Sabrank Suparno
Keramik Malang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, bermula dari industri rumahtangga yang dikelola secara sederhana oleh pengrejin Dinoyo, Penanggungan kota Malang. Peralatan hasil produksi berupa barang-barang gerabah, peralatan dapur dll.
Perkeramikan Dinoyo sudah didukung oleh tersedianaya bahan baku berkualitas seperti: koalian, felspard, kuarsa, ball clay. Juga didukung oleh peningkatan ketrampilan yang dimiliki para pengerajin serta ditunjang adanya Balai Pelayanan Teknis Industri Keramik (BPTIK) dan pembinaan dari Disperindag Kota Malang. Alhasil, kini kerajinan keramik Malang yang lebih dikenal dengan “Keramik Dinoyo” telah berkembang dengan sangat menggembirakan. Bahkan, kini ada sekitar 34 pengerajin keramik dan 25 pengerajin gerabah dan gips.
Dengan diterapkannya sistem pembakaran yang baru, barang yang dihasilkan kian mengarah pada produk-produk keramik kreatif yang bernuansa natural (Ceracraft). Namun demikian, motif-motif klasik (Antique) juga masih banyak diminati.
Untuk lebih meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran, keramik Dinoyo selalu mengikuti pameran di kota-kota besar di Indonesia bahkan manca negara: China, Korea, Jepang, Malaysia, Timur Tengah. Diikutkan pula dalam misi dagang ke berbagai negara-negara Eropa.
Dalam perkembangannya yang demikian, para pedagang berinisiatif membentuk paguyupan, dengan harapan supaya dapat mengembangkan usaha dan menciptakan lingkungan pengerajin dan pedagang sebagai kawasan “Wisata Keramik Dinoyo”(JL.MT Haryono-Gang Keramik) menjadi suasana perkampungan yang khas. Para konsumen dapat membeli keramik sambil berwisata. Apalagi sentra keramik Dinoyo terletak di antara kawasan wisata Batu dan wisata Malang.
Mengawali berbagai keterkaitan program yang sudah dirancang oleh Paguyupan Pengerajin Keramik Dinoyo, pada musim liburan awal Juli 2011, paguyupan ini mengadakan lomba seni rupa berbahan tanah liat yang didesain berbagai model. Dengan asumsi bahwa peserta lomba yang sebagian besar siswa SMP mengenal labih jauh tentang dunia perkeramikan di lingkungannya.
Dari penelusuran Tim Lincak Sastra (Jombang) bersama Tim Pelangi Sastra (Malang) yang sempat hadir pada tanggal 2 Juli 2011, terdeteksi minat seni rupa (dalam hal ini motif keramik) mulai membibit kuat pada generasi muda sekitar kawasan. Hal itu didasarkan atas pengamatan hasil lomba yang dikumpulkan serta berbagai jenis model yang dirupakan oleh peserta. Meski masih banyak model replika keramik jadi, tetapi sudah ditemukan beberapa hasil tangan peserta yang mengusung replika absurd atas ide sendiri juga replika langkah yang direduksi dari internet.
Bertahap, metode penggalian serta pemasaran semacam ini akan membuat nilai tambah, adalah salah satu gerbang di antara beberapa pintu yang membuka keberadaan Wisata Kampung sebagai kawasan seni keramik Dinoyo.
Pewarta: Lincak Sastra & Pelangi Sastra.
Keramik Malang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, bermula dari industri rumahtangga yang dikelola secara sederhana oleh pengrejin Dinoyo, Penanggungan kota Malang. Peralatan hasil produksi berupa barang-barang gerabah, peralatan dapur dll.
Perkeramikan Dinoyo sudah didukung oleh tersedianaya bahan baku berkualitas seperti: koalian, felspard, kuarsa, ball clay. Juga didukung oleh peningkatan ketrampilan yang dimiliki para pengerajin serta ditunjang adanya Balai Pelayanan Teknis Industri Keramik (BPTIK) dan pembinaan dari Disperindag Kota Malang. Alhasil, kini kerajinan keramik Malang yang lebih dikenal dengan “Keramik Dinoyo” telah berkembang dengan sangat menggembirakan. Bahkan, kini ada sekitar 34 pengerajin keramik dan 25 pengerajin gerabah dan gips.
Dengan diterapkannya sistem pembakaran yang baru, barang yang dihasilkan kian mengarah pada produk-produk keramik kreatif yang bernuansa natural (Ceracraft). Namun demikian, motif-motif klasik (Antique) juga masih banyak diminati.
Untuk lebih meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran, keramik Dinoyo selalu mengikuti pameran di kota-kota besar di Indonesia bahkan manca negara: China, Korea, Jepang, Malaysia, Timur Tengah. Diikutkan pula dalam misi dagang ke berbagai negara-negara Eropa.
Dalam perkembangannya yang demikian, para pedagang berinisiatif membentuk paguyupan, dengan harapan supaya dapat mengembangkan usaha dan menciptakan lingkungan pengerajin dan pedagang sebagai kawasan “Wisata Keramik Dinoyo”(JL.MT Haryono-Gang Keramik) menjadi suasana perkampungan yang khas. Para konsumen dapat membeli keramik sambil berwisata. Apalagi sentra keramik Dinoyo terletak di antara kawasan wisata Batu dan wisata Malang.
Mengawali berbagai keterkaitan program yang sudah dirancang oleh Paguyupan Pengerajin Keramik Dinoyo, pada musim liburan awal Juli 2011, paguyupan ini mengadakan lomba seni rupa berbahan tanah liat yang didesain berbagai model. Dengan asumsi bahwa peserta lomba yang sebagian besar siswa SMP mengenal labih jauh tentang dunia perkeramikan di lingkungannya.
Dari penelusuran Tim Lincak Sastra (Jombang) bersama Tim Pelangi Sastra (Malang) yang sempat hadir pada tanggal 2 Juli 2011, terdeteksi minat seni rupa (dalam hal ini motif keramik) mulai membibit kuat pada generasi muda sekitar kawasan. Hal itu didasarkan atas pengamatan hasil lomba yang dikumpulkan serta berbagai jenis model yang dirupakan oleh peserta. Meski masih banyak model replika keramik jadi, tetapi sudah ditemukan beberapa hasil tangan peserta yang mengusung replika absurd atas ide sendiri juga replika langkah yang direduksi dari internet.
Bertahap, metode penggalian serta pemasaran semacam ini akan membuat nilai tambah, adalah salah satu gerbang di antara beberapa pintu yang membuka keberadaan Wisata Kampung sebagai kawasan seni keramik Dinoyo.
Pewarta: Lincak Sastra & Pelangi Sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar