http://cawanaksara.blogspot.com/
Judul: Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik
Penulis: Dr H Achmad Patoni, MAg
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Agustus 2007
Tebal: 212 Halaman
Peresensi: Sungatno
Buku ini mencoba turut mengisi, mengapresiasi dan berperan dalam gencarnya parpol yang sedang mencari arah dan harapan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang dililit berbagai krisis, dekadensi moral dan berbagai jenis bencana alam yang saling berurutan.
Menelaah berbagai ki- prah para Kiai pesantren selama ini dalam gelanggang percaturan parpol, motivasi, harapan dan tantangan serta pembelotan langkah-langkah mereka yang menyebabkan predikat ke-kiaian mereka luntur bahkan mencoreng keindahan nama baik agama yang di-peluknya.
Dewasa ini para kiai, khususnya kiai pesantren, dihadapkan pada keada- an yang sulit dalam mewujudkan rasa cintanya ter- hadap bangsa (Khub al Wathan). Keadaan ini terbentuk ketika para kiai pesantren yang dianggap 'gagal' dalam menyukseskan peran ganda mereka selama dalam lingkaran parpol yang selalu menuntut jadwal kesibukan.
Di satu sisi mereka harus tetap mempertahankan status kekiaian mereka sebagai pembimbing dan menjadi panutan santri, di sisi lain, mereka harus memperhatikan keluarga dan jadwal kesibukan yang berlipat-lipat serta "tikungan-tikungan setan" dari dunia perpolitikan.
Buku ini mengajak pembaca untuk refleksi bareng atas 'kegagalan-kegagalan' para Kiai dalam mengemban tugas ganda, juga berusaha menyadarkan anggapan bahwa politik tidak selamanya-dalam bahasa yang ekstrim- menjijikkan, tergantung aktor yang memerankannya.
*) Sumber: Suara Pembaruan, Edisi 21 Oktober 2007
**) Aktivis pada Scriptorium Lintang Sastra Yogyakarta.
Judul: Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik
Penulis: Dr H Achmad Patoni, MAg
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan: Agustus 2007
Tebal: 212 Halaman
Peresensi: Sungatno
Buku ini mencoba turut mengisi, mengapresiasi dan berperan dalam gencarnya parpol yang sedang mencari arah dan harapan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang dililit berbagai krisis, dekadensi moral dan berbagai jenis bencana alam yang saling berurutan.
Menelaah berbagai ki- prah para Kiai pesantren selama ini dalam gelanggang percaturan parpol, motivasi, harapan dan tantangan serta pembelotan langkah-langkah mereka yang menyebabkan predikat ke-kiaian mereka luntur bahkan mencoreng keindahan nama baik agama yang di-peluknya.
Dewasa ini para kiai, khususnya kiai pesantren, dihadapkan pada keada- an yang sulit dalam mewujudkan rasa cintanya ter- hadap bangsa (Khub al Wathan). Keadaan ini terbentuk ketika para kiai pesantren yang dianggap 'gagal' dalam menyukseskan peran ganda mereka selama dalam lingkaran parpol yang selalu menuntut jadwal kesibukan.
Di satu sisi mereka harus tetap mempertahankan status kekiaian mereka sebagai pembimbing dan menjadi panutan santri, di sisi lain, mereka harus memperhatikan keluarga dan jadwal kesibukan yang berlipat-lipat serta "tikungan-tikungan setan" dari dunia perpolitikan.
Buku ini mengajak pembaca untuk refleksi bareng atas 'kegagalan-kegagalan' para Kiai dalam mengemban tugas ganda, juga berusaha menyadarkan anggapan bahwa politik tidak selamanya-dalam bahasa yang ekstrim- menjijikkan, tergantung aktor yang memerankannya.
*) Sumber: Suara Pembaruan, Edisi 21 Oktober 2007
**) Aktivis pada Scriptorium Lintang Sastra Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar