Senin, September 16, 2013

Feminisme dalam Lingkar Psikolepsi di Gaun Sinar Bulan

Riki Utomi *
Riau Pos, 18 Agu 2013

MEMBACA kumpulan cerpen Gaun Sinar Bulan karya Cikie Wahab salah seorang penulis produktif perempuan Riau yang patut diperhitungkan, menjurus kepada sisi lain. Sisi lain di sini dapat membuka dan menampilkan perempuanyang hampir menjadi objek pusat penokohan hadir dengan gaya beda. Tokoh-tokoh perempuan memang lebih cenderung diceritakan dengan penuh pesona, tetapi memiliki kesan yang menjurus pada arus kejiwaan yang agak berbeda melatarbelakanginya.
Cikie, dalam hal ini berkutat pada kehidupan perempuan yang tidak seperti lazimnya. Membicarakan dunia perempuan yang ditulis oleh pengarang perempuan sudah sering dan menjurus pada sikap-sikap tokoh perempuan yang lazim dengan tema-tema yang nyaris hampir sama. Dari beberapa dekade, sekadar menyebutkan, seperti Nh Dini dengan salah satu novelnya Namaku Hiroko, Fira Basuki dengan trilogi Pintu, Jendela dan Atap, Ayu Utami dengan dwilogi Saman dan Larung menunjukkan gambaran feminisme dunia perempuan yang akut dan penuh gejolak masing-masing. Ketiga pengarang besar itu memiliki karakter penulisan dengan membawa dunia feminisme perempuan yang memiliki ciri khas sendiri.

Dalam Gaun Sinar Bulan, masalah feminisme menonjol dibicarakan. Pusat penceritaan tokoh utama perempuan dengan berbagai macam tipe perilakunya dalam menyikapi masalah. Kehadiran tokoh perempuan pada cerpen-cerpen Gaun Sinar Bulan bukan kehadiran perempuan dengan tipe yang hanya cengeng tetapi juga secara psikologi memiliki kekuatan batin untuk melawan perasaannya sendiri sehingga dapat bertahan dari arus kecaman dan perbuatan semena-mena orang lain.

Feminisme menurut Geofe (dalam Sugihastuti, 2000: 7) merupakan sebagai teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang politik, ekonomi, dan sosial, atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan. Secara sederhana Sugihastuti (2000: xi) memberikan makna kritik feminisme sebagai kritik sastra yang disesuaikan dengan pandangan dan kodrat perempuan. Konsep Culler tentang reading as a women atau membaca sebagai perempuan (dalam Sugihastuti, 1998: 29) membuka kesadaran pembaca bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan bahwa ada perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi dunia sastra. Hal yang perlu diingat kata A Teeuw dalam ktritik sastra feminis yaitu walaupun karya sastra merupakan karya fiksi yang bersifat imajinatif, pengarang berusaha memanfaatkan kondisi sosial masyarakat disekitarnya sebagai objek karya sastra.

Dalam Gaun Sinar Bulan kumpulan cerpen pertama Cikie ini yang diterbitkan Satelit Publisher, hal-hal feminis bergulung melingkar dalam psikolepsi. Psikolepsi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Edisi Ketiga artinya keadaan yang dicirikan oleh perubahan perasaaan secara tiba-tiba. Dalam cerpen, pergulatan batin tokoh dalam mengarungi permasalahan hidupnya memiliki kendala-kendala yang dilematis dan paradoksal. Hal itu sampai menjadi konflik batin yang akut dan menimbulkan chaos dalam pribadi tokoh. Akhirnya hal-hal di luar kesadaran kadang timbul tanpa disadari dengan cermat.

Mengawali kupasan pertama, cerpen berjudul “Stasiun”, mengisahkan dua pasangan muda Ink dan tokoh Aku. Mereka terlibat konflik hubungan asmara. Ink diam-diam memiliki perempuan lain yang membuat tokoh Aku (perempuan) sedih dan semakin sedih karena Ink harus meninggalkannya di kota itu.

‘’Tak ada lelaki yang membuatmu nyaman seperti dia, bukan? Dan kali ini kau juga tidak tahu maksud Ink datang dan mengajakmu berkencan? Pipimu tetap bersinar di bawah lampu-lampu yang berjejer sepanjang stasuin dan kau hirup juga aroma kopi itu, sambil mencicipinya.’’ (Stasiun, hlm: 7).

Tokoh Aku (seorang perempuan) digambarkan secara halus terhimpit oleh penindasan dari lelaki yang telah dianggap kekasihnya. Sikap feminisme perempuan digambarkan: menyerah, pasrah, dingin, dan menerima apa adanya. Tokoh Aku akhirnya merelakan kepergian Ink, yang telah dianggap kekasihnya itu dengan hati remuk. Keadaan tokoh Aku yang beruntut pada psikolepsi membuatnya merasa pesimis dan tidak percaya kepada apa-apa yang telah diperbuatnya. Perasaan yang secara tiba-tiba untuk tidak mempercayai lagi kekasihnya yang sebelumnya dikenalkan dengan baik.

Sikap-sikap tokoh dalam kumpulan cerpen Gaun Sinar Bulan mengarah kepada objek peristiwa yang tragis dan melankolis, Cikie cukup lihai memainkan alur dan konflik dalam cerita. Dengan objek tokoh utama perempuan dalam hampir semua cerpen, membuat kisah-kisah terjadi dalam alunan yang sedih, duka, murung, manja, mendayu-dayu bahkan tragis yang tetap menjurus kepada bentuk feminism tapi tetap teguh dalam kondisinya masing-masing.

Dalam cerpen “Guru Muda Din”, mengisahkan tokoh Mai menghadapi lika-liku perasaan cintanya. Dia diam-diam mengagumi guru Din, seorang guru ngaji di desanya. Tapi Mai tidak berani untuk berterus terang, hanya memendamnya di dalam hati. Sampai sesuatu yang membuatnya sedikit kecewa atas perasaannya sendiri.

‘’Mai kembali berdebar-debar berdiri di belakang pintu rumahnya. Bukan soal keripik yang bisa laku, tapi kedua mata teduh guru Din membuat pikirannya seperti tak seimbang. Ia kembali teringat tentang orang-orang yang menunggu guru Din di penginapan. Siapa mereka, Mai mempertanyakan juga.’’ (GMD, hlm: 58-59).

Perasaan tiba-tiba Mai melihat keadaan lain yang baginya masih penuh misteri membuat ia menaruh perasaan yang lain kepada sosok Din. Dalam hatinya sebenarnya telah jauh mengatakan suka kepada guru Din. Hal itu membuatnya bersabar untuk menanti datangnya harapan belasan cinta, tetapi ternyata lebih jauh harapan-harapannya itu pupus dan tak berpihak.

‘’Mai membelalakkan mata. Pemberian tadi tak lagi menarik mintanya. Cepat-cepat ia menundukkan kepala. Guru Din tetap bicara kalau ia akan segera kembali ke tempat ini. Beberapa masalah yang mungkin tidak akan dimengerti Mai.’’ (GMD, hlm: 59).

Berikutnya, cerpen “Gaun Sinar Bulan”, cerpen yang dipilih sebagai cover ini mengambil sisi cerita hilangnya kasih sayang orang tua kandung kepada anak. Sosok Aila, Toro, dan Mimin tiga kakak beradik merasa asing dengan kehadiran sosok ibu baru dalam keluarga mereka. Harapan mereka pada saat pesta sebenarnya ingin merasakan kehangatan ibu kandung. Apalagi saat mereka menyaksikan ibu baru bagi mereka itu mengenakan gaun sinar bulan milik mereka.

‘’Mimin, Toro, dan Aila sudah sangat pasrah ada ibu baru yang memakai gaun dari sinar bulan mereka. Bulan di langit pun bulat penuh dan bersinar bersama bintang-bintang lainnya.’’ (GSB, hlm: 77).

Dalam cerpen ini memberikan warna lain dalam kejiwaan yang dialami ketiga tokoh utama, terutama Aila sebagai sosok remaja perempuan. Aila memiliki sikap tak mau menerima meski ibu tiri mereka cukup bersabar dan berusaha untuk akrab apa adanya. Tapi bagi Aila sosok ibu tiri tetaplah bukan ibu kandung apalagi sampai mengenakan ‘atribut’ milik ibu kandung mereka yaitu sebuah gaun yang mereka namai ‘gaun sinar bulan’.

‘’Aila lega, meski begitu ia terus meraba-raba baju kemeja yang akan ayah kenakan nanti malam dengan perasaan yang sama sekali tak bisa ia mengerti.’’ (GSB, hlm:74).

Sikap Aila sebagai sosok remaja perempuan tentulah memiliki gundah gulana meski ia tetap memperkuat diri pada keadaan yang sebenarnya tak disukainya. Ada pergolakan batin dalam dirinya yang hanya mampu ia tumpahkan kepada siapapun dan tanpa pikir panjang; yang kesemuanya itu mencerminkan bentuk sikap feminis remaja perempuan.

‘’Aila dengan wajah masih kesal, menghempas panci, ‘kau jangan coba-coba merokok, Toro! Aku bisa membakarmu dengan rokok itu!!’’ (GSB, hlm: 72).

Berikutnya dalam cerpen “Menjadi Bapak”, mengisahkan tokoh Aku yang berada dalam keluarga broken home (keluarga retak; tak utuh). Tokoh Aku sebagai remaja perempuan yang masih tinggal bersama Ayahnya yang menikah lagi dengan perempuan lain, akhirnya dia menggantikan posisi Ayah untuk hal-hal yang dilakukan di rumah. Judul ‘’Menjadi Bapak’’ dalam cerpen ini -menurut hemat saya- hanya sebagai untaian metafora dan ironisme, karena tokoh Aku merasa gundah akan keadaan keluarga orang tua mereka. Ibu kandungnya yang tahu suaminya memikat dan menikahi perempuan lain, lari dari rumah dan sayangnya suaminya tak mengizinkan untuk membawa kedua anak kandungnya itu, Siti dan Tokoh Aku.

‘’Bapakku pula, semakin tua semakin bermasalah. Kini di rumah sempit kontrakan ada istri kedua Bapak dan tiga orang adik yang lahir dari benih bapakku. Ketiganya berumur sepuluh tahunan. Hal ini pula yang membuat ibu minggat karena tahu ada perempuan lain yang bapak pikat.’’ (MB, hlm: 91).

Dari kondisi dan keadaan seperti itu membuat tokoh Aku memposisikan dirinya serba salah. Ada pergolakan batin dan pelampiasan kekesalan yang kadangkala tiba-tiba datang menyeruak jiwanya. Sebagai sosok yang tersudut tentu hal itu pengaruh yang besar bagi jiwa tokoh Aku.

‘’Aku pikir, keluarga waktu itu bukanlah seburuk yang mereka katakan. Aku masih punya bapak yang mau menangis demi ibu, meski kini ia tak bisa menjelaskan satu persatu akan hal yang terlampau menyudutkannya. Aku dengan kesal yang sama setiap hari menyimpan luka di hati dan mencari jawaban bagaimana aku dan Siti bisa merelakan begitu saja keadaan yang menjengkelkan ini.’’ (MB, hlm: 93).

Keadaan demikian dapat menjadi semrawutnya kejiwaan tokoh Aku. Keadaan terhimpit, terpuruk, terpaksa (mau tak mau). Semua menyatu dalam satu bentuk problematika yang khas cerpen-cerpen Cikie Wahab ini. Dengan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga dari sosok perempuan (berbagai sisi usia) yang membuat variasi tiap cerpennya, Cikie seperti mengajak untuk ikut merasakan suka duka perempuan akibat keadaan yang tak memihak. Kondisi keadaan itu sebagai objek tema besar permasalahannya -menurut saya- bertolak dalam bentuk lain dari biasa, meski masih berkutat pada runtut psikologi, tapi Cikie sedikit menggeser runtut psikologi itu pada jenis psikolepsi yang berarti sebuah bentuk sikap kejiwaan seseorang yang dicirikan oleh perubahan perasaan secara tiba-tiba yang bertolak dari permasalahan yang membelenggu jiwa sang tokoh-tokohnya.

Ada banyak faktor yang mendorong ketiba-tibaan itu hingga menimbulkan pergolakan batin yang lebih rumit, musykil, nervous, dan kadang di luar pikiran tokoh-tokohnya. Perasaan tokoh-tokohnya banyak mengambil sikap ‘menyerah’ dengan memendap segala gundah gulana di dalam dasar lubuk hati. Tapi meski begitu cerpen-cerpen yang terhimpun dalam Gaun Sinar Bulan ini memiliki cerita yang kuat dalam jalinan kisahnya juga memliki kemampuan teknik bercerita yang tidak menjemukan. Sebab, selain pandai berkutat lewat masalah kejiwaan tokoh, Cikie -entah sengaja atau tidak- turut memperkaya dengan kisah penceritaan nuansa Jepang dan luar negeri lainnya. Hal itu dapat dilihat dari penamaan objek tempat dan nama-nama tokoh pada cerpen-cerpen lainnya. Ini juga menjadi nilai lebih dalam daya kreatifnya sebagai penulis prosa perempuan, dan Cikie dalam hal ini, sedikit banyak telah berusaha menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu penulis muda perempuan Riau yang patut diperhitungkan dalam jagad sastra kita, karena kehadirannya turut meramaikan sekaligus memperkaya khazanah dunia kreatif penulisan sastra kita di bumi sahibul kitab ini.

Telukbelitung, 30 April 2013

*) Riki Utomi, penikmat sastra. Menulis puisi, cerpen, esai di sejumlah media dan terangkum dalam sejumlah antologi bersama. Alumnus jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UIR ini pernah berproses menulis di FLP Riau juga pernah turut menggerakkan wadah kreatif penulisan fiksi Cahaya Pena di Sanggar Tiram Bertuah Selatpanjang
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/08/feminisme-dalam-lingkar-psikolepsi-di.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt