The Lamongan Soul
lamongan lagilagi bersandar
pada pilarpilar rongsok
pada seonggok batu akik tak bertuah
:sekian namanama dijual dan diludahkan
menjadi kotoran keranjang sampah.
lamongan adalah kedok bagi
kebebasan jiwa
kaum banci
homo
dan lesbian
maka matahari menjadi teror bagi waktu
meletakkan permainan dalam celana kolor
dan kita memainkannya tanpa aturan
permainan yang tak seorangpun menang
permainan tanpa kata tanpa batas ujungnya
(dan tak seorangpun berani membuka topeng
di hadapan wajah mereka sendirisendiri)
adalah batubatu waktu
mengucapkan kata pembuka
namun tak sanggup menembus ruang hampa
sketsa langitlangit hitam putih.
o, semua hilang dalam keheningan
katakata tanpa bayang
bahasa
kebenaran telah luluh lantak
kejujuran hancur lebur pada nisan
ya, lamongan adalah perkabungan bagi jiwa
bagi anaknya.
Lamongan, 2006
Kuasa Lamongan
awalnya sekedar peta usang dan selembar kalender yang kita bagi
dan kita menempuh jalan masingmasing yang samasama kita yakini
tapi dipersimpangan lamonganlah melahirkan
kita kembali dalam satu kuali
dan siapapun tak ber hak atas siapa
tapi biarlah
jantung
nadi
darah
dan napas kehidupanku
menyempurnakan
denyut kehidupanmu
lamongan ini milikmu
tak usalah kita berbagi.
Lamongan, 2003
Cemeti
I
lamongan adalah samenanjung karang
diterpa gelombang, menggulung hantaman
tak habishabis
menerbangkan mata angin
adalah pelayaran kabut
dari rimba
peradaban bayangbayang
sebab jamjam telah memutar
perjalanan detak nadi ke sepi samudra
kesaksian:
segugus peristiwa yang melambai
dalam segenap percik kesadaranku
di gerak napas kehidupan.
II
dari kabut, lamonganku tumpah dan muara
menggulung abad kerinduan
jejak dalam peta aksara daun lontar.
terpaksa harus ku telan lamongan
dari segenap sejarah yang mengalir
dari berbagai penjuru:
bagai matahari, mata air
rimbun pohonan
:ada yang musti tercambuk
dalam kemelut sejarah kelam
III
demi tuhan: lamongan adalah mimpi lindur
yang gelayutnya tiada kunjung usai
dan jelas kusaksikan pada suatu malam
dari tempat tidurku:
lamongan
tengah memasuki gerbang peradaban
penuh batu
ketersesatan di hutanhutan
dan binatang buas lagi liar
menahan lecut demi lecut cemeti
menertawai nestapa airmata
dan belenggu kemusyrikan
yang menjerat segala langkah.
IV
akulah itu yang memanggilmanggil disegenap rumah
dalam kesejarahan tanah lapang
suatu kota yang kau puja.
di sini, denting gemerincing laut
larut direnggut sunyi
atau derai demi derai padi yang tak sanggup lagi
aku tangkap pada angin
dan cakrawala pengembaraanku.
ada yang musti lepas bersama debu dan kobaran api.
:iblis atas hati ini sahabatku!
V
demi tuhan
perkenankanlah aku
melecutkan cemeti dengan gemulai
beranikan diri merangkum metamorfosis
lantaran aku lamongan!
Lamongan, 2005
lamongan lagilagi bersandar
pada pilarpilar rongsok
pada seonggok batu akik tak bertuah
:sekian namanama dijual dan diludahkan
menjadi kotoran keranjang sampah.
lamongan adalah kedok bagi
kebebasan jiwa
kaum banci
homo
dan lesbian
maka matahari menjadi teror bagi waktu
meletakkan permainan dalam celana kolor
dan kita memainkannya tanpa aturan
permainan yang tak seorangpun menang
permainan tanpa kata tanpa batas ujungnya
(dan tak seorangpun berani membuka topeng
di hadapan wajah mereka sendirisendiri)
adalah batubatu waktu
mengucapkan kata pembuka
namun tak sanggup menembus ruang hampa
sketsa langitlangit hitam putih.
o, semua hilang dalam keheningan
katakata tanpa bayang
bahasa
kebenaran telah luluh lantak
kejujuran hancur lebur pada nisan
ya, lamongan adalah perkabungan bagi jiwa
bagi anaknya.
Lamongan, 2006
Kuasa Lamongan
awalnya sekedar peta usang dan selembar kalender yang kita bagi
dan kita menempuh jalan masingmasing yang samasama kita yakini
tapi dipersimpangan lamonganlah melahirkan
kita kembali dalam satu kuali
dan siapapun tak ber hak atas siapa
tapi biarlah
jantung
nadi
darah
dan napas kehidupanku
menyempurnakan
denyut kehidupanmu
lamongan ini milikmu
tak usalah kita berbagi.
Lamongan, 2003
Cemeti
I
lamongan adalah samenanjung karang
diterpa gelombang, menggulung hantaman
tak habishabis
menerbangkan mata angin
adalah pelayaran kabut
dari rimba
peradaban bayangbayang
sebab jamjam telah memutar
perjalanan detak nadi ke sepi samudra
kesaksian:
segugus peristiwa yang melambai
dalam segenap percik kesadaranku
di gerak napas kehidupan.
II
dari kabut, lamonganku tumpah dan muara
menggulung abad kerinduan
jejak dalam peta aksara daun lontar.
terpaksa harus ku telan lamongan
dari segenap sejarah yang mengalir
dari berbagai penjuru:
bagai matahari, mata air
rimbun pohonan
:ada yang musti tercambuk
dalam kemelut sejarah kelam
III
demi tuhan: lamongan adalah mimpi lindur
yang gelayutnya tiada kunjung usai
dan jelas kusaksikan pada suatu malam
dari tempat tidurku:
lamongan
tengah memasuki gerbang peradaban
penuh batu
ketersesatan di hutanhutan
dan binatang buas lagi liar
menahan lecut demi lecut cemeti
menertawai nestapa airmata
dan belenggu kemusyrikan
yang menjerat segala langkah.
IV
akulah itu yang memanggilmanggil disegenap rumah
dalam kesejarahan tanah lapang
suatu kota yang kau puja.
di sini, denting gemerincing laut
larut direnggut sunyi
atau derai demi derai padi yang tak sanggup lagi
aku tangkap pada angin
dan cakrawala pengembaraanku.
ada yang musti lepas bersama debu dan kobaran api.
:iblis atas hati ini sahabatku!
V
demi tuhan
perkenankanlah aku
melecutkan cemeti dengan gemulai
beranikan diri merangkum metamorfosis
lantaran aku lamongan!
Lamongan, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar