat kepada Tuhan. Tentu kebaikan yang dilakukan di dunia akan membawa mereka pada nikmat di alam selanjutnya. Setelah orang-orang alim habis, tinggallah kalian pembuat onar. Akan kami beri bencana tanpa halangan dan doa dari mereka, orang-orang alim. Kami leluasa memberi bencana. Mengacak-acak kalian sampai lumat. Menggulung kalian dalam kebingungan bencana. Penderitaan yang tak pernah kalian bayangkan sebelumnya. Setelah itu, Tuhan akan memerintahkan malaikat meniupkan terompetnya. Mengakhiri dunia. Tentu kami tak bisa menolak dan dengan sangat senang bisa mengakhiri tugas kami dengan baik.”

“Kalau begitu!”
“Ya, memang benar. Sebelum semuanya terlambat, umumkanlah pada semua manusia skenario ini. Jika kesadaran manusia lebih dini, tentu Tuhan akan memerintahkan kami untuk berhenti memberi bencana.”

“Tapi, bagaimana mereka bisa mempercayai saya? Lantas bagaimana saya bisa menjadi baik. Saya tidak tahu caranya. Jika kalian terus-terusan mengambil orang-orang baik, darimana saya bisa belajar baik. Siapa yang patut saya contoh.”

“Jadi kau ingin berbuat baik?”
“Sangat ingin. Sepertinya ingin mati lebih cepat. Saya ngeri dan takut menyaksikan bencana yang Tuhan janjikan. Skenario yang membuat orang, jika mendengarnya, pasti akan berhenti dari kelakuan buruk. Kembali menjalankan kebaikan. Menjaga alam dan melestarikan. Bukan mengambil keuntungan dengan jalan merusaknya.”

“Kepada Asih belajarlah kebaikan. Sifat kasihnya patut kau contoh. Dan jika kau kabarkan berita ini kepada manusia-manusia lainnya, tentu ini akan menjadi kebaikan bagimu. Yang mengabarkan kebaikan adalah manusia yang baik. Tentu saja, manusia lainnya akan mempercayaimu jika kau sendiri melakukan kebaikan itu. Dan juga menjadi teladan bagi manusia lainnya.”

“Ha...ha...siapa yang bakal percaya dengan skenario Tuhan. Siapa juga yang mau menjadi orang baik. Aku bukan lagi anak kecil. Setia mendengarkan dongeng pengantar lelap. Biarlah, kalian mampuskan semua orang-orang baik dan alim. Toh itu juga keuntungan bagiku. Tak ada yang akan menghalagiku untuk berbuat sesukaku. Tak ada yang melerai. Hah, aku akan bebas. Benar-benar bebas. Manusia utuh dan bebas.”

“Kau membohongi kami!”
“Siapa juga yang bodoh mendengar dan mempercayai ocehan kalian. Hanya kalian saja yang memang benar-benar bodoh dan dungu. Semua manusia tahu kalau aku adalah pembual dan pembohong kelas kakap. Tak ada satu pun yang tak berhasil aku perdayai. Termasuk kalian.”

Kemarahan yang tak ada tedeng aling-aling lagi. Emosi menguasai. Tangan-tangan perkasa dipersiapkan. Kaki-kaki jenjang bebukitan memperlihatkan ototnya. Bersiap menendang. Nyalang mata makin membinarkan tajam matahari. Bumi memanas. Air memanas. Udara memanas. Mencairkan dan membakar kutub.

"Manusia, kemanapun kau lari, kau takkan lepas dari kami. Akan kami urug kau hidup-hidup. Biar sebagian tubuhmu dimakan cacing. Kami akan mengentaskan tubuh busukmu yang masih hidup. Sehingga kau hanya bisa berputus asa dan kesakitan luar biasa kau rasakan. Tak ada semangat hidup. Yang terbayang adalah kematian. Namun jika kau mati, dimanapun kau dipendam atau dibakar, kami akan menolakmu. Membiarkan tubuhmu membusuk.”

Bumi, Air, Angin, Lumpur makin garang mempercepat proses tugas yang diberikan Tuhan kepada Manusia. Pukulan bertubi-tubi Angin dan Air makin mengacaubalaukan kehidupan. Manusia sudah tak mampu lagi menahan kekuatan mereka. Ada yang dibanting-banting dan hanya tersisa sebagian tubuh hidup penuh luka dan cacat. Longsor dari Lumpur langsung memendam mereka tanpa tanda pemakaman yang berarti. Namun lumpur kembali memuntahkan mereka dengan tubuh tak utuh lagi. Masih hidup. Hanya isak tangis. Berharap tubuh busuknya bisa segera menjemput ajal. Berharap tubuh-tubuh busuk segera bisa diberi wewangian.

Surabaya, 24 April 2007

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt