Rabu, Maret 04, 2020

LELAKI YANG SUKA BERGITAR

Sunlie Thomas Alexander
nostalgia.tabloidnova.com

IA merasa kehilangan lelaki muda itu. Berkali-kali ia mengintip keluar jendela dari balik gelap kaca nako, tetapi teras rumah kost itu tetap saja sepi. Hujan belum juga reda, tidak deras namun awet. Ia mengendus aroma bunga-bunga yang meruap wangi. Juga bau tanah yang sedikit menyengat.

Biasanya sore-sore begini, lelaki muda itu akan duduk di sana bermain gitar dan ia sibuk menyiram bunga-bunganya di teras atau memotong daun-daun bonsainya yang meranggas liar di halaman. Namun sudah dua hari, lelaki itu tidak kelihatan. Ke mana lelaki muda itu? Apa dia sakit?
Ia teringat sekantong jeruk sunkiss yang ia beli di supermarket tadi pagi. Ia ingin sekali menyambangi lelaki muda itu dengan membawa buah-buah segar yang saat ini ia simpan dalam kulkas itu. Tetapi segera ia buang jauh-jauh pikirannya. Lagipula belum tentu lelaki muda itu sakit kan? Ia berjalan mondar-mandir, berharap seseorang keluar dari rumah di seberang jalan itu. Seseorang yang dapat memberinya kabar tentang lelaki muda itu.

Tapi, ah, apa pedulimu sebenarnya? Lelaki muda itu bukan siapa-siapa bagimu, begitu juga kamu baginya.

Ada rasa malu yang menyelinap dalam hatinya… Ya, apa pedulinya? Bukankah hanya kebetulan saja ia mengenal lelaki muda itu sebagai salah seorang penghuni rumah kost di depan rumahnya. Sebatas itu, tidak lebih.

Ketika akhirnya seseorang-yang ia kenali sebagai teman sekost lelaki muda itu yang telah lama tinggal di sana-keluar dari rumah di seberang jalan itu, ia bergegas berlari ke teras. Ia hendak melambai memanggil. Tapi segera pula ia urungkan niatnya. Perlahan-lahan ia turunkan tangannya yang sudah terangkat setengah. Dengan murung, ia kembali masuk ke rumah. Lalu buru-buru melangkah ke dapur, setelah teringat belum menyiapkan makan malam. Tapi sebelumnya ia masih sempat menoleh sekilas lagi ke rumah seberang jalan itu. Teras itu tetaplah tinggal sepi.
***

SUDAH empat sore, lelaki muda itu tidak bermain gitar di sana, dan ia tidak menyiram bunga-bunganya di beranda atau memotong daun-daun bonsainya yang meranggas di halaman. Hujan terus berebahan.

Ia tidak begitu ingat, sudah berapa lama lelaki muda itu tinggal di sana. Tapi rasanya belum begitu lama. Mungkin baru setengah tahun, atau setahun, mungkin lebih. Ia betul-betul tak ingat. Karena awalnya, tentu saja, ia tidak peduli dengan kehadiran lelaki muda itu seperti juga ia tidak pernah mempedulikan penghuni lain di rumah kost itu. Tetapi lama kelamaan, entahlah, ia mulai merasa tertarik pada permainan gitar lelaki muda itu, bahkan kemudian menghafal lagu-lagu apa saja yang suka dimainkan lelaki muda itu setiap sore di teras rumah
seberang jalan. Setiap sore yang kemudian menimbulkan debar aneh di dadanya.

Ia lebih sering mengerling diam-diam. Tapi sesekali ia akan menoleh ke seberang jalan, lalu pandangan mereka pun bertemu dan ia melemparkan senyum dengan kikuk. Lelaki muda itu mengangguk dan balas tersenyum. Setelah itu mereka kembali dengan kesibukan masing-masing. Ia dengan bunga-bunga atau bonsainya, dan lelaki muda itu dengan gitar. Tak pernah lebih dari sekadar itu.

Lelaki muda itu tidak pernah tampak pada pagi atau siang hari. Dia hanya muncul pada sore hari dengan gitarnya di teras rumah seberang jalan itu, ketika ia sedang sibuk menyiram bunga-bunga atau memotong bonsai. Tanpa perlu berpaling ia sudah tahu kalau itu dia. Atau kadang-kadang dari balik jendela, ia melihat lelaki muda itu sekilas ketika hari telah larut malam. Lelaki muda itu keluar dari rumah kost dan berjalan dengan langkah-langkah bergegas ke persimpangan di ujung jalan, naik ke boncengan sebuah ojek yang mangkal di sana lalu lenyap bersama deru motor. Beberapa kali ia memergoki lelaki muda itu pulang subuh saat ia baru saja selesai menunaikan salat. Entahlah, ada sesuatu mendorongnya menyibak gordin lalu mengintip keluar jendela. Tentunya ia tidak tahu dari mana lelaki muda itu, ia hanya bertanya-tanya sendiri.

Hingga suatu sore. Sore yang cerah. Ia sedang menyiram bunga ester kesayangannya ketika tiba-tiba saja lelaki muda itu sudah ada di belakang ketika ia menoleh. Tak ada suara gitar. Gugup, ia tersenyum. Lelaki muda itu membalas dengan senyum tipis.

"Maaf, apakah saya mengganggu Mbak?" Tanya lelaki muda itu lembut sebagaimana juga tatapan kedua matanya. Ia cepat-cepat menggeleng, "Ah, tidak! Tidak!" Ia yakin saat itu ia terlihat amat kikuk. Terlebih karena tatapan mata lelaki muda itu.

"Tumben tidak main gitar, Mas?" Mungkin ia lontarkan pertanyaan itu sekadar menutupi kegugupan, mungkin juga karena memang kepingin tahu kenapa sore itu lelaki muda itu tidak memetik gitar sebagaimana biasa.

"Senar saya putus dan belum sempat mencari pengganti." Jawab lelaki muda itu datar.

"Oh!" suara yang keluar dari bibirnya itu barangkali terdengar mirip keluhan. Dan ia semakin jengah dengan mata lelaki muda itu. Mata yang menenteramkan sekaligus mencemaskan. Ia baru sadar hal itu.

"Bunga-bunga yang manis." Desis lelaki muda itu lirih, seolah pada diri sendiri, "Tentu karena telaten dirawat." Ia merasa yakin wajahnya saat itu berona merah, "Terima kasih. Mas suka bunga?"

"Dulu Ibuku juga suka menanamnya di teras rumah kami. Saya sering membantu menyiram." Kata lelaki muda itu sambil terus memperhatikan kesibukannya.

Tahu-tahu mereka sudah terlibat percakapan hangat tentang bunga. Sesekali mereka tertawa. Ia tidak menolak ketika lelaki muda itu menawarkan diri membantu menyiram bunga-bunganya.

Namun tiba-tiba gerimis turun dan lelaki muda itu berseru kaget. Ia terbeliak menyaksikan bagaimana sebuah pot kecil berisi bunga Lantana terguling rebah dan tumpah. Lelaki muda itu bergegas minta maaf.

INI sudah hari keenam lelaki muda itu menghilang dari teras rumah di seberang jalan itu. Ke mana sebenarnya lelaki muda itu? Apa yang sedang dilakukan dia? Atau apa yang terjadi pada dirinya? Ia tidak bisa menghalau pertanyaan-pertanyaan yang menyerbu pikirannya bertubi-tubi. Ia benar-benar dicekam kecemasan yang membuatnya benci. Ia merasa tak berkutik, walaupun cuma sekadar mengetahui secuil kabar berita lelaki muda itu. Dan ia merasa takut untuk merumuskan kecemasan semacam itu, bahkan juga malu untuk mengakui kecemasan tersebut bercokol dalam pikiran dan hatinya.

Siapa sangka bakal begini jadinya. Berkali-kali ia melemparkan pandang keluar jendela menembus gelap kaca nako dan menemukan kegelisahan yang semakin sempurna di teras rumah seberang jalan itu. Ya, kegelisahan yang semakin sempurna, yang tak mungkin ia bagi dengan siapa pun. Tentunya apalagi dengan seorang yang paling dekat dengannya.
Kalau saja suamimu tahu…

Ah, kamu merinding, tak berani membayangkan. Ada rasa takut yang sulit kamu cegah setiapkali dia menatap ke dalam sepasang matamu pada saat kalian makan malam atau sehabis bercinta. Kamu selalu bergegas memalingkan wajah, khawatir dia akan menemukan sesuatu pada mata dan wajahmu. Sesuatu yang kamu tak ingin dia, juga siapa pun mengetahuinya karena membayangkan risiko. Tapi kamu tak yakin sampai kapan kamu bisa menyembunyikannya lantaran kamu merasa matamu terlampau polos untuk berdusta.

Seharusnya sore-sore begini ia sedang menyiram bunga-bunganya di teras atau memotong daun-daun bonsai yang meranggas liar di halaman, dan lelaki muda itu sedang bermain gitar di teras rumah seberang jalan. Tetapi hujan belum juga berhenti. Sejak lelaki muda itu menghilang dari teras rumah seberang jalan itu, entah mengapa-ia bercuriga dengan sesuatu yang entah-hujan terus-terusan turun. Tak kenal waktu, hampir setiap hari.

Kenapa ia harus mengalami semua ini? Batinnya kesal. Ia menyakinkan dirinya kalau ia menyesal, tapi sia-sia. Meski ia merasa amat tersiksa, tapi ia seolah menikmati setiap dera yang datang. Setiap rajam yang menoreh hatinya, oleh hilangnya lelaki muda itu dari teras rumah seberang jalan, petikan gitar lelaki muda itu, lagu-lagunya, pandangan mata mereka yang sesekali bertemu dan senyum yang merekah setelah itu, juga obrolan ringan mereka yang berlangsung kadang-kadang. Ia ingin debar yang indah itu terus datang setiap sore. Debar yang akan membuat bunga-bunganya tampak semakin menawan dan petikan gitar lelaki muda itu semakin merdu.

Tetapi ia merasa suaminya seakan mengawasi hatinya. Ia terkadang curiga kalau diam-diam suaminya telah mengetahui sekian banyak rahasia yang ia sembunyikan. Ia merasa tidak nyaman dengan perasaannya setiapkali berada di dekat suaminya. Tanpa sadar ia berusaha menghindari suaminya, namun kemudian ia segera sadar kalau hal itu hanya akan semakin menambah kecurigaan. Karena itu, ia berusaha bersikap wajar setiap kali bersama suaminya, mencoba menyembunyikan kegelisahannya yang membuncah. Namun, tak urung suatu malam suaminya bertanya, "Kenapa akhir-akhir ini kamu murung terus, Sayang? Kamu sakit? Wajahmu pucat."

Ia nyaris menjatuhkan piring yang sedang ia cuci dan cepat-cepat menggeleng. Ketika berpaling ia melihat suaminya sedang memperhatikannya begitu lekat dari meja makan.
Ia ingin mengutuki diri. Ia sudah berusaha keras melawan rasa kehilangan itu, kerinduan itu. Namun tetap saja teras rumah di seberang jalan itu menawarkan sepi yang begitu nyata mencekam, sepi yang tak bisa ia hindari. Justru karena lagu-lagu petikan lelaki muda itu terus-menerus bertandang ke telinganya.

Ah, mestinya kamu punya suatu cara untuk menyirap kabar lelaki muda itu. Adakah seseorang yang bisa menolongmu? Seseorang yang takkan bercuriga pada getar suaramu bertanya tentang lelaki muda itu?

Ia hanya bisa menduga-duga terus apa yang terjadi pada lelaki muda itu. Mungkin lelaki muda itu sudah pindah kost ke tempat lain? Barangkali dia hanya pergi entah ke mana untuk beberapa waktu, atau dia pulang kampung karena orang tuanya sakit. Atau dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu di suatu tempat. Bisa jadi lelaki muda itu menikah… Selalu hanya kemungkinan-kemungkinan yang membuat ia kian jengkel.

Sesuatu itu, yang kamu tak berani rumuskan namanya, kian bergelora seperti juga hujan kian deras singgah….

Ia mencoba mengingat-ingat apakah dulu dengan suaminya, ia juga mengalami kegelisahan yang serupa. Tapi rasa gelisah yang lebih tajam lagi menghunjamnya, membuatnya sempoyongan. Ia tercengang dengan napas tercekik.

Sesungguhnya ia cuma tahu amat sedikit tentang lelaki muda itu. Ia kadangkala tak sadar akan itu. Bahkan ia tidak tahu nama sebenarnya lelaki muda itu selain nama panggilannya saja, itu pun bukan dari mulut lelaki muda itu langsung melainkan ia dengar dari orang-orang memanggil dia. Ia tidak tahu lelaki muda itu berasal dari mana, apa pekerjaannya. Awalnya ia menduga lelaki muda itu seorang mahasiswa seperti penghuni lainnya di rumah kost seberang jalan itu. Tapi kemudian ia ragu karena tidak pernah melihat lelaki muda itu berangkat kuliah dengan buku-buku seperti yang lain. Lelaki muda itu hanya muncul sore hari di teras rumah kost itu saat ia sedang menyiram bunga atau memotong daun-daun bonsainya. Selebihnya dia menghilang entah ke mana setiap malam dan baru pulang waktu subuh, atau sesekali ketika matahari sudah tinggi.

Tentu saja ia ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang diri lelaki muda itu. Lebih banyak dan lebih banyak lagi. Tetapi ia tak pernah punya keberanian untuk bertanya ketika sesekali, dalam waktu yang amat pendek, mereka berbincang. Ia terlalu malu untuk itu, terlebih merasa tidak pantas. Keinginan itu hanya pantas ia simpan dalam hati, pikirnya galau.

Di luar hujan masih saja awet. Seolah-olah hendak turun sepanjang waktu. Dan teras rumah di seberang jalan itu seakan mengabur dalam balutan hujan. Semakin lama ia memandang ke sana, ia merasa teras itu semakin kabur oleh helai-helai tirai air yang jatuh dari langit yang kian gelap. Tiba-tiba ia tersadar kalau ia belum menyiapkan makan malam sama sekali. Ia terburu-buru melihat jam dinding di ruang tamu dan kaget melihat jarum jam. Biasanya, tak lebih sepuluh menit lagi suaminya akan sampai di rumah.***

Belinyu-Yogyakarta, April 2006
:buat Bayu Arshiadi Putra.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt