Djaka Susila
http://www.seputar-indonesia.com/
Sekitar 20 karya pelukis kontemporer Eko Nugroho yang ditampilkan di Museum Seni Modern Paris atau Muse d`Art Moderne, Paris, Prancis. Pameran bertajuk Te’ moin Hybride ini digelar pada 13 Januari hingga 3 Juni mendatang.
Karya seni anak bangsa kembali diapresiasi oleh pihak luar negeri. Tak hanya satu karya, juga tidak hanya beberapa hari karya-karya tersebut dipamerkan.
Sekitar 20 karya dan tampil selama hampir enam bulan merupakan apresiasi yang luar biasa.Pelukis kontemporer asal Yogyakarta,Eko Nugroho,mendapat kehormatan menampilkan karya-karyanya di Museum Seni Modern Paris atau Muse d`Art Moderne,Paris, Prancis. Ini sebuah langkah panjang Eko karena dengan tampil di Paris, karya-karya pelukis kelahiran 1977 ini semakin dikenal dunia.
Memang bukan kali ini saja Eko tampildinegerimanca.Sebelumnya karya dia juga nangkring di beberapa negara seperti Belanda, China, Italia, Jerman,Hong Kong,Australia dll. Di Museum Seni Modern Paris Eko menampilkan 20 karya lukisan yang digambar langsung di lantai, dinding, ataupun atap tempat ruang pamer. Pada pameran yang berjudul T?moin Hybride ini Eko mengambil corak monster hibrida antara remaja yang terlihat gelisah dan ironis.
Karya seninya juga sangat mengesankan karena menggunakan teknik bordir tradisional serta patung dengan karakter yang tampaknya datang dari fiksi ilmiah dan animasi berupa manusia yang disusun dari ribuan kuntum bunga. Kehadiran Eko Nugroho di Prancis bukan untuk yang pertama kalinya. Karya Eko juga pernah ditampilkan di Lyon Bienniale pada 2009 dan di gedung prestise milik Louis Vuitton pada musim panas lalu 2011.
Karya-karya Eko Nugroho tidak saja berbentuk mural tetapi juga sulaman yang sangat teknis dan surealis dengan suasana humor yang berakar dalam bahasa Indonesia. “Pesan dari karya Eko adalah tentang demokrasi jaman Soeharto dan berganti demokrasi baru atau new bord democracy,” ungkap Sebastian Gokaip, kurator dari Museum Seni Modern Paris kepada harian Seputar Indonesia (SINDO) di Paris pekan lalu.
Dalam hal ini, karya-karya lukisan dinding Eko Nugroho dinilai memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri sehingga sangat layak untuk dipamerkan. Kritik terhadap kehidupan sosial ataupun politik yang terjadi di Indonesia menjadi garapan yang ditampilkan Eko. Goresan seperti Politic is Suck Toilet is Good ataupun Spicy Tolerancedi langit-langit tempat pameran atau bahkan tulisan melingkar di lantai yaitu Menu Hari Ini Republik Masak Mentah dengan Saus Ekonomi Anarki terasa kental kritik Eko terhadap kondisi bangsa ini.
Belum lagi dengan tulisan New Person With Same Old Problem atau Creamy Crisis semakin menunjukkan sikap protes pada karya Eko. Konsulat Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Paris Arifi Saiman mengatakan, pameran itu awalnya digelar hanya hingga 21 Maret namun diperpanjang hingga 3 Juni. Perpanjangan ini berdasarkan pertimbangan pihak penyelenggara dan dukungan Sandra Mulliez dari SAM Art Projects Paris karena melihat antusiasme masyarakat serta wisatawan menyaksikan karya itu.
Menurut dia, karya mural Eko berhasil men arik perhatian kalangan seniman dan juga masyarakat Prancis yang sangat mencintai seni. Hal ini terlihat saat acara pembukaan yang dihadiri sekitar 300 undangan, termasuk kurator lukisan dari Paris, baru-baru ini. “Pameran lukisan ini merupakan sebuah capaian prestasi tersendiri bagi seniman Indonesia karena relatif sulit dan selektifnya untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pameran di museum Prancis, khususnya museum-museum di Kota Paris,”kata Arif.
Eko Nugroho mengakui bahwa yang dilakukan SAM Art Projects merupakan sebuah proyek kejutan bagi dirinya pada beberapa minggu yang lalu. "Saya baru tahu bahwa saya telah dianugerahi program residensi selama lima bulan oleh SAM Art Projects di Villa Raffet di Paris," katanya.
Ia mengaku merasa terhormat, senang, sekaligus grogi mendapatkan penghargaan tersebut.Eko merupakan seniman keempat dalam program residensi tersebut, yang juga ditampilkan di Villa Raffet.
● Djaka Susila/ant /25 March 2012
http://www.seputar-indonesia.com/
Sekitar 20 karya pelukis kontemporer Eko Nugroho yang ditampilkan di Museum Seni Modern Paris atau Muse d`Art Moderne, Paris, Prancis. Pameran bertajuk Te’ moin Hybride ini digelar pada 13 Januari hingga 3 Juni mendatang.
Karya seni anak bangsa kembali diapresiasi oleh pihak luar negeri. Tak hanya satu karya, juga tidak hanya beberapa hari karya-karya tersebut dipamerkan.
Sekitar 20 karya dan tampil selama hampir enam bulan merupakan apresiasi yang luar biasa.Pelukis kontemporer asal Yogyakarta,Eko Nugroho,mendapat kehormatan menampilkan karya-karyanya di Museum Seni Modern Paris atau Muse d`Art Moderne,Paris, Prancis. Ini sebuah langkah panjang Eko karena dengan tampil di Paris, karya-karya pelukis kelahiran 1977 ini semakin dikenal dunia.
Memang bukan kali ini saja Eko tampildinegerimanca.Sebelumnya karya dia juga nangkring di beberapa negara seperti Belanda, China, Italia, Jerman,Hong Kong,Australia dll. Di Museum Seni Modern Paris Eko menampilkan 20 karya lukisan yang digambar langsung di lantai, dinding, ataupun atap tempat ruang pamer. Pada pameran yang berjudul T?moin Hybride ini Eko mengambil corak monster hibrida antara remaja yang terlihat gelisah dan ironis.
Karya seninya juga sangat mengesankan karena menggunakan teknik bordir tradisional serta patung dengan karakter yang tampaknya datang dari fiksi ilmiah dan animasi berupa manusia yang disusun dari ribuan kuntum bunga. Kehadiran Eko Nugroho di Prancis bukan untuk yang pertama kalinya. Karya Eko juga pernah ditampilkan di Lyon Bienniale pada 2009 dan di gedung prestise milik Louis Vuitton pada musim panas lalu 2011.
Karya-karya Eko Nugroho tidak saja berbentuk mural tetapi juga sulaman yang sangat teknis dan surealis dengan suasana humor yang berakar dalam bahasa Indonesia. “Pesan dari karya Eko adalah tentang demokrasi jaman Soeharto dan berganti demokrasi baru atau new bord democracy,” ungkap Sebastian Gokaip, kurator dari Museum Seni Modern Paris kepada harian Seputar Indonesia (SINDO) di Paris pekan lalu.
Dalam hal ini, karya-karya lukisan dinding Eko Nugroho dinilai memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri sehingga sangat layak untuk dipamerkan. Kritik terhadap kehidupan sosial ataupun politik yang terjadi di Indonesia menjadi garapan yang ditampilkan Eko. Goresan seperti Politic is Suck Toilet is Good ataupun Spicy Tolerancedi langit-langit tempat pameran atau bahkan tulisan melingkar di lantai yaitu Menu Hari Ini Republik Masak Mentah dengan Saus Ekonomi Anarki terasa kental kritik Eko terhadap kondisi bangsa ini.
Belum lagi dengan tulisan New Person With Same Old Problem atau Creamy Crisis semakin menunjukkan sikap protes pada karya Eko. Konsulat Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Paris Arifi Saiman mengatakan, pameran itu awalnya digelar hanya hingga 21 Maret namun diperpanjang hingga 3 Juni. Perpanjangan ini berdasarkan pertimbangan pihak penyelenggara dan dukungan Sandra Mulliez dari SAM Art Projects Paris karena melihat antusiasme masyarakat serta wisatawan menyaksikan karya itu.
Menurut dia, karya mural Eko berhasil men arik perhatian kalangan seniman dan juga masyarakat Prancis yang sangat mencintai seni. Hal ini terlihat saat acara pembukaan yang dihadiri sekitar 300 undangan, termasuk kurator lukisan dari Paris, baru-baru ini. “Pameran lukisan ini merupakan sebuah capaian prestasi tersendiri bagi seniman Indonesia karena relatif sulit dan selektifnya untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pameran di museum Prancis, khususnya museum-museum di Kota Paris,”kata Arif.
Eko Nugroho mengakui bahwa yang dilakukan SAM Art Projects merupakan sebuah proyek kejutan bagi dirinya pada beberapa minggu yang lalu. "Saya baru tahu bahwa saya telah dianugerahi program residensi selama lima bulan oleh SAM Art Projects di Villa Raffet di Paris," katanya.
Ia mengaku merasa terhormat, senang, sekaligus grogi mendapatkan penghargaan tersebut.Eko merupakan seniman keempat dalam program residensi tersebut, yang juga ditampilkan di Villa Raffet.
● Djaka Susila/ant /25 March 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar