Rabu, Agustus 06, 2008

MELAWAN HEGEMONI SASTRA INDONESIA (?)

Pembacaan atas subyek-obyek dalam puisi penyair Lamongan
Haris del Hakim

Bajaj Bajuri di Trans TV dapat dikatakan sebagai film komedi dengan rating pemirsa yang tinggi, terbukti masih terus diputar meskipun diulang-ulang. Begitu pula dengan OB di RCTI. Kedua film itu bersetting budaya Betawi; zaman dulu adalah Batavia, pusat administrasi VOC Belanda yang imperialis dan kolonial. Dalam film itu kita bisa melihat karakter orang Betawi yang selalu menang sendiri dan tak terkalahkan, berseberangan dengan karakter orang yang selalu naif yang diperankan sebagai orang Jawa (istilah Jawa bagi orang Betawi adalah penduduk Jawa selain mereka); dalam Bajaj Bajuri kita bisamelihat tokoh Emak Etti yang cerdik dan licik berseberangan dengan Mpok Hindun yang kenes dan endel atau Yusuf bin Sanusi sebagai orang Betawi yang paling naif dengan Parti yang mengalah dan tak berdaya menghadapinya bahkan mau diperistri, sementara dalam OB adalah Saodah yang gembrot dan selalu menang berhadapan dengan Sayuti yang Jawa yang lamban dan tidak cerdas.
Gambaran di atas seperti yang dilukiskan dalam Orientalisme karya Edward W. Said tentang hegemonisasi Barat terhadap Timur sebagai pintu gerbang imperialisasi, “Sekelompok orang yang tinggal di satu tempat tertentu akan menciptakan batas-batas antara tanah tempat tinggal mereka dengan lingkungan terdekat dan kawasan luar yang mereka sebut “tanah orang biadab”” (Said: 70).

Proses hegemoni warisan budaya kolonial dan imperial tersebut sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda dan bertahan hingga sekarang. Secara geografis Betawi memang diuntungkan sebagai pusat pemerintahan dari masa kolonial Belanda hingga pemerintahan Republik Indonesia. Kemudian, bagaimana orang-orang non-Betawi menyikapi hal itu? Pembacaan terhadap puisi penyair muda Lamongan dalam antologi Absurditas Rindu terbitan Sastranesia menjadi penting untuk dibahas.
***

Kata ganti “kita” dan “mereka” beserta padanannya merupakan representasi paling sederhana untuk menciptakan batas-batas karakter dan kekuasaan. Padanan kata “kita” adalah “aku” atau “kami” dan selainnya adalah “yang lain”. “Kita” adalah subyek dan “yang lain” adalah obyek. Nafas transenden dan religiusitas melebur dalam jarak subyek-obyek yang bersifat serampangan ini. Kalau diselusuri secara mendalam keberjarakan itu selalu ada, seperti keberjarakan konsepsi kita tentang yang transenden yang selalu berubah seiring pengalaman dan usia. Ketika kanak-kanak gambaran transenden harus berwujud konkret dan mudah dijelaskan dalam logika anak-anak, namun pada usia dewasa lebih cenderung ke arah konsepsional abstrak yang lentur. Akan tetapi, tetap tidak lepas dari keberjarakan dan perbedaan antara subyek dan obyek.

Meskipun demikian, pembacaan ini tidak lantas menahbiskan perlawanan diametral antara daerah dan pusat seperti yang pernah terjadi pada tahun 80-an, namun bukan berarti takut untuk selalu melakukan perlawanan terhadap pusat.

Bagaimana penyair muda Lamongan menggunakan dan mendeskripsikan kata ganti tersebut?
AS. Sumbawi dalam puisi Dia Sedang Terbang menggambarkan “yang lain” bahwa dia sedang terbang//dibawa angin yang tertangkap//dari sinetron ABG dan kisah cinta… dia sudah tak terjangkau malam itu//ketika rinduku lega di ruang tamu//tapi, dia berkata://besok saja, kulihat lukisan itu. Dia sebagai yang lain dilukiskan berkarakter imajinatif dan melayang-layang bebas sekaligus berkuasa dengan gaya birokratisnya yang senang membuat orang lain menunggu, besok saja. Sedangkan aku sebagai subyek yang merespon adalah aku nekat beranjak pergi//dengan sebuah lukisan//—potretnya—tergulung// //ketika rinduku lega di ruang tamu// //ah, lega rasanya//tak sampai tumpah rasa//terbuang dalam keranjang sampah//—yang kubayangkan—//dipunguti dua ekor ayam//yang telurnya hampir//kusantap tiap malam. Aku sebagai subyek berkarakter memberi dan menunggu, apakah pemberiannya diterima atau tidak, serta pasrah atas keputusan sekaligus pandai menghibur diri terhadap apa pun yang terjadi pada dirinya.

Ali Makhmud dalam puisi Cipratan Kata tidak menggunakan kata ganti “kita” dan padanannya, namun bisa dikatakan engkau dalam puisi adalah aku sebagai subyek dan suasana yang dibangun merupakan obyek. Obyek di sini dilukiskan sebagai malam tiba-tiba tak lagi//melukiskan warna//menjaga dengan kerlip//lilin pada cemasnya yang terlelap//sesekali redupnya memunculkan igauan//waktu siang, memaksa engkau. Deskripsi “yang lain” yang suram dan tidak mempunyai harapan itu ternyata masih berkuasa untuk memaksa engkau untuk merangkai kembali cahaya//sebentar-sebentar padam//berharap ia tak terjaga//dalam percikan kata-kata//diam. Subyek itu pun tidak berdaya menghadapi paksaan dan mengeras diatas nyata//ia pun mengelap cipratan kata//yang tak lagi bias. Kata yang tak berbias seperti sebuah keyakinan, namun sayang keyakinan itu masih abstrak dan tak terjelaskan dalam puisi ini.

Anis CH sangat jelas menggunakan kata ganti tersebut sehingga mudah untuk dipahami. Dalam puisi Pada Suatu Hari Di Ujung Subuh dia menggambarkan “yang lain” dengan jelas Kata-katanya terlalu lugas untuk//Kumaknai, betapa pun kamus—//Kamus itu tersaji di hamparan mataku. “aku tak bisa membaca”, kataku//waktu itu yang kemudian telapak//tanganmu menenggelamkan kepalaku//pada hangat ketiakmu// //Awan terlalu tinggi untuk kau bisa//Terbang dan mengambilnya segumpal//Untukku…//Maka latihlah sayapmu agar tak kaku//Dan belajarlah terbang agar kau//Bisa mengambil lebih dari segumpal awan-awan itu// //Agar kau bisa menjadikannya apa saja//Dan tak lagi putih, biru dan kelabu warnanya.// //Katamu, tak perlu gelisahmu kau//Hadirkan sebuah kupu-kupu yang//Terluka sayapnya tak mungkin menyeret//Pintu samudra di kakiku. Subyek benar-benar diliputi rasa kuatir dan ketakutan tidak mampu memahami “yang lain” dan memilih untuk tenggelam dalam rasa aman tanpa resiko berhadapan dengan “yang lain”. Bahkan, subyek berharap agar obyek berlatih dan berusaha agar dapat menguasai dirinya.

Ariandalu S. dalam puisi Cerita Merpati Pada Suatu Pagi menuliskan Lama aku tertegun melihat merpati yang bertengger diantara tumpukan jerami tengah mengusap-usap keringat di kepalanya dengan sayapnya yang pucat, ia semakin merunduk lalu bersimpuh pada sudut pandangan kosong di antara ilalang yang seakan asik berbicara dengan angin// //Tak lama kian kulihat kesendiriannya telah hadirkan iba pada diriku, lalu kuhampiri dengan sejuta tanda Tanya, dan aneh ia malah tersenyum memandangku dengan matanya yang lembut seakan memberi ketenangan pada diriku, lalu ia bicara "hai maukah kau menggantikanku, aku terlalu lelah berkabar pagi, setelah larut dalam arus badai semalam, aku ingin istirahat dan setelah itu aku akan berada disampingmu mendengar kau bercerita tentang cinta pada suatu pagi nanti" dan iapun tertidur pulas sepulas bulunya yang sebagian terbang tertiup angin. Aku hanya terdiam melekat apa yang diucapkan merpati tadi pada suatu pagi. “Yang lain” dalam puisi ini dimetaforkan dalam wujud merpati yang sudah tidak berdaya dan rapuh serta mencari pengganti. Pengganti itu dialamatkan pada aku, subyek. Sayangnya, subyek tidak menerima atau menolak dengan sikap yang tegas tetapi justru terpukau oleh fenomena yang dihadapinya.

Atrap S. Munir dalam puisi Kepada Engkau menyatakan Aku disini hanya menangkap makna//Setiap kepak sayap burung dalam dada//(seperti engkau tebar ridho dengan cinta//dari doa aku berserah)// //Wahai engkau//Mungkin harus tiada tersisa yang kita punya//Untuk mengubah zaman//Sebab dimana engkau hidup harus bisa;//Maka beri arti setiap desah nafas peluh//Pada kesempatan hari untuk memberi roh//Pada mimpi-mimpi. Aku subyek hanya menjadi subyek yang pasif dan berserah sebagai penangkap mimpi yang diberi roh oleh “yang lain”. Obyek meskipun tidak berdaya tetap sebagai yang ideal dan harus bisa berbuat apa saja.

D. Zaini Ahmad dengan puisi Fantasi Sampah menyatakan Dalam sebuah ruang aku terburai dalam//fantasi//Simpuh meratap hidup tiada arti// //Sembari kulihat manik-manik linang//air mata//Dalam sebuah cermin//Wajahku hitam kelam//Tiada setitik sinar putih memancar// //Diriku sadar//Diriku tertimbun di antara bau busuk//sampah dan kerumunan lalat//dalam cakaran pemulung// //Diriku tiada berdaya dalam tumpukan//Sampah//Bersimpuh bersama tarian-tarian lalat//Memohon ampun dan rahmatNya. Subyek di sini bermetafor dengan sampah yang kotor dan buram bersahabat dengan lalat-lalat yang tidak berdaya, bahkan di antara tumpukan sampah sendiri. Sampah yang tidak berdaya karena sampah itu sendiri. Identifikasi terhadap sampah tidak menemukan aspekesensial dari sampah yang dapat membantu proses keberlangsungan alam semesta. Obyek digambarkan sebagai pemilik ampunan dan rahmat yang kepadanya subyek memohonkannya.

Ghaffur Al-Faqqih kelihatan sangat unik dalam puisi Terpedaya. Tanpa kata ganti yang sepadan dengan subyek, digambarkan bagaimana suasana itu seperti air bah yang menghanyutkannya. Obyek telah bermurah hati dengan nikmat, namun subyek justru Semakin tersesat kenikmatan//Pandangan kabur//Berjalan diatas keraguan membuat//mata-mata buta//Terperosok jurang keindahan.//Dimana hitam, putih sama//Roh-roh menawarkan anggur//Menepis keimanan.//Takberdaya atas nikmatMU//Lupa akan daratan//Tenggelam akan nikmat dunia.

Heri Listianto dalam PANGGUNG SENYUM menggambarkan milik subyek yang telah teridentifikasi oleh obyek. Heri menulis Kotak jurnalku terkapar//Mengabsen jari-jari lengking//yang berjalan menggelitik diatas wacana itu,// //Kitapun mulai mendata//partikel-partikel yang berjalan setengah langkah. Puisi ini berbeda dengan sebelumnya, karena subyek telah mengatur langkah untuk entah meskipun baru setengah. Mengapa? Jawabannya ternyata sangat mistis dan terdengar tidak berdaya. Mungkin, malaikat rumput//mulai takluk oleh para kambing//Yang menunjuk para moderator//Dalam sidang para "Hayawan".

Imamuddin SA. seperti judul puisinya, Emanasi, menggambarkan ketergantungan yang erat antara subyek dan obyek, bahkan subyek sebagai bagian obyek; debu-debu jiwaku//adalah kesemestaanmu,//tanpa percik cahayamu kan berlalu. Hal yang unik di sini adalah obyek ternyata dapat terkondisikan oleh “yang lain” bagi obyek, obyek yang sekaligus subyek, seperti dalam bait puisinya Rotasi masa pengubur ari//Dalam legenda misi atau sangsi//Telah membawamu di hening emanasi.

Javed Paul Syatha dengan puisi Absurditas Rindu mendefinisikan obyek itu dengan sangat jelas sebagai samsara rindu; sebuah perjamuan di suatu rumah//dimana kedekatan terus membuat makna//mencoba menetapi pada jalanan waktu. Obyek tersebut memberikan pengaruh yang sangat gamblang pula terhadap subyek dengan membuatku mengenali segenap ruang bagi jiwa//sebagai pengendali yang hebat//diperjalanan beratus abad lampau dan nanti//[melampaui semua rahasia semua misteri]. Sikap subyek terhadap obyek pun menjadi defensif dan mempersembahkan sesuatu yang esensial namun masih belum sempurna, duh, hanya anggur yang akan kusuguhkan//untukmu//dan pergelasnya adalah cahaya//serangkaian cahaya dari ujung ke ujung atau bukalah pintu rumahku secara penuh. Sikap tersebut berasal dari ketulusan rindu yang sangat ideal yang nantinya diharapkan dapat menjadikan subyek menjadi ideal seperti halnya obyek. Subyek adalah perindu obyek yang juga merindukan subyek, sehingga lahirlah keagungan tanpa batas. Subyek ternyata juga waspada apabila rindu tersebut tidak tulus dan mengancamnya dalam hati yang gelisah tanpa langkah yang lebih konkret, yang mengabaikan rindu//namamu tertulis dalam kegelisahan janji//[adalah laksana cermin yang memancar//lantas menghilang engkau dalam kegaiban].

Kadjie Bitheng MM dalam Perjalanan menggambarkan subyek yang tidak jauh berbeda dengan para penyair sebelumnya. Kesadaran subyek adalah kesadaran sebagai yang tersesat yang mengagungkan dirinya, namun hal itu bukan karena kesadaran akan kondisi ketersesatannya melainkan karena obyek yang ideal dan cita-cita subyek untuk setara dengan obyek. Keunikannya justru dengan larut dalam ketersesatan itu dapat memperoleh buah dari obyek. menelusuri perjalanan//tersesat aku//pekat masih menghantarkan rindu//pada spasi spasi perjalanan//dan diantara rongsokan rongsokan kata//kusembah jua diriku//karena Engkau//penghias instalasi instalasi ruang//dan waktu masih kueja sebagai tanda koma//menelusuri belantaramu//terpahat aku//oleh gemerincing ranting dan dahan//melebur ruhnya pada kedalaman dzikir//dan tubuhku gemetar//menyalalah rindu mencakar cakar//dinding relung nuraniku//dan cemburu telah lebur dalam pekat//dan ruhku menggeliat tersesat//dalam kedalaman dzikirmu//dan diantara pohon pohon berjajar rapi//ku petik buahMu di sini. Obyek tersebut adalah penghias instalasi ruang dan waktu.
***

Semua penyair muda yang sangat berbakat tersebut mempunyai pola pikir yang hampir sama antara satu sama lain. Mereka menggambarkan subyek yang cenderung pasif dan tidak berdaya berhadapan dengan obyek. Subyek tetap subordinan dari obyek yang sangat kuat, namun satu hal yang unik adalah sebagian besar mengungkapkan kemuraman dan keputusasaan pada diri obyek. Sikap itu timbul dari konsepsi ideal tentang obyek yang dibarengi konsepsi tidak ideal tentang subyek. Benarkah subyek tidak memiliki apa-apa sehingga sedemikian legawa untuk menjadi subordinan?

Jawabannya pasti tidak dan kita harus bersekutu untuk menemukan dan menjadikannya sebagai mata tombak yang tajam. Sastranesia telah memulai dengan menyodorkan lembaran paling berharga untuk dijadikan batu altar pijakan, semoga altar ini dapat menjunjung manusia-manusia besar yang berpijak di atasnya ….

Surabaya, 7 Agustus 2008

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt