Jumat, Desember 17, 2010

Bahasa dan sebagainya dalam antologi Presiden Panji Laras

Nu’man ’Zeus’ Anggara
http://sastra-indonesia.com/

M.S. Nugroho, sebagai cerpenis yang telah menulis beberapa karya yang beridekan sastra Panji, romantika remaja, pergaulan suami istri telah memberikan penawaran yang di beberapa sisi menyegarkan dan di sisi yang lain memmpunyai kecenderungan identik dengan gaya penulisan beberapa pengarang Jombang. Sebagai pembaca yang kurang atau bahkan sedikit sekali mengetahui seluk-beluk cerita panji, melalui tulisan ini akan mencoba membayangkan logika cerpen pengarang kita ini dengan resiko segala kekurangan dan ketidak-akuratan.

Membayangkan sebuah gaya dominan dalam konteks geo-kesusastraan memancing kesimpulan-kesimpulan tergesa-gesa atau klaim dengan harapan penegasan tersebut menjadi potret standar yang diikuti komentator-komentator lainnya. Gaya penulis Jombang tidak bisa ditarik dengan melihat strategi diksi atau pilihan kalimat, tetapi membayangkan sesuatu yang lebih luas seperti tendensi psikologi budaya dan sejarah kepenulisan di wilayah ini. Dengan tidak memperhatikan penulis lama seperti Emha Ainun Najib hingga cerpenis seperti rekan Nugroho ini akan ada benang merah yang dapat menandai stilistika dan gaya bahasa yang kuat menjadi merk sastra Jombang. Sebuah hal yang klise jika membayangkan kota ini sebagai kota santri dimana tradisi keislaman yang berakar sejak lama membuat sebuah kondisi kesusastraan harus langsung menggunakan simbol-simbol keagamaan dengan vulgar dan definitif. Pendekatan yang alamiah dan manusiawi, yang artinya juga sama dengan spiritualitas dalam konotasi perennial, dicoba dituliskan dalam antologi ini.

Beberapa cerpen dalam antologi ini dapat dibaca dengan tidak mengharapkan sesuatu yang luar biasa, cerita berjalan dan diukir dengan bahasa dan pendekatan narasi yang tidak istimewa. Namun dalam jumlah yang lebih besar, cerita-cerita menjanjikan endapan-endapan kreatif yang punya arah menggembirakan dan mencerahkan secara kritik. Singkatnya, hanya sedikit cerpen dalam antologi ini yang akan membuat pembaca malas-malasan menikmatinya. Dengan tetap mengingat bahwa dalam karya-karya Nugroho yang istimewa juga memiliki celah kelemahan.

Tokoh Jaka Bayawak yang diambil dari dongeng Panji dicurahkan melalui karakter Dewi di masa kini yang sedang diterangi temaram lampu di bar kecil. Lalu dimulailah cerita waktu ganda. Adegan-adegan berjalan filmis seirama dengan tragedi masing-masing perempuan di waktu terpisah. Penedekatan ini sebenarnya tidak terlalu orisinil, tetapi percobaan yang tidak hati-hati dan kaya fantasi akan gagal menciptakan sensasi yang mampu mengungkapkan isi tematik dari cerita referensi. Dengan kelihaian menempatkan adegan, Entropi Jaka Bayawak sukses meramu segelas jamu beras kencur dengan tujuh gelas bir dengan rasa yang sama mendayu-dayunya di latar waktu yang berbeda. Bahasa perempuan yang nyaris tanpa revisi.

Seperti halnya juga cerpen diatas, Yuyu Kangkang Kata-Kata mengeksplorasi dongeng dengan menderu-deru. Hanya saja aspek yang dirayakan di komposisi ini adalah kata-kata. Kenapa Yuyu Kangkang? Nugroho lebih tahu alasannya. Yang dapat dilihat disini lebih pada bagaimana kata-kata yang berkhianat, penuh dendam, dan berhamburan tidak bisa diandalkan sebagai sandaran terakhir realitas. ’Semuanya berubah, menjadi abjad pertama, menjadi pertama. Menjadi satu dan Sang Satu.’ Seperti dongeng, moral ceritanya jelas dan untuk kepentingan sastra mutakhir dirancang manuver tekstual dalam formasi liris dan puitis. Tidak ketinggalan juga: tipografi.

Jago untuk Presiden. Katakanlah ini versi parodi Panji gaya Seno Gumira Ajidharma yang aroma sastra Jombang (kalau memang ada) untuk menggambarkan nasib mengharap Ratu Adil. Kekuasaan merupakan perkara memiliki ayam andalan yang akhirnya berakhir dengan tragis. Bagaimana Nade Garang yang mencari pembenaran atas petunjuk gaib pada kisah ini harus merelakan ujung nasibnya berada di dalam penjara. Yang layak dicatat, bagaimana pencerita memberikan kesan yang hidup pada perjalanan sang tokoh di tengah pencariannya dengan mencoba menghadirkan properti keseharian secara wajar dan relevan dengan bawah sadar sang tokoh.

Sayap-Sayap dari Langit, sungguh cerita remaja.
90’3GP, kurang menggigit karena arus kesadaran yang seharusnya dipertajam malah terlupakan.

Senandung Hujan Sore Hari, idem.
Aku Melihat Kaki itu Dipotong, realisme sosial seperti ini memang mengharukan tetapi dalam fiksi butuh sesuatu yang lebih. Untuk pembaca remaja mungkin masih sesuai.

Monolog Malam mengesahkan Nugroho memiliki perhatian lintas gender dengan pengamatan keseharian dia yang cair tentang lingkungannya. Gadis-gadis yang hidup di pesantren sebagai subyek utama mengalami semacam konflik peran yang biasa menguras emosi perempuan pada umumnya, kegalauan menjelang pernikahan. Pergolakan batin tokoh-tokoh didalamnya layak mendapat perhatian feminis karena, selain cerpen ini ditulis oleh lak-laki, beberapa pembenaran masokis tentang hubungan pernikahan menjadi hal utama yang harus dimiliki perempuan dan biasanya diambil dari rasionalisasi keagamaan. Untungnya Nugroho masih mengatakannya sebagai hal yang ’Sangat indah dan sungguh aneh. Sungguh aneh.’

Yang sangat instropektif sebagai laki-laki mungkin diwakili oleh Nyanyian untuk Para Babi. Bukan karena tokohnya sendiri bernama Nugroho, tetapi memperlihatkan benar kesehariannya yang tragik komedi. Sebagai sarjana seni musik, tokoh ini harus merelakan dirinya bergaul dengan para babi yang jelas-jelas menggerogoti kewarasannya. Sebagai mahluk sosial yang harus berhubungan dengan orang (/babi) banyak mengakibatkan sejenis alienasi yang merupakan konsekwensi logis dari pengingkaran diri dari waktu ke waktu. Babi-babi memang hanya bisa mendengarkan lagu babi, seperti halnya musik manusia yang sesungguhnya harus bisa didengarkan manusia. Memang cerpen ini tidak sehebat Kafka atau fiksi-fiksi tentang krisis identitas manusia akhir sejarah lainnya tetapi gayanya yang menghibur membuat cerpen ini memiliki kenikmatan tersendiri.

Merpati Amerika, Kucing Jawa, Kucing Australia sebenarnya bagus juga memproyeksikan individu silang budaya, perkembangan konfliknya yang kurang tajam dan personifikasi perembuan bule yang hanya sekedar tempelan sehingga tidak mampu memberikan sensasi kuat menyebabkan cerita ini cukup dibaca dengan alasan intermezzo. Tanpa melupakan bahwa kelucuan dan sekaligus adegan penutupnya begitu hidup.

Ada juga cerita dewasa dalam antologi ini dan sangat mirip film cult. Segmen Kadung, tentu saja. Tetapi pembaca tidak perlu merasa cabul jika membacanya, karena suspense yang bagus sudah dibangun sejak tengah cerita dan apabila dikembangkan seharusnya bisa menciptakan sex thriller yang bikin menggigil. Karakter-karakternya juga hidup. Yang disayangkan, justru pada saat seperti ini kebutuhan untuk berbahasa yang kondusif atau mungkin memasang latar panggung yang kuat tidak hadir seperti yang diharapkan.

Kamar Rahasia lagi-lagi sangat perempuan. Nilai tambahnya ada pada kekelaman gaya Prosper Merimee. Tetapi itulah masalahnya: sangat perempuan. Atau bisa jadi subyek ini memang yang diandalkan Nugroho dalam menggali inspirasi, bukan dalam pendekatan feminis tetapi feminin dalam kebahasaan dan perlakuan perwatakannya.

Secara keseluran, antologi ini bolehlah dikatakan cukup menggemaskan. Mengenai kekuatannya, seperti biasa cerpen-cerpen selalu menempatkan akhir cerita sebagai andalan dan Nugroho berhasil melakukannya dengan baik. Bahasa yang trend saat ini dalam dunia cerpen Indonesia juga tidak terlupakan, seperti halnya bahasa yang dipakai banyak penyair yang ikut-ikut menulis cerpen di koran-koran. Cerpenis yang juga guru SMP ini sepertinya telah menempatkan bahasa sebagai andalan yang tidak tanggung-tanggung, hingga melahirkan cerpen-cerpen metaforis bukan dalam sisi penceritaannya melainkan dalam gagasan-gagasan di luar fiksi seperti permainan tanda dan kosmologi teks, sesuatu yang langsung terlihat secara spasial dalam tulisan. Ini juga menjadi salah satu kegemaran beberapa pencerita masa kini sesuai dengan nafas zaman yang dipenuhi eksperimentasi. Kuncinya ada bagaimana mengukur porsi yang tepat dan tidak berlebihan dalam mengolahnya.

Ide besar tidak merupakan ambisi cerpen-cerpennya tetapi kesederhanaan dan jurnalisme sosial yang akrab dengan lingkungan dimana dia hidup, ide yang dikelola dengan ketrampilan menyusun harmoni yang utuh antara satu bagian adegan dengan adegan lainnya. Tulisan yang dibuatnya seperti memiliki durasi dan tidak dibaca dalam figur lembar-lembar halaman.

Apabila dicari ukuran mudah untuk menegaskan kualitas sebuah karya antara rentang terendah hingga tertinggi dengan kategori: lupakan saja, jelek, lumayan, bagus, luar biasa, dan menyejarah, tulisan ini akan memberikan kesimpulan antologi ini dengan penilaian: bagus. Dengan catatan, Nugroho mempunyai peluang yang besar sekali untuk membuat yang luar biasa jika mengacu pada antologi ini. Kekuatan dalam keragaman cerpennya juga cuma perlu sedikit koreksi, mungkin naturalisme bisa dipertimbangkan untuk menciptakan ruang yang konstruktif bagi tokoh-tokohnya. Judul antologi ini juga agak remeh. Dan apakah sastra Jombang selalu bertutur selembut itu?

Wassalam.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt