Minggu, April 14, 2013

Eudemonisme: Epikuros dan Aristoteles

Franz Magnis-Suseno
Harian Haluan, 17 Febr 2013

Pertanyaan inti para filosof moral Yunani kuno adalah: Bagaimana sebaiknya seorang bijaksana menangani hidupnya? Jawaban yang mereka berikan adalah: Ma­nu­sia hidup secara bijaksana apabila kehidupannya meng­hasilkan kebahagiaan yang seoptimal mungkin.

Moralitas menurut mere­ka pada hakikatnya memuat petunjuk-petunjuk bagaimana manusia harus menjalankan kehidupannya supaya menca­pai secara optimal kebaha­giaan itu.
Ada tiga aliran, atau tiga jawaban dasar, atas perta­nyaan tentang kehidupan yang bijaksana.

Yang pertama diberikan oleh Aristoteles. Aristoteles mengatakan bahwa orang menjadi bahagia semakin ia mengembangkan potensi-potensinya. Yang kedua adalah Epikuros.

Menurutnya manusia akan bahagia semakin ia berhasil menghindar dari pengalaman-pengalaman yang menya­kitkan dan mencapai penga­laman-pengalaman yang me­nye­nangkan.

Pola etika ini juga disebut hedonisme. Etika ketiga yang di sini tidak dapat dibahas amat berpengaruh kemudian hari, yaitu etika dari aliran Stoa: Menurut Stoa orang tenang-bahagia apabila ia bersedia menyesuaikan diri dengan rukum rasionalitas ilahi. Meskipun dalam waktu lebih kemudian, pembahasan di sini dimulai dengan Epiku­ros.

Kebahagiaan Kecil: Epiku­ros Epikuros lahir sekitar 342 S.M. di Samos, salah satu pu lau di kepulauan Yunani. Pada 306 Epikuros mendirikan sebuah sekolah filsafat di kota Athena yang kemudian men­jadi sangat terkenal. Ia secara pribadi sangat dihormati oleh para muridnya sebagai orang yang berkepribadian halus, luhur dan baik hati ser ta menjalin ikatan persahabatan yang mendalam.

Ia hidup dengan sangat sederhana dan dalam keadaan sakit berat masih tenang dan gembira. Epikuros meninggal pada 271.

Seperti seluruh etika Yu­nani, begitu pula Epikuros mau menun jukkan jalan bagaimana manusia dapat hidup dengan sebahagia mung kin dalam suatu kehidupan yang banyak goncangannya.

Dalam situasi politik kerajaan-kerajaan besar (wari­san Iskandar Agung) polis, kota yang bagi Aristoteles adalah arena manusia mere­alisasikan hakikat sosialnya, tidak punya arti politis lagi. Orang bijaksana mencari kebahagiaan kecil dengan menghindar dari keresahan dan perasaan yang menya­kitkan serta belajar menik­mati kesenangan-kesenangan yang menawarkan diri.

Ajaran Epikuros memang tepat disebut hedonisme. Akan tetapi hedonisme itu canggih.

Kesenangan yang mantap tidak tercapai dengan mencari pengalaman nikmat sebanyak mungkin, me lainkan dengan menjaga kesehatan dan beru­sa­ha hidup sedemikian rupa hingga jiwa bebas dari kere­sahan. Maka manusia yang mau bahagia justru harus membatasi diri. Ia harus dapat senang dengan yang sederhana.

Maka menurut Epikuros kita perlu berusaha ke dua arah. Di satu pihak, kita harus belajar untuk hidup dengan sederhana, untuk puas dengan seadanya. Dan di lain pihak ia harus memakai pemiki­rannya untuk membebaskan diri dari ketakutan-ketakutan yang tidak perlu (misalnya takut terhadap kematian atau terhadap dewa-dewi). Ajaran Epikuros sampai sekarang pantas diperhatikan.

Aristoteles: Hidup yang Bermutu Aristoteles lahir pada 384 sebelum Masehi di Stagyra di daerah Thrakia, Yunani Utara.

Delapan belas tahun ke­mu­dian ia masuk ke Aka­demia di Athena dan sampai pada 347 ia menjadi murid Platon. Pada 342 ia diangkat menjadi pendidik Iskandar Agung muda di keraton raja Philippus dari Makedonia. Pada 335 ia kembali ke Athe­na dan men dirikan seko­lahnya sendiri yang namanya lykaion, yang juga disebut sekolah Peripatetik, sebe­narnya sebuah pusat peneli­tian ilmiah. Pada 323, sesu­dah kematian Iskandar Agung, ia harus melarikan diri dari Athena karena ia, seperti Sokrates 80 tahun sebelum­nya, dituduh menyebarkan ateisme. Ia meninggal pada 322.

Prinsip dasar etika Aristo­teles adalah bahwa kita hendaknya hidup dan bertin­dak sedemikian rupa sehingga kita mencapai hidup yang baik, yang bermutu, yang berhasil.

Hidup kita berhasil apa bila kita mencapai tujuan terakhir yang kita cari melalui segala usaha kita: Kebaha­giaan, bahasa Yunani: eudai­mo­nia. Maka etika ristoteles disebut eudemonisme.

Kebahagiaan akan sema­kin kita nikmati semakin kita merealisasikan potensipotensi kita sebagai manusia. Etika menawarkan petunjuk ke hidup bahagia itu.

Namun yang khas bagi Aristoteles baru menjadi jelas kalau kita bertanya hidup macam apa yang menurutnya tidak bisa menghasilkan kebahagiaan. Ada tiga hal yang ditolak Aristoteles: hidup mencari kekayaan, hidup mencari nama besar, dan hidup mencari nikmat.

Dua yang pertama ditolak karena tujuannya kekayaan dan nama besar hanya nilai instrumental-sementara. Ke­ka­yaan tidak dicari demi dirinya sendiri, melainkan karena memungkinkan meme­nuhi kebutuhan dan hasrat. Nama besar mengacu pada sifat yang menjadi sebab orang mendapat nama besar, maka sifat itulah yang harus dicari, bukan nama besar.

Etika (misalnya etika Epikuros) yang menganggap kesenangan atau nikmat sebagai apa yang harus dicari disebut hedonisme (dari kata Yunani hedone ‘nikmat’). Pada Aristoteles kita menemukan bantahan mendasar pertama terhadap hedonisme. Menurut Aristoteles menjadikan nik­mat tujuan hidupnya adalah ciri binatang. Kalau manusia membuat nikmat menjadi tujuan hidupnya, ia tidak mengerti dirinya sendiri. Nikmat itu pada dirinya sendiri tidak jelek, tetapi bukan tujuan. Nikmat dirasa­kan kalau suatu kecende­rungan (perlu minuman, seksu­a­litas) atau usaha (mencari kebenaran, memecahkan ma­salah, menyelesaikan tugas yang berat) berhasil. Maka bukan nikmat, melainkan usaha itulah tujuannya.

Lalu hidup macam apa yang kondusif ke pencapaian kebahagiaan? Menurut Aris­toteles kita makin bahagia makin kita berhasil mengak­tualisasikan potensi-potensi dan bakat-bakat kita, jadi kalau kita membuat nyata apa yang baru berupa kemam­puan. Seperti seorang yang rupa-rupanya berbakat musik akan makin bahagia makin ia dapat bermain musik. Dalam bahasa modern: Keba­ha­giaan didekati dengan me­ngem­bangkan diri (karena itu etika Aristoteles juga dapat disebut etika pengembangan diri).

Pada hakikatnya menurut Aristoteles ada dua poten­sialitas dasar pada manusia: Logos atau akal budi, dan sifat sosialnya. Roh dan kesosialan, itulah yang khas bagi manusia.

Karena itu menurut Aristo­teles filsafat yang mengem­bangkan roh membahagiakan. Filsafat Kristiani kemudian mengembangkan dimensi itu: Yang paling membahagiakan adalah kontemplasi (meman­dang) Allah. Kesosialan manu­sia terlaksanakan dalam kehidupan keluarga, di kam­pung dan dalam polis (negara kota). Karena itu, menurut Aristoteles manusia mengem­bangkan kesosialannya secara penuh dalam berpolitik, dalam ikut mengurus komunitas bersama. Manusia adalah zoon politikan, makhluk politis.

Keutamaan yang mengajar manusia bagaimana ia mem­bawa diri secara etis atau politis adalah kebijaksanaan (phronesis). Kebijaksanaan itu tidak dapat dipelajari seperti orang belajar ilmu penge­tahuan, melainkan berkem­bang melalui pengalaman, komunikasi, refleksi.

Dalam etika kebijak­sana­an adalah penting. Karena hanya orang bijaksana tahu bagaimana membawa diri secara etis.

Tanggapan Kebahagiaan kecil yang diajarkan Epikuros dapat disebut seni hidup dalam situasi yang sulit. Orang yang dapat melaksanakannya me­merlukan kematangan hati dan visi yang dapat mem­bedakan antara betul-betul penting dan apa yang tidak. Namun kita dapat bertanya: apakah pen­carian kebahagiaan kecil bagi dirinya sendiri cukup untuk membuat hidup kita berharga, untuk merasa bah­wa hidup kita bermakna? Hidup hanya untuk dirinya sendiri di tengah-tengah sega­la macam masalah: apa betul-betul memuaskan? Bukankah kita harus berani melibatkan diri? Bukankah kita akan merasa ditantang untuk mem­perbaiki situasi? Bu­kankah hidup kita terasa tawar kalau tidak ada orang lain yang dapat bersyukur karena kita ber­sentuhan dengannya? Jadi apakah kebahagiaan kecil itu betul-betul kebahagiaan, atau sebenarnya sebuah pelarian saja?

Terhadap hedonisme tentu ada argumen sangat kuat seperti sudah diajukan oleh Aristoteles.

Apakah dengan penjuml­ahan perasaan nikmat kita bisa mencapai kebahagiaan?

Apakah orang yang asal menghindar dari pengalaman yang tak enak bisa bahagia? Bukankah hidup mulai ber­makna, dan kita merasa ditantang dan bahagia kalau kita memberi komitmen de­ngan risiko, tanpa mem­perhitungkan rasa sakit? Bukankah hal-hal terbaik harus diperjuangkan dan perjuangan tidak pernah tercapai hanya dengan mencari nikmat dan menghindar dari bahaya terluka. Hedonisme kelihatan betul-betul sesat, ia tidak membawa manusia ke suatu hidup yang ber­makna.

Filsafat moral Aristoteles termasuk teori moral yang paling termasyur dan sampai sekarang menjadi sumber inspirasi. Bahwa manusia akan bahagia bukan karena ia mencari uang atau nama besar atau nikmat, melainkan dengan mengembangkan roh dan kesosialannya, dengan mengarahkan diri ke realitas adi-duniawi serta menge­rahkan diri dalam memajukan masyarakatnya, adalah pene­muan yang amat berpengaruh pada etika sesudahnya.

Moralitas sebagai ajaran bagaimana seorang bijaksana harus hidup agar hidupnya bermakna dan tidak sia-sia adalah pengertian sangat mendasar dan penting.

Yang dapat dikritik ba­rang­kali bahwa meskipun Aristoteles membicarakan keadilan secara rinci dan mendalam, akan tetapi ia tidak sepenuhnya berhasil mengangkat ciri mutlak tun­tutan keadilan. Keadilan bukan hanya tuntutan kebi­jaksanaan, melainkan keharu­san yang tak dapat ditawar-tawar. Bertindak dengan adil bukan hanya bijaksana dan “diharapkan”, melainkan kewajiban. Segi itulah yang dijadikan pusat etika oleh Immanuel Kant.

Dijumput dari: http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=21267:eudemonisme-epikuros-dan-aristoteles&catid=41:kultur&Itemid=193

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt