Selasa, Januari 20, 2009

ABSTRAKSI INDONESIA DI AMBANG "TRAGIK'S"

Nurel Javissyarqi*
http://www.forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Yang tampak tiap hari, kita mencabuti akar-akar tradisi, mencopoti pernik-pernik pertiwi. Ini jelas jika membaca kedirian masing-masing atas makna menyungguhan perubahan di segenap wilayah. Istilah Sartre dalam pengantar The Wretched of the Earth, Frantz Fanon; kita sejenis kuda yang telah dicap besi panas pada pantat. Khasana intelektual kita bukan berakar di kedalaman nurani. Hati getir tercabik-cabik sebab tak ada yang patut dibanggakan.
Kita sudah lama membuang kehormatan diri di tong sampah, beserta baju kebesaran Nusantara yang melapuk. Ujaran-ujaran moyang tidak terpakai, seakan lambat mengembalikan bayu kesadaran ke dasar nalar tanah air. Akar tropis tergerus dengan mengumbar senyum sinis. Jiwa-jiwa tergerogoti kepicikan pesimis, atas langkah kaki yang diayun kesombongan dasi di sekitar bangsa pribumi.

Ini takkan tersentuh selagi tidak iqra’ menyinaui; di sudut mana sebaiknya duduk, dan di saat kapan harus berdiri. Bukan beramai-ramai menjadi pemain yang merecoki medan hitungan, seperti seruduk banteng telinga tuli.

Ribuan sarjana banyak menganggur menanti lowongan kerja. Inikan keblinger, tidak memberdayakan diri agar mempuni. Tes masuk pegawai berjubel hingga pingsan berkali-kali, semacam lukisan menggelitik. Seharusnya malu, bukan malah adu gengsi saat hendak melangkahkan sepatu mendaftar pengawai.

Para mahasiswa telah merugikan keuangan negara sebab berleha. Tidakkah pendidikan disubsidi, tetapi hanya main-main kuliah dan skripsi. Menjadi ajang permainan para senior yang mengikuti aturan sebelumnya, inilah ketololan yang membelunder.

Telinga yang tertutupi keangkuhan batu, sia-sia pembicaraan para hakim yang membaca gerak-gerik, sedang dirinya tidak bergerak sama sekali. Suka suap dibangga-banggakan, bagai kenangan terkutuk. Seyogyanya menjelma hantu rupawan untuk menggoda generasi, agar tidak terjebak dalam lubang serupa.

Semoga tak menjual kebangsaan dengan sesuap nasi, tidak melelang pendapat demi mengeruk pendapatan. Meramu pengalaman dahulu sebagai jejak langkah menuju jenjang kedewasaan penerimaan. Kenangan ialah bukti sejarah tidak berulang, tiada tercatat di dinding peradaban, kalau tak dalam ingatan anak-anak jaman. Proses berkelanjutan; sia-sia merugi di hari tua, jika tak sanggup mencium bibir kemerdekaan.

Lama nian dikungkung peraturan yang merecoki gerak menerbangkan jiwa, sering kali kecelik yang tidak terperhatikan segera luput terlupakan. Ternyata esok hari meminta jatah disuntuki. Atau kita sering membangun sesuatu yang terkuasai, namun membiarkan yang tidak terfahami. Jadilah terbingungkan di tempat duduk, diwaktu perubahan letak terbuka bagi siapa saja. Sungguh aneh, pendapatan nilai terabaikan demi materi, menyusun khasana tanpa membagikan pencerahan pada sesama.

Benang Kusut Kesadaran

Suap, salah satu dari ribuan kesalahan bangsa kita yang berkelanjutan. Nilai-nilai agama dalam perkembangan dewasa ini, belum mampu menangkal virus tersebut. Kalau merogok ke safana pribadi, kita telah melepaskan rasa malu diganti kerakusan. Berapa persen insan Indonesia yang sadar, tidak mengulang balik kesalahan kemarin?

Suap itu mata rantai besi setan yang bersinambung, jika tak diputus dengan penegasan hukum transparan. Mulut manis atas kata-kata pembangunan, namun tak bisa menggeser pandangan dahalu atas wawasan yang keliru. Revolusi sosial seharusnya dimulai, ini bukan menghakimi perbuatan keji dengan kehancuran, tetapi bagaimana insan sebagai tangan-tangan tuhan.

Deretan kekalahan tampak mencolok, membiarkan ambruk menuju muara akhir tidak bahagia. Memang kita terlahir dari beberapa aturan, namun tidakkah di saat kesadaran tersemat dalam tubuh kehendak, bertekad mencapai kebaikan bersama. Seharusnya berani menanggalkan aturan yang tak manusiawi, yang tak berpribadi menjunjung tinggi nilai pertiwi.

Kita telah menjelma robot-robot di pelosok pencarian profan. Naluriah mesin, perhitungan angka mekanik, manajemen untung yang merenggangkan sifat persaudaraan. Keyakinan tahayul dibangun dari sugesti keblinger. Lalu penelitian menjelma hukum ketuk palu, namun tidak sigap dalam menerima perubahan pada jenjang perbaikan.

Jiwa-jiwa sok paripurna dalam kamar kerdil menghadapi cermin kesendirian, seperti barisan komando tanpa kompromi. Demokratisasi mencekik lahan-lahan yang dianggap merusak tatanan kota, adalah wujud sepinya pertukaran nilai kasih sesama, semisal penggusuran.

Tidak mungkin mengudar benar kusut sendiri, apalagi hiruk-pikuk perubahan kian melek kebendaan. Mentalitas pandangan yang membangun sekadar tampakan, meninggalkan jauh pemberdayaan jiwa mandiri. Manakala perubahan merusak hati, kaburlah idealitas. Apalah hebat jika dibanding bocah kecil bermain, yang suntuk menikmati alam fikirannya sendiri?

Racun memasuki otak, mengkaratkan wawasan kebangsaan, hilang tenggang rasa merusak keseluruhan dialogis keadilan, diganti momentum kepentingan. Alokasi dana diraup tangan-tangan gurita yang malas bekerja. Konsep budi pekerti tergadai norma dadakan yang mementingkan tempat, lalu perjalanan waktu menjelma kebohangan.

Apalah yang didapat dari bolak-balik rumah ke kampus dunia? Jika pelajaran menerima hanya tertangkap angan, lalu menguap dibawa tidur panjang. Mimpi sesaat terbangun dengan ritualitas tidak bertambah. Seharusnya menghitung, berapa energi yang dikeluarkan dan berapa mutu diri memberi perbaikan lingkungan.

Kualitas diri tidak pada potongan rambut atau cara berjalan, tetapi fungsi dari sumbangsi, bukan membuntu kesempatan sesama dengan keping uang. Sukses besar bukan memiliki perabotan mewah, tetapi kebahagiaan bermanfaat tanpa pamrih, sebab sadar hidup hanya sekilas.

Apa yang dibanggakan dari hayat, jika nantinya memasuki kotak wayang? Apa yang tertinggal kebendaan, esok menjadi rebutan. Adalah tidak berfikir panjang kalau mengeruk untung sesaat nafas.

Kita sering wegah sebab jalan di depan sulit diterjang. Pahala sekali meneruskan, tentu mendapati temuan; kesadaran penilaian mandiri, gagasan yang terpendam kesibukan, bakal muncul keberuntungan atas prosesi berkelanjutan. Serupa hal baik yang tak terfikirkan sebelumnya.

Seharusnya berkaca agar tahu di mana posisi, ke mana memperbaiki kualitas bangsa. Kita seperti anak hilang tanpa identitas, umpama buih centang-perenang tidak sanggup mencipta sebutir garam renungan.

Ketidakjelasan itu selayaknya disadari, bukan ngelukru serupa bebatuan krucuk yang diangkut truk, atau segebok jiwa yang tak berguna. Padahal perjalanan waktu semakin mengecurut pada pemahaman jika menyetiai, namun bisa ambyar kalau tak memiliki daya ingat juang.

Demi lebih terang, kudunya memahami anatomi kesadaran. Bagian apa yang mampu kita angkat, di jarak mana menarik nafas menapaki keterbukaan. Dan dengan siapa bergandeng tangan berkecup mesra cita-cita, yakni gerak berharga daripada membaca tanpa motivasi ke sana.

Produktivitas Situasi Atas Angan

Tiap tanda dimaknai sebagai jejak kelanjutan; membaca anggang-anggang atau menterjemah yang terjadi nanti. Di mana kesadaran berada di lumbung kesegaran, yang jauh dari jamur kesambilluan. Memperbaharui diri menjaga vitalitas kerja agar tetap harmoni.

Ini kedewasakan pandangan, menerima segala kelapangan yang pahit di hati. Nasib-nasib terbangun atas olahan situasi sebagai bahan strategis, tidak harus melewati pedoman akademis yang belum tentu seirama. Sebab logika yang beredar tiap hari, seringkali tak mematuhi aturan umum para ahli.

Sungguh kita sanggup menyimak menjadi mempuni, dengan terus mencoba mencari formula memaknai perjalanan hayati. Kematangan datang bersusulan jika mengemban kehausan jiwa, tidak pernah puas di mana ruang-ruang pembusukkan.

Serta merapatkan barisan dari asosiasi masa silam, memetik manfaat kehadiran kini. Kebertemuan yang menyatukan gagasan realitas mendatang di tengah-tengah fikiran, tertangkap seirama perasaan yang melampaui wilayah ingatan. Mengorek daya duga asal muasal masa lalu, membongkar kemungkinan dengan yang sedang berjalan untuk hakiki.

Sebersit ingatan mengulas balik dengan kesungguhan, diri mengumpulkan kenangan menjadi nilai-nilai, demi tanjakan esok lebih ringan. Endapan nalar, daya renung jiwa, menilik hati dengan gigih mengaduk relung sunyi. Ialah sebuah kerja yang terus dirawat, sehubungan debu-debu menggesek dari kisaran terpaan angin lalu.

Semenjak diberi ingatan, keterangkatan peristiwa dihadapkan kekinian sebagai buah anugrah, lantas menimbang sejauh mana tanjakan, seberapa daya fisikal renung serta analisa mencapai dinamika. Hikmahnya, terhindar dari rasa bosan yang menguntit pelaku.

Kebosanan di walayah kemandekan serupa lumpur hidup, daerah angan yang tak memiliki gairah analitik, ongkang-ongkang kaki yang membius jiwa mematikan sukma, jika tak ditolong segera. Olehnya, perkawinan realitas di sela-sela pemikiran masa lalu, menjadi kembang kreativitas yang meninggalkan sisi-sisi melemakan, memprekes lemak-jiwa.

Maka rawatlah ingatan sebagai referensi atas yang tergerak kali ini untuk mendapati bentuk faedah, nilai-nilai terhadap fenomena gejala alam memantulkan idealitas. Kiranya yang berani menimbang angan ke depan, mendapati nikmat kesetiaan.

Ganjaran yang sudih menandaskan keyakinan, mendapati realisasi dari angan-angan. Kebertemuan daya duga sewaktu dijalankan. Inilah angan yang mendekati jangkauan pelaku. Jiwa setia menyelidik cemburu yang memburu kefahaman diri, karakter yang menarik balik sebagai ketajaman rasa demi masa-masa mendatang. Niscaya logika memberi tawaran rasa. Pengolahannya serupa bahasa pada kunyahan gigi-gigi para sastrawan.

Inilah lingkungan kefahaman bersama, perjuangan dari ketertinggalan melihat kemerosotan, kejahiliaan kemarin. Disaat ide melembaga, menjemalah kesombongan penjara yang melepaskan ingatan kerja masa silam. Sebelum jauh terperosok, akar-akar perlu dipegang, merangkak ke tepian awangan, agar selamat badan cita-cita menghirup kemungkinan yang tertandakan dari memori silam-semilam.

Maka membangun tidak lantas meninggalkan ruh tempo dulu, sebab daya cita perjuangan-lah yang mendamaikan jiwa. Kepedulian diri terhadap sesama menjadi jala tanggung jawab, sebagaimana candradimuka psikologi diri, demi kemantapan mental alam tropis nalar pertiwi.

*) 2006, Pengelana asal desa Kendal-Kemlagi, Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt