Jumat, Maret 16, 2018

9 April 2018, Bedah Buku MMKI di PDS H.B. Jassin

Membayangkan Bedah Buku MMKI di PDS H.B. Jassin
Nurel Javissyarqi *

Saya tak menyangka kalau buku “Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia” bakal dibedah di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Jangan-jangan ini lamunan saja, karena kebetulan tengah baca ulang buku susunannya ‘Paus Sastra Indonesia’ yang bertitel “Kontroversi Al-Qur’an Berwajah Puisi,” Grafiti 1995, tentunya lagi berseberangan. Bayangan ini menjulur pada peristiwa lampau “Ketika Jogja Menghakimi Jakarta,” karena lupa tanggal bulan tahun kejadiannya, saya telusuri di google, dimulai Jam 20.00 tanggal 28 Mei 2003 di Auditorium IAIN SuKa (UIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta. Sebenarnya acara malam itu menggelar diskusi dua buku puisi terbitan Jendela dan Bentang Budaya, “Suatu Cerita dari Negeri Angin” karya Agus R. Sarjono, “Reruntuhan Cahaya” karya Jamal D. Rahman, yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Kebudayaan Akar Indonesia, moderatornya cerpenis Joni Ariadinata. Tapi sayang, titel tema yang menyimpang tersebut terkena hukum bandul menurut saya, yakni malahan “Jogja yang dihakimi Jakarta,” lantaran mental minder tua rumah yang masih terkungkung watak kedaerahan, kala melihat orang-orang dari pusat, letak pemerintahan RI, pintu gerbang NKRI, punjernya media-media massa Nasional beserta ornamen-ornamennya.

Sidang acara 15 tahun silam itu entah kenapa saya mengikuti, padahal sudah balik kampung ke Lamongan sejak awal 2002, mungkin ada jadwal lain yang patut dikunjungi. Dalam acara KJMJ, saya hanya datang seperti hadirin lain, atau bisalah disematkan sebagai pengamat sastra amatiran abadi. Mungkin bayangan saya ini kurang layak, sebab tidak lagi tinggal di Jogja, pun bukan roda penggerak kesusastraan di Ngayogyakarta secara umum. Dan seumpama “Buku Pertama MMKI: Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia” dibahas di PDS, ini hanyalah mimpi, impian pun tak sampai ke situ, maka jadilah ‘ngimpi’ nun jauh di sebrang angan, ataukah inilah takdirnya, selepas berlarut-larut mengerjakan tulisannya, tiada jemu membenahi berulang-ulang, mengekalkan kekisaran sekeliling pula menembus bebatas perkiraan, sambil ditemani berbatang rokok di sebelah wedang kopi pengusir penat. Dan firasat acara di PDS, serupa berkah kemurahan hati cerpenis Siwi Dwi Saputro, sang ketua proyek penulisan buku “Pada Detik Terakhir, Antologi Cerpen Duet” terbitan Bajawa Press 2017, serta komentar dari Tengsoe Tjahjono mengenai MMKI, sedang diri ini lunglai tiada mampu berbuat lebih, selaksa terlanjur syukur teramat jujur ‘matur suwon’ yang terdalam sebaik-baiknya.

Kenapa bayangan bedah buku tak sampai ke PDS? Sebab saya tetap merasa cuma pengelana yang kebetulan suka baca, atau ada segarit pesimis, kalau pandangan saya diuji sebegitu dekat dalam kehidupan ini, karena tidak mungkin digubris pendapat saya di masa-masa masih bernafas, olehnya diri selalu terbiasa menempatkan perihal yang tertulis baru diserap para pembaca setelah tiada, ketika sudah nyaman memandangi gemintang beredar di tengah malam tanpa kebisingan, seperti ramalan menyerupai bom waktu yang dihawatirkan penyair Mardi Luhung dalam beberapa kali obrolan. Namun demi menggenapi, buku-buku yang tidak dilirik itu rencananya dipersiapkan di hadapan sidang susastra, barangkali di depan para guru besar sebangsanya. Mendadak saya disergap hembusan angin tiba-tiba, suasananya nanti sunyi pengunjung, atau energi terterima belum mencapai kebulatan, ataukah ini harapan manis demi tegap melanjutkan, melancarkan serangan sekaligus menggali benteng parit-parit jebakan bagi perdebatan harmonis tentunya.

Mendung hitam ramalan Mardi kian menebal kental, saat saya menawarkan MMKI agar dibedah di STKIP Ponorogo kepada Doktor Sutejo, yang dengan nada bercanda dia berkomentar; “Tulisane wong edan!” Dilanjutkan jalan sambil tertawa renyah memandang saya yang pernah melakoni perjalanan hayat serupa “Wayang kelangan gapite” istilahnya, sewaktu bermukin di kantornya SSC. Tapi diselang masa setelah baca buku itu, dia menanggapi kalau tulisan saya teramat serius penggarapannya, dan barangkali penulis asli Kota Warok merasa kurang nyaman jika MMKI didiskusikan di kampusnya, dihawatirkan membikin persinggungan paham terhadap kritikus Maman S Mahayana pun Aming Aminoedhin, yang otobiografinya Presiden Penyair Jawa Timur akan diterbitkan SSC, dan kabar lain saat bertemu pemilik Pustaka Ilalang, Alang Khoiruddin berkomentar bahwa bukunya Aming itu sempat terbit secara terbatas. Lalu pikiran ini menerawangi sikap motivator ulung Sutejo seolah berucap; “Kau kan sudah sering mengisi acara di sini, maka cukuplah, dan saatnya ke tempat-tempat yang belum terjajaki bukumu sekaligus menjelajah.”
***

Sedikitnya tiga kali saya ke PDS H.B. Jassin, dua kali tak sempat mampir; Pertama membeli buku di dekatnya bersama cerpenis Teguh Winarsho AS setelah dari kantor surat kabar Suara Pembaruan untuk mengantarkan sebendel karya novelnya yang kemudian terbit di koran itu secara bersambung “Di Bawah Hujan” edisi 10 April 2000 - 7 Juni 2000. Kini penulis novel “Kantring Genjer-genjer, dari Kitab Kuning sampai Komunis,” PuJa, Februari 2007, menjadi bos penerbitan buku di Jogja berbendera Lafal Indonesia, Araska, Parasmu, Pinang Merah, dan diantara teman-teman yang karyanya diterbitkan ialah Sri Wintala Achmad, Abidah El Khalieqy, Otto Sukatno Cr, Mahmud Jauhari Ali. Saya jalan-jalan ringan sekitar PDS waktu itu, sambil kepul-kepulkan debunya sekalian mambayang suatu hari akan menggelar acara di situ (kalau tak keliru seturut kabar terdengar lamat-lamat, ‘Paus Sastra Indonesia’ sedang dirawat di Rumah Sakit, tapi tak terjenguk lantaran saya bukan siapa-siapa, kejadian ini hampir persis semasa saya dan rombongan Sanggar Alam asuhan pelukis Tarmuzie mengunjungi museum Affandi tahun 1990, tatkala beliau juga dirawat di RS). Dan keinginan menggelar kegiatan di PDS pelahan-lahan surut melarut pudar bersamaan kesuntukan diri memasuki alam teks tanpa pedulikan sekitar, ataukah dengan gerak menjauh, Gusti Maha Welas Asih mendekati batin Siwi, demi menyadarkan diri ini pada lamunan sempat buyar tenggelam di kesendirian. Hukum tarik-ulur inilah sandaran sekaligus motivasi dalam gua kesunyian, yakni tentu berjumpa orang-orang yang sepadan suntuk pula peroleh lebih dari perkiraan biasa.

Sekitar pertengahan September 2005 kembali ke Jakarta, ini dirunut tanggal 5 Oktober memasuki Ramadhan, dan di buku “Trilogi Kesadaran” halaman 331, adanya esai “Revolusi dan Sakit Gigi,” sungguhlah teringat penulisannya di kantor SPL (Serikat Petani Lampung), tempat adiknya kawan Y. Wibowo yakni Sigit, jaraknya berkisar 2 KM dari UNILA ke selatan, dan beberapa kali ke BaLam, bertemu para penulis, Udo Z Karzi, Asarpin, Oky Sanjaya, SW. Teofani dll. Sebelum ke Bandar Lampung, di Ibukota menemui Teguh yang kali itu sudah bermukim di Jakarta, tidak seperti paragraf di atas tinggal di Yogyakarta, lalu janjian dengan Binhad Nurrohmat bertemu di Taman Ismail Marzuki, ngobrol sana-sini, jalan-jalan di PDS pun tak lupa mencari buku-buku lawas, dan setelah dirasai cukup kami saling berpisah. Sebelum itu, saya titip kepada Teguh untuk mengurusi ISBN, sebab dimulai tahun 2004 saya telah terbitkan beberapa buku kelas stensilan; cover sablonan, dalamnya fotokopian (jejak ini terekam di bukunya Maman S Mahayana “Bermain dengan Cerpen, Apresiasi dan Kritik Cerpen Indonesia,” Gramedia, Juni 2006, pada catatan kaki di halaman 56; Sebuah fenomena menarik… Hak Cipta dilindungi Akal Budhi, ISBN: Insyaallah diridhoi allah SuBhaNahuwata’ala. Saya meminta tolong ke Teguh, selain mengusahakan ISBN PUstaka puJAngga, juga penerbit teman Lamongan, Alang Khoiruddin dengan Pustaka Ilalang, dan segeralah penulis kumpulan cerpen “Tato Naga,” Grasindo 2005, berhasrat membikin penerbitan berlabel Lafal Indonesia, kemudian ketiganya menemui takdirnya masing-masing. Di sebelah PDS itulah, saya masih mengidam rasa tidak untuk bedah buku, namun membaca puisi dengan rambut gondrong ikal memanjang seperti para pujangga tempo dulu.

Kedatangan ketiga di Ibukota untuk membedah buku “Trilogi Kesadaran; Kajian Budaya Semi, Anatomi Kesadaran, dan Ras Pemberontak” PuJa (PUstaka puJAngga), Okrober 2006, di toko kitab dekat kampus Universitas Indonesia. Dalam kesempatan itu, saya berkenalan dengan Donny Gahral Adian yang termasuk pembedahnya, di sana dia banyak mendukung pandangan buku tersebut, tidak lebih berpaham kalau filsuf Timur sebagaimana diri saya (saya hanya tersenyum, lalu berpendapat bahwa kampus-kampus besar di Indonesia, semisal UI, UGM, dll, sudah sepantasnya memiliki Mazhab Sastra, Mazhab Filsafat). Sebenarnya, acaranya tidak hanya mendiskusikan “Trilogi Kesadaran,” juga novel “Dazedlove; Reportoar Mahasiswi Demonstran,” Pustaka Ilalang, 2006, karya Rodli Tl, tapi penulisnya tidak hadir. Serampungnya acara, meluncur ke kontrakannya Teguh, di sana dikenalkan cerpenis Damhuri Muhammad yang tidak jauh dari tempatnya, lalu menuju ke kediaman kritikus Maman S Mahayana, atau kali kedua ke rumahnya di daerah Bojonggede, pertama selorong paragraf di atas, dan jalan sendiri mengantarkan bendelan puisi yang akan terbit bertitel “Kitab Para Malaikat,” PuJa, Desember 2007. Di padeponkannya, saya banyak menyerap pelbagai pengetahuan kepenulisan, menggali sungguh cerita para penyair di Jakarta, pula apa saja, sebab dia termasuk ‘loman’ tidak pelit dalam membagi-bagikan keilmuannya. Jadi teringat ungkapannya terhadap para penyair yang sok bergaya dengan kata-kata; penyair udik!

Barangkali decak gelombang laut tak pernah sama, dan saya bersyukur sempat berjumpa orang-orang penting dalam dunia sastra Indonesia walau setengah tak sengaja, atau kesengajaan selepas bersesuaian ombaknya. Sebelum dapati undangan baca puisi di acara Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Abdul Hadi WM di Paramadina 9-11 Juni 2008, saya tengah mendalami buku disertasinya “Tasawuf yang Tertindas: Kajian Hermeneutik terhadap Karya-karya Hamzah Fansuri,” Paramadina, Mei 2001. Undangannya dari Maman, sayangnya di baliho, di koran-koran pemberitaannya tiada nama Nurel, itu diri dimaklumi, sebab saya bukan siapa-siapa, atau bisa jadi lembar undangannya tersebut inisiatif kritikus, dan malam itu pembawa acaranya Acep Zamzam Noor, saya termasuk paling muda dari para pembaca puisi, ditutup Sutardji Calzoum Bachri. Selepas acara, kritikus produktif MSM berkata kalau diri saya dinaungi dewi fortuna, barangkali sebab sikap saya baca puisi tanpa mau diiringi musik, yang diakhirnya SCB berkata bahwa puisi yang baik, tanpa musik sudah baik. Dalam kesempatan berkumpul dengan para penyair, saya serap aura-auranya, dan di selang waktu berbeda, bertemu kembali beberapa dari mereka dalam suatu acara di TIM, sehingga ada kesempatan lagi menjajakinya, disaat itu berjumpa penyair seangkatan di Jogja, Akhmad Sekhu. Sebelum menghadiri acara di Paramadina, beberapa tamu luar kota berkumpul di rumah kritikus yang nantinya menerbitkan buku “Pengarang Tidak Mati, Peranan dan Kiprah Pengarang Indonesia,” Nuansa Cendekia, Juli 2012, di situlah awal kali mengenal Sutejo bersama Kasnadi dari bumi Batoro Katong, keduanya mengidap rasa penasaran atas keberadaan PUstaka puJAngga, karena sebelumnya melihat buku PuJa di Gramedia, dan lain kesempatan menuju Lamongan, yang membuat jiwanya terbakar menerbitkan karya-karyanya lebih jauh (baca esainya “Berkaca Menulis dari Nurel” pada bukunya “Inspiring Writer,” SSC dan Pustaka Felicha, 2010).

Ke lima menghisap Jakarta, menghadiri undangan sebagai peserta JILFest yang pertama di Kota Tua, 11-14 Desember 2008, ini pun atas rekomendasi kritikus MSM. Saya ‘kelingan,’ suatu hari Afrizal Malna sms, meminta beberapa puisi untuk dimasukkan ke program kegiatannya yang bertaraf Internasional juga, dan saya tak masuk seleksi, entah tahun berapa, yang jelas ketika almarhum Fahrudin Nasrulloh masih sehat. Dalam acara Jakarta International Literary Festival, saya berkenalan dengan sastrawan ampuh Putu Wijaya, dan memberanikan diri meminta tulisannya di blog pribadinya untuk diusung ke beberapa website saya kelola, syukurlah diberi izin seluas-luasnya. Dan saya ingat betul pendapatnya soal posisi kesusastraan Indonesia dalam kancah pergaulan susastra dunia adalah belum apa-apa. Dari situ, saya meloncat turun menggali banyak informasi melalui buku-buku lama, dll, meneliti tanggal usia waktu kejadiannya, dsb, ketika WS Rendra, Budi Darma, dst, di luar negeri, dan nyatanya suara terbanyak membesarkan kabar berita di dalam negeri semata. Lain itu, mempelajari kegiatan berkelas Nasional pula Internasional, tidaklah berpengaruh ke pribadi pengarang, atau karyalah lebih bisa berbicara. Sehingga, melihat politik sastra kian semrawut, saya tak heran atau keheranan pun tidak menyentuh pengelana. Oya, di JILFest itu juga bertemu Sihar Ramses Simatupang yang nantinya membongkar buku MMKI, dan semoga berjumpa penulis kelahiran Ngimbang, yang saya penasarani, Eka Budianta.
***

Setelah mengenang yang pernah terjadi, kini menyentuh judul bakal mengalami, atau bisa juga batal menjadi, lantaran manusia hanyalah wayang yang dimainkan Sang Dalang, mudahnya hati berbolak-balik, kelahiran serta ketiadaan di genggaman Tuhan Semesta Alam, atau saya kerap menikmati sesuatu itu berawal dari panggung belum digelar, pentas teater dimainkan, sampai berkemas-kemas menyudahi, semuanya pelajaran demi depan. Kekecewaan juga kegembiraan dunia perangainya sementara, tinggal rupa-rupa di linggiran pantai tepian jurang menawan, berharap bisa mengambil hikmah sebelum surutnya tembang. Jika bedah buku Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra MMKI di PDS H.B. Jassin terlaksana, yang rencananya hari Senin 9 April 2018, Jam 15.00-18.00. Siwi beserta para panitia (Komunitas Deo Gratias), saya dudukkan di batin ini sebagaimana guru lukis Tarmuzie, almarhum KH. Abdul Aziz Masyhuri, almarhum guru nulis KRT. Suryanto Sastroatmodjo. Almarhum Gus Zainal Arifin Thoha, kritikus Maman S Mahayana, pula Sutejo, dst, atau orang-orang baik yang secara tak sengaja mengantarkan saya menafaskan harapan hampir punah. Atau barangkali, sudah tak mengharapkan selain bernikmat-nikmat berkarya, bersunyi-sepi menghisap madu kesendirian dalam ruang-ruang kata, ataukah sudah sangat lama, apakah baru memulai rasa yang dirasakan Albert Camus, “…aku menjadi seorang seniman, tanpa penolakan, tanpa persetujuan.” (Pengantar bukunya “L’Envers et l’Endroit” 1935-1936, terbitan awal 1937 di usianya 22 tahun, pengakuannya itu merujuk tahun 1935. Kalimat tersebut terdapat dalam terbitan ulangnya di tahun 1958, pada usianya yang ke 45, atau dua tahun sebelum mangkat).

Bisa jadi inilah selayang warna selendang absurdisme; “tanpa penolakan tanpa persetujuan,” sejenis berkeinginan menghapus kemapanan yang diterimanya, atau dia tidak mau kalah pamor dengan eksistensialisme Jean Paul Sartre, sang penolak Nobel Sastra, dapat terjadi juga serupa olok-olok, pula jauh keduanya lebih mempercayakan hakim penentu, yakni waktu bersegenap perangainya, dan saya sebagai pembaca seperti selampir masa nan tertunda, nafas-nafas dipompa jantung berguna, pula bisa peroleh sia-sibe menemui masa-masa kadaluarsa. Ingatlah pandangan Putu Wijaya, maka biasa sajalah, bro! Lewat ini, lebih mudah melalui tanpa dihantui apa saja selain dosa, dan tiada menemukan raut kewibawaan putus asa di atas panggung sandiwara, sebab semuanya sudah diserahkan disaat melangkah. Karena sudah memasuki paragraf sebelas, cukuplah! Lalu mari berdiskusi tanpa membawa rasa takut melebihi orang gila yang duduk di bawah gelantungan kabel listrik tegangan tinggi, atau bayi yang ditinggalkan orang tuanya di pinggir jalan, makna kata; marilah belajar sambil menghajar, dihajar demi terus belajar sampai ke liang lahat. Ah, jadi terngiang, ‘kata’ penutup pada kuliah umum yang tak boleh saya mengikutinya di STKIP Ponorogo, dari almarhum Prof. Dr. Ayu Sutarto; “Prek!”
***

5 Maret 2018
*) Pengelana waktu, tinggal di dusun Pilang, desa Tejoasri, Laren, Lamongan.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt