Selasa, April 03, 2012

Gaya Barok pada Puisi Indonesia

Ribut Wijoto
http://terpelanting.wordpress.com/

Pada dasawarsa akhir abad XX dan hingga kini, kiranya terjadi perubahan konsepsi dalam perwujudan puisi-puisi Indonesia. Kekangan spirit eksistensial yang mengambil bentuk Simbolis bukan lagi menjadi pilihan yang menarik. Model-model semacam puisi Subagio Satrowardoyo, Sitor Situmorang, Taufik Ismail serasa ketinggalan jaman. Maka muncullah nama-nama penyair seperti Acep Zamzam Noor, Afrizal Malna, Sitok Srengenge, HU Mardi Luhung, Arief B. Prasetyo, Adi Wicaksono, Oka Rusmini, Indra Tjahyadi, Mashuri, Muhammad Aris. Puisi-puisi merekalah yang menciptakan masa silam bagi kepenyairan terdahulu.

Puisi “Mahasukha” dari Arief B. Prasetyo, misalnya: Di pinggulmu selusin sayap ingin mengerjap, kungang-kunang terbang, menikung, mengiang, membandang, terus, terus, cepat, ringkus, remas, hempas, keras-keras, jadi jerit bianglala yang terkulai di telaga, yang terberai, terkapar menggapai-gapai akar darah… Pilihan kata dan pola perakitan kata pada puisi Arief serasa chaos. Struktur puitik yang mecah memecah, pendar memendar, saling menyingkir, dan saling berpusaran. Model puisi ini mengingatkan pada gaya puisi Barok. Sebuah gaya puisi yang bersifat painterly atau lukisan. Di sana, di puisi Barok, ada terjadi percampuran antara kehidupan duniawi dengan kehidupan surga-neraka, atau kehidupan gaib. Tema digarap dan dijelaskan dengan detail, rumit, berpasang-pasangan, dan aneh.

Memang, saat berakhirnya Abad Pertengahan dan menjelang Reanaisance, di Eropa timbul gaya bersastra yang disebut gaya Barok. Gaya yang menandai berakhirnya masa mitologi-religius, ke masa rasionalitas. Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, gaya atau alam pikiran Barok meliputi suatu alam semesta yang terdiri atas berbagai dunia, segala macam dunia, yang saling berkaitan dengan cara yang tidak terduga. Gaya ini menandai masa transisi kebudayaan Eropa.

Apakah gaya Barok telah mempengaruhi gaya penulisan puisi di Indonesia? Apakah gaya ini hadir dalam bentuk atau semangat zaman? Dan, apakah manfaat yang dapat ditarik untuk perkembangan kebudayaan di tanah air?

***

Abad Pertengahan Eropa dikenal sebagai abad kegelapan kebudayaan. Kaum agamawan (gereja) bergabung dengan kekuasaan negara (pemerintah) menentukan arah bagi daya kreasi dan kehidupan masyarakat. Mitologi religius menjadi gerakan bersama aktivitas budaya. Ajaran-ajaran kristiani didogmakan sehingga menempati garis mana yang boleh dilakukan, mana pula yang haram untuk dijalani. Konsekuensinya bisa berarti hidup atau mati, satu kasus tragis ialah matinya Galileo akibat berbeda pandangan dengan gereja.

Pengaruh pola pemikiran Abad Pertengahan terhadap puisi muncul pada tema dan gaya penulisan. Kemegahan kehidupan surga-neraka (kehidupan setelah mati) dan kehinaan kehidupan dunia adalah tema-tema populer dan dianggap sah. Sedangkan estetika bahasa, diarahkan ke simbol-simbol keagungan Tuhan.

Adapun konsep waktu yang diterapkan adalah konsep waktu surga-neraka (yang kekal, abadi) dan konsep waktu dunia (yang fana, sementara). Konsep waktu abadi (kekekalan hidup setelah mati) menjadi orientasi proses kreatif sastra (baca: puisi). Tercermin dalam puisi panjang dari Dante bertajuk Divina Commedia yang menggambarkan obsesinya pada dunia setelah mati (surga dan neraka). Kedudukan kata (diksi) adalah sebagai simbol. Mengacu langsung pada pemahaman pasti. Konvensional. Seragam. Seperti ritual mistik.

Hal ini berbeda dengan pola pemikiran masa Renaisance, yang bersifat rasional. Kekuasaan gereja dipisahkan dengan kekuasaan pemerintahan. Masyarakat diberi kebebasan dengan memilih, mengembangkan akal/ rasio, memajukan kebudayaan pengetahuan. Secara serempak, masyarakat merayakan konsep waktu duniawi. Bahwa surga terletak di dunia, di bumi, ada pada masa depan manusia. Cita-cita diusahakan dan diyakini dapat diraih sebelum kematian menjemput.

Pengaruhnya pada sastra (puisi) ialah dominannya “aku” yang bertindak dan menafsirkan. Muncul karya-karya bergaya Romantisisme. Seperti pada puisi-puisi John Keats atau Coleridge yang sangat romantis-eksistensialis. Di sini, kata-kata kembali menjadi mitos, ialah mitos rasio dan kehendak eksistensial manusia (penyair).

Gaya puisi Barok hadir di antara kedua masa tersebut. Sebagai gaya masa transisi, gaya Barok bergerak dengan menggunakan prinsip-prinsip gaya sebelum dan sesudahnya, tentu dengan beberapa ciri khusus.

Bila pada masa Pertengahan bersifat linear-transenden dan masa Renaisance bersifat lenear-horizon, maka masa Barok bersifat painterly atau lukisan. Percampuran antara kehidupan duniawi dengan kehidupan surga-neraka, atau kehidupan gaib. Tema digarap dan dijelaskan dengan detail, rumit, berpasang-pasangan, dan aneh. Semacam adonan gado-gado yang dihidangkan sesaat sesudah bangun tidur.

Perpaduan dan persamaan metafora Barok meliputi alam hidup, alam benda, maupun ketuhanan. Pada periode inilah marak istilah kaki bukit, manis empedu, lidah Tuhan, cemburu daun, tangkai hati, dan sebagainya. Sifat yang seharusnya hanya dimiliki manusia dilekatkan pada binatang, tumbuhan, Tuhan, maupun benda mati. Penyair-penyair gaya Barok teramat gemar permainan analogi dan ironi. Menyamakan berbagai dunia dan menilai sistem suatu dunia dengan kaidah dunia yang berbeda. Mereka merumuskan persoalan manusia secara mendetail dan utuh. Seperti tampak pada puisi Henry Vaughan ataupun Victor Hugo.

***

Masa transisi kebudayaan yang dialami bangsa Indonesia, sadar atau tidak membawa pengaruh terhadap pengucapan dan pemilihan bentuk gaya penulisan puisi. Demikian juga pola komunikasi massa yang berkembang. Belum lagi kejadian riil pada politik semata. Pembangunan yang selalu gagal menemukan bentuk, atau bisa dikatakan “nyaris sia-sia”. Memang begitu keadaannya. Lebih konkret lagi, antara 1999 hingga tahun 2000 adalah masa peralihan.

Gaya penulisan Barok, dapat diklaim sebagai gejala yang wajar bila dilihat dari kacamata kondisi masyarakat. Ialah hasil pengaruh masa transisi yang carut-marut, sporadis, mencemaskan, dan menggemaskan. Bahwa gaya puisi Barok sudah semestinya lahir dan berkembang. Bukan lagi persoalan meniru atau mencuri gaya Barok Eropa. Boleh jadi demikian.

Tapi bila melihat ciri-ciri yang mendominasi, bisa jadi gaya Barok Indonesia merupakan gejala atavisme universal dari yang ada di Eropa. Yaitu bangkitnya pola persajakan lama yang sudah tenggelam. Bahwa pada situasi dan kondisi tertentu akan memunculkan pengulangan tradisi, semacam siklus kebudayaan.

Di Indonesia pernah terjadi pada pola mantra dari puisi Sutardji Calzoum Bachri. Puisi mantranya sulit dijelaskan, apakah berasal dari tradisi Nusantara ataukah dari puisi-puisi Prancis abad 19, misalnya Arthur Rimbaud. Juga pola persajakan simbolisme yang menjadi trend di Indonesia pada tahun 1960 hinga 1980-an. Apakah penerusan pola persajakan Chairil Anwar ataukah mengambil pola persajakan simbolisme Eropa.

Pada pola persajakan Barok, kita pernah mengenal puncak puisi tradisi Pujangga baru. Puisi gaya Barok pada tahun 1990-an secara bentuk konkret banyak perbedaannya dengan bentuk terapan gaya Barok Eropa. Hal ini dipengaruhi oleh pengambilan tema-tema yang berbeda pula. Atau lebih tepatnya, terjadi perluasan tema. Gaya Barok Eropa lebih dikuasai tema duniawi dan surga-neraka.

Bentuknya berupa personifikasi ketuhanan dan materialisme dunia gaib. Sedangkan gaya Barok Indonesia melebar ke tema humanitas, sosial-politik, dan tema-tema lain yang sebelumnya tidak tersentuh sama sekali.

Gaya Barok Eropa telah berhasil menandai dan mempersiapkan perubahan/ perkembangan kebudayaan atau perubahan cara pandang terhadap realitas. Puisi gaya Barok Eropa yang berciri detail, melompat-lompat, painterly, dan ajaib. Tema yang dominan adalah konkretisasi religiusitas kristiani. Tema dan pemilihan bentuk Barok tersebut kiranya secara cerdas mewakili dan memberi gambaran lengkap dari kemunduran kebudayaan Eropa Abad Pertengahan. Tentu saja disertai dengan kritik-kritik yang khas. Ialah dengan mempermainkan simpang siur dunia transenden dengan dunia material. Atau sekali waktu, merasionalkan dunia gaib—kehidupan surga—neraka dan kehidupan ketuhanan.

Alam konsep diturunkan ke alam nyata, demikian sebaliknya. Konsep waktu sementara dan abadi dipadukan dan diputarbalikkan. Dari situ, terjadi keruntuhan kemapanan mitologi Abad Pertengahan.

Di Indonesia, penyair-penyair gaya Barok teramat suka menuliskan bentuk puisi panjang (lebih dari 20 baris). Mereka mencampuradukkan aneka macam dunia dan gagasan. Tema atau persoalan sepele akan menjadi rumit dan bertele-tele di tangan mereka, padalah hal itu cukup membutuhkan beberapa baris bagi penyair simbolis.

Selebihnya, secara konsep penyair Barok Indonesia sama dengan penyair Barok Eropa. Mereka gemar menjungkir-balikkan mitologi dan kekuasaan.

______________Teater Gapus, Surabaya.
Dijumput dari: http://terpelanting.wordpress.com/page/18/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt