Selasa, Agustus 07, 2012

Syair Arab di Pesantren: Bukan Sekedar untuk Dihafal! *

Fathurrahman Karyadi
http://sastra-pesantren.blogspot.com/

Di pesantren kitab-kitab literatur ilmu ‘arudl—sebuah cabang ilmu yang mempelajari syair Arab—masih banyak pelajari. Seperti di antaranya Mukhtashar al-Syâfî karya Muhammad al-Damanhuri, Jawâhir al-Addab karya Ahmad al-Hasyimi dan sebagainya. Biasanya para santri yang mempejari fan ini adalah mereka yang sudah lulus dari kelas Nahwu tingkat al-Imrîthy. Bagi yang belum mencapai tingkatan tersebut maka tidak diperkenankan mengkaji ‘arudl sebab pembahasan yang disuguhkan agak rumit.
Dalam ‘arudl diterangkan bahwa bahr atau not lagu Arab berjumlah 16 lirik. Di antaranya yang sering digunakan yaitu bahr al-rajaz. Hampir seluruh kitab yang berbentuk nadzam (puisi, antonim dari natsar atau prosa) yang menjadi acuan di pesantren memakai bahr al-rajaz tersebut. Seperti al-Fiyyah Ibni Mâlik, al-Imrîthy, Jawâhir al-Maknûn, `Uqûd al-Jumân dan masih banyak lagi. Cara melagukan bahr ini cukup sederhana, yaitu dengan mengulang-ulang kalimat “mustafilun” sebanyak enam kali pada setiap baitnya.

Kendati ilmu ‘arudl lahir di tanah Arab, bukan berarti kesusastraan bahasa `ajam (non Arab) tidak dapat dimasuki ilmu ‘arudl. Kiai-kiai Nusatara banyak mengarang syair dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda juga Madura yang semuanya merujuk pada ilmu ‘arudl tersebut. Perbedaannya, bila dalam bahasa Arab terdapat huruf mâd (panjang) dan qashr (pendek) sedangkan bahasa `ajam tidak ditemukan. Namun tetap saja serasi bila dinyanyikan.

Ada satu hal yang menjadi syarat sebuah syair. Yaitu harus adanya huruf-huruf yang sama di akhir kalimatnya. Entah di akhir setiap Shadr Awwal dan Shadr Tsani seperti pengalan bait al-Fiyyah di atas, atau hanya sama pada Shadr Tsani di baitnya. Seperti Qashîdah al-Burdah yang dikarang oleh Imam Bushiri, seluruhnya diakhiri dengan huruf mîm berharakat kasrah. Dalam tata bahasa Arab ilmu yang konsentrasi di bidang ini disebut al-Qawâfî.

Almaghfurlah Kiai Bisri Musthofa Rembang adalah salah satu sosok kiai nusantara yang banyak mengarang syair berbahasa Jawa. Salah satu karyanya yang amat kesohor ialah Tombo Ati. Bahkan saking tenarnya sampai banyak yang tidak tahu kalau sebenarnya syair yang pernah dilagukan Opick itu dikarang oleh beliau. Kini karya-karya ayahanda Gus Mus itu bisa dinikmati lewat dua buah antologi syairnya berjudul Ngudi Susilo dan Mitera Sejati yang telah diterbitkan oleh Menara Kudus. Berikut cuplikannya dalam bahr al-rajaz:

//Anak Islam kudu cita-cita luhur
Keban dunya akhirate biso makmur
Cukup ilmu umume lan agamane
Cukup dunya kanthi bekti pengerane//

Berbeda dengan karya-karya Kiai Bisri yang lebih menanamkan pesan-pesan moral dan akhlakul karimah, syair karya Kiai Sya’roni Shalih, Magelang lebih menjurus pada ilmu Fikih. Beliau melagukan bab shalat lewat buah penanya yang begitu indah Syi’ir Pashalatan (Semarang: 1962). Begitu pula dengan Kiai Ahmad Hidayat Hasyim mengarang sebuah kitab syair bahasa Jawa tentang ubudiyah berjudul Hayyâ `Alâ al-Shalâh. Bahkan, sebagai rasa cintanya kepada Pesantren Tebuireng yang pernah disinggahinya, kiai asal Sumobito Jombang ini menyusun biografi panjang Hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam bentuk syair berirama rajaz. Sayangnya karya epik tersebut belum terpublikasi secara luas.

Belum bisa dipastikan siapa kiai nusantara pertama yang mengarang syair, baik dalam bahasa Melayu atau Jawa. Maktabah Ahmad Nabhan, Surabaya pernah menerbitkan kitab Paras Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam yang berisikan syair Jawa diakhiri dengan Shalawat Badriyyah. Kitab yang diduga dikarang oleh Kiai Ali Manshur Tuban itu bertarikh hari Sabtu Wage 8 Shafar 1319 H atau sekitar 113 tahun silam.

Kitab itu jelas tidak bisa dijadikan acuan sebagai kitab syair pertama di nusantara, mengingat sangat banyak ulama terdahulu yang telah menempuh jalan ke sana. Syekh Hamzah Fanshuri, adalah ulama sekaligus sastrawan ulung asal Sumatera Selatan yang hidup pada abad 16. Kini sudah 32 judul syairnya telah dihimpun dalam The Poems of Hamzah Fansuri oleh Drewes dan Brakel. Salah satu syairnya berjudul Ikan Tunggal Bernama Fadhil yang terdiri atas tiga belas bait dan setiap baitnya terdiri atas empat baris sebagaimana berikut:

//Ikan tunggal bernama fâdhil
Dengan air daim ia wâshil
‘Isyqinya terlalu kâmil
Di dalam laut tiada bersâhil//

Sebuah sajak ringan yang menyimpan makna dalam. Ikan pada syair di atas diartikan sebagai nur Muhammad SAW yang memiliki fadl atau keutamaan. Sedangkan airnya diibaratkan Allah SWT Sang Pemilik jagad raya. Maksudnya, Nur Muhammad senantiasa dapat sampai dan bertemu (washil) dengan Allah. Baris ketiga diartikan sebagai cinta Kanjeng Nabi kepada Sang Khalik yang amat mendalam. Sedangkan baris keempat merupakan kesimpulan yang dalam tasawuf bisa diartikan demikian “tidak mudah (tiada bersahil) bagi hamba Allah (ikan) untuk sampai dan bertemu Allah SWT.”

Baru-baru ini, di Pesantren Tebuireng ditemukan beberapa kitab pribadi milik almarhum KH. Abdul Karim Hasyim (putra ketujuh Hadratus Syaikh). Dalam kitab itu dijumpai puluhan bahkan ratusan syair-syair Arab yang diduga hasil karangan beliau. Insya Allah dalam waktu dekat akan diterbitkan, tentunya dilengkapi dengan terjemah bahasa Indonesia agar dapat dicerna oleh para pembaca.
***

Penyampaian (dakwah) melalui syair—atau yang oleh masyarakat Jawa lebih akrab disebut tembang—memang efeknya lebih mengena. Oleh karenanya, para Wali Songo terdahulu menggunakan metode suluk dan tembang yang diiringi musik tradisonal gamelan sebagai penyebaran agama Islam. Kini cara semacam itu masih terbilang efektif. Salah satunya, Kiai Ma’ruf dari Sragen. Ketika berceramah di banyak kota beliau acap kali membawakan tembang terbarunya sebagai break mauidzah hasanah. Ini menjadikan para pendengar tidak jemu sehingga apa yang disampaikan mudah masuk dan diterima.

Dalam sebuah ceramahnya, Alm. Gus Ishom, kiai muda alumnus Lirboyo ini tak lupa menyisipkan syair indah. Di hadapan para santri dan ribuan hadirin spontanitas ia bersyair (bahrnya senada dengan shalawat Badriyyah, atau lagu Dea Ananda berjudul Baju Baru Alhamdulillah):

//Ayo Belajar yang rajin
Jangan malas cuma main
Masuk pondok baru kemarin
Sudah ribut minta kawin//

Masih dalam bahr yang sama, untuk memudahkan para santri menghafal bahasa Arab, maka Kiai Ahmad Subki Masyhadi terobsesi untuk mengarang kitab yang akhirnya diberi judul Syi’ir Bahasa ‘Arab fashih, Asriyyah lan Pasaran. Kitab ini disusun sekitar 650-an bait dan merekam lebih dari 1950 kosa kata Arab-Jawa. Setiap satu baitnya tidak tentu memuat berapa kosa kata, namun bisa dipastikan maksimalnya berjumlah empat mufradat. Dalam mukaddimahnya Kiai asal Pekalongan ini menuturkan:

//Bahasa Arab digawe syi’ir
Supoyo gampang ono ing pikir
Tumerap konco kang ngapalake
Ono ing ati dentancepake//

Keberadaan syair di pesantren sangat diakui kemanfaatannya. Oleh sebab itu, santri-santri Lirboyo menganggap penting menerjemahkan syair-syair yang ada di kitab Ta’lim Al Muta’allim. Maka lahirlah sebuah karya hasil usaha mereka sendiri yang judulnya diambil dari lafadz pertama syair sayyidina Ali RA., yakni Ala la. Meskipun hanya berupa terjemahan namun ini patut diberi apresiasi.

Tak kalah kreatifnya, seorang santri Pesantren Hidayatut Thullab Treggalek yang mengaku bernama Kang Fauzi menggubah syair dalam tiga bahasa sekaligus; Arab, Indonesia dan Jawa. 16 syair yang dikarangnya ini disisipkan sebagai lampiran kitab Fath al-Izar yang masih berupa fotocopy. Lebih lanjut ia bersyair:

//Syi’ir iki muga dadi kunci marang
Habis gelap maka akan terbit terang
Syi’ir niki dipun karang Kang Fauzi
Wallahu yajzina binaylil fauzi//

Tentu tidak dilewatkan pula karya apik yang dirancang untuk mempermudah memahami kitab kuning oleh H. Lukman Hakim Pengasuh Pesantren Darul Falah Jepara. Dengan metode efektif yang ditemukannya itu beliau menerjemahkan al-Fiyyah Ibn Mâlik dengan dua bahasa sekaligus dalam bentuk syair imajinatif. Senada dengan itu, KH. Muslih Utsman, alumnus Tebuireng, menadzamkan kitab al- Âjurûmiyyah dalam bahasa Indonesia sebanyak 168 bait.

Ada lagi, salah satu santri Pondok Darul Hikmah Bareng, Jombang, juga menyusun kitab syair bahasa Jawa berjudul Mabâdi’ al-Khatthiyyah. Kitab yang menerangkan tata cara menulis Arab berkaidah ini terususun rapi dalam bahr al- thawîl. Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi karya pesantren berupa syair yang patut dihargai tinggi, seperti A. Muhtarom Al-Khayyath yang menadzamkan kitab `Aqîdah al-Awwâm dalam bahasa Jawa sebanyak 108 bait, dan lain sebagainya.

Melihat banyak santri yang kreatif dalam bersyair seperti itu, saya jadi ingin mencoba. Alhamdulillah karya saya berjudul Fath al-Barâkat yang berisi 10 syair bahasa Arab dimuat majalah Misykat Lirboyo edisi Maret 2009. Selanjutnya, pada tanggal 10 Muharram 1430 H alhamdulillah saya juga berhasil mengarang Hymne Tebuireng dalam bentuk syair Arab berirama rajaz sebanyak 25 bait. Namun sayang setelah ditashih oleh KH. A. Mustain Syafi’i syair yang saya beri judul al-Fawâkih al- Tabûirâniyyah itu tidak jadi dipublikasikan karena masih banyak dijumpai kesalahan dalam penyusunan dan penulisan. Meski demikian beliau tetap memberi suport pada saya untuk bisa lebih baik.

Bermula dari koreksi itulah seseorang akan dapat meningkatkan hasil karyanya. Sebagaimana yang dialami oleh Ma’mun Affani, santri Pesantren Modern Gontor. Dia menghasilkan karya sastra berupa beberapa novel yang awal mulanya kurang mendapat respon dari kawannya. Setelah mendapat banyak masukan, ia terus belajar dan belajar. Dan akhirnya, setelah ia berani menerbitkan karyanya sendiri ternyata tiga novelnya laris manis di pasaran.
***

Poin yang terpenting—menurut hemat saya—adalah kegunaan ilmu ‘arudl yang telah dipelajari matang di bangku pesantren bukanlah sekedar agar para santri tahu apa itu syair Arab, berapa jumlah bahr atau agar pandai melagukan syair belaka. Melainkan agar diamalkan dan dipraktikkan. Artinya, para santri dituntut bisa menyusun syair seperti syair-syair yang telah mereka baca dan bahkan sampai hafal ratusan nadzam. Mengapa di pesantren kita tak pernah menjumpai lomba membuat syair? Yang ada hanya musabaqah khithabah (lomba pidato), membaca kitab kuning, rebana, hafalan atau perlombaan lainnya. Tampaknya memang tidak ada tuntutan agar para santri mampu berkarya apalagi bersyair.

Mungkin kita lupa sebuah maqalah bagus yang pernah diucapkan oleh almarhum Kiai Masduqi Lasem “Al-ilmu li al-amali, la al-ilmu li al ilmi” (Kita mencari ilmu semata-mata hanya untuk diamalkan, bukan sekedar dokumentasi pengetahuan). Kalau sudah belajar ilmu ‘arudl maka harus bisa menelurkan karya berupa syair. Bagi yang belum kenal dengan ilmu ‘arudl tetap anjurkan sekali untuk mempelajarinya.

Tulisan ini semoga dapat membawa perubahan bagi kita semua sehingga diharapkan kelak para santri di pondok-pondok pesantren mampu menggoreskan pena dan melahirkan karya-karya sastra indah sebagaimana para kiai kuno tempo dulu. Rabbanâ yassir wa wawaffiq wa a’innâ yâ karîm, Amin!
***

*Jurnal Sastra dan Budaya “Jombangana,” Edisi III 2011 [Dewan Kesenian Jombang].
http://sastra-pesantren.blogspot.com/2011/08/syair-arab-di-pesantren-bukan-sekedar.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt