(Dr. Soetanto Soepiadhy, SH., MH. Kesabaran Revolusioner, Merebut Masa Depan Indonesia)
Muhammad Fauzi WibowoUntuk menuju “negara kesejahteraan” atau merebut masa depan Indonesia itu, ternyata perlu dilakukan dengan kesabaran revolusioner. Kesabaran revolusioner itu adalah gabungan dari semua kualitas seperti keberanian dan kemampuan menetapkan tujuan-tujuan utama.
Selain itu, perlu ditetapkan tujuan-tujuan revolusioner yang hendak dicapai, keseriusan mempersiapkan dana dan perencanaan langkah secara seksama. Kemudian kemampuan dan menggunakan metode yang tepat untuk setiap medan. Serta keadaan dan waktu yang berbeda, juga pengawasan dan pengendalian agar tak tersesat (mengalami disorientasi), yaitu menjauh dari tujuan utama yang sudah dicanangkan.
Hal tersebut diterangkan seorang penulis buku yang berjudul “Kesabaran Revolusioner” yang bertujuan untuk merebut masa depan Indonesia. Dr. Soetanto Soepiadhy, SH., MH. begitu disebutnya dalam sebuah pemaparan materi Kesabaran Revolusioner Generasi Muda Menuju Masa Depan Indonesia di Hotel Ayana Trawas Kamis (25/02).
“Kesabaran revolusioner adalah sarana untuk mengubah mimpi menjadi cita-cita, cita-cita menjadi kerja nyata, dan kerja nyata menjadi hasil yang sempurna dan bagus. Merebut masa depan Indonesia memang bukanlah pekerjaan mudah,” pungkas Soetanto Soepiadhy.
Namun, kesabaran revolusioner membutuhkan nafas panjang dan kebijakan yang tinggi. Nafas panjang dibutuhkan, mengingat permasalahan di negeri ini yang begitu kompleks yang harus diselesaikan satu per satu. Kebijakan yang menjadi penting untuk kasus Indonesia mengingat sebagai bangsa terdiri atas berbagai suku, agama, dan latar belakang budaya, juga tingkat pendidikan yang belum merata.
Soetanto Soepiadhy pun menambahkan peradaban manusia adalah hasil akhir dari kesabaran panjang berbilang tahun. Tetapi, bukanlah kesabaran untuk membiarkan transisi yang berlarut-larut dan tak tentu arah. Melainkan, kesabaran untuk melakukan evaluasi dan menata ulang perubahan yang sedang berjalan dan mendesakkannya ke arah yang terbaik.
Menghadapi transisi demokrasi Indonesia yang alot dan berlarut-larut ini, lanjut Soetanto Soepiadhy, banyak kalangan yang selalu tergiur untuk mengagendakan revolusi sebagai satu-satunya jalan keluar. Bagi mereka, masa depan yang baik mustahil dicapai melalui proses transisi evolusioner. Menurut mereka, semua hanya mungkin diraih melalui perubahan menyeluruh secara sangat tepat yaitu revolusi.
Mereka sangat mempercayai bahkan terkadang terilusi, bahwa gejala-gejala ke arah revolusi sudah semakin tampak. Hal yang biasa menjadi petunjuknya adalah hancurnya kepercayaan rakyat terhadap proses politik dan ekonomi formal yang sedang berjalan. Serta tidak tercapainya ambang batas toleransi rakyat menghadapi lambannya proses dan buruknya hasil reformasi.
Mereka menyebut aksi-aksi kerusuhan dan main hakim sendiri yang sudah marak terjadi dimana-mana adalah sebuah bukti betapa kemarahan rakyat sudah meluap dan tak mungkin terbendung. Mereka pun percaya, revolusi sosial sudah di ambang pintu.
Harus dipahami sekali lagi secara umum, revolusi butuh infrastruktur, seperti adanya pembangkangan massa yang terorganisasi, keretakan dan pembangkangan elite yang dikelola, adanya motif untuk revolusi, terjadinya krisis negara yang berupa lemahnya instrumen negara dalam memfungsikan regulasi. Tanpa itu semua, atau setidaknya sebagian besar dari infrastruktur ini revolusi akan berhenti dan hanya menjadi pidato. Dengan mengambil jalan kesabaran revolusioner kiranya lebih bijak ketimbang harus melakukan revolusi.
Soetanto Soepiadhy berpesan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat pembaca, bahwa untuk merebut masa depan Indonesia itu masih jauh. Tetapi bersama pemerintah, tetap harus meningkatkan keseriusan dan kerja cerdas untuk terus melakukan kerja, kerja, dan kerja.
Jangan pernah menyerah karena ingin mewariskan yang terbaik bagi anak cucu sebagai pemilik sah negeri besar dan penuh keindahan alamnya ini sebagai karunia Tuhan yang harus dijaga. Meski negeri ini selalu didera banyaknya bencana alam yang sepertinya terus menerus, karena memang berada di belahan Ring of Fire, tetap harus bersyukur. Itu semua bisa dijadikan tantangan yang akan membuat bangsa ini menjadi kuat.
“Bangsa ini sedang diuji, dan yakinlah ujian Tuhan itu tidak akan melebihi batas kemampuan manusia. Karena Tuhan amat sangat mengasihi-Nya, “ tutup Soetanto Soepiadhy.
https://www.siduta.com/pentingnya-kesabaran-revolusioner-bagi-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar