Selasa, November 30, 2010

Cacatan Lomba Resensi Buku Sastra

dalam Rangka Bulan Bahasa di Kota Malang
Denny Mizhar*
http://sastra-indonesia.com/

Sehabis mengantarkan murid-murid saya ikut lomba yang diadakan perkumpulan guru bahasa dan sastra Indonesia SMA/SMK/MA se-kota Malang pada hari selasa tanggal 2 November 2010. Acara tersebut di buka oleh sekertaris Diknas Kota Malang, dengan mengatakan pentingnya lomba dan mempertahankan bahasa Indonesia. Sehabis itu kepala sekolah SMAK Albertus juga memberikan pidatonya tentang pentingnya bahasa sebagi identitas, karena pada akhir-kahir ini banyaknya pengrusakan pada bahasa Indonesia. Beliau mencontokan kata “nanti” berubah menjadi “entik”.

Rahim Sastra Ibu Pertiwi

Antologi Puisi Penyair Perempuan ASAS
Sabrank Suparno
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Nurel Javissyarqi, sahabatku ini seperti menyorong sampan ke arahku yang berdiri di seberang tepian telaga, saat ia menyuruhku: “Sabrank, tolong kau resensi Antologi Puisi Sihir Terahir yang ditulis Komunitas Perempuan ASAS.” Dan aku mengibaratkan 23 penyair wanita ini sebagai bentangan pulau-pulau Nusantara, yang tak akan pernah khatam kujelajahinya, sebab tiap pulau menyimpan wilayah rahasia kealaman. Lelaki hanyalah perantau yang tak pasti kakinya mampu berjejak pada jalanan setapak. Pulau Nusantara ini adalah gempilan tembok sorga yang jatuh berpuing-puing saat tersenggol Raja Malaikat ketika ia berdansa merayakan kemenangan kontes kilauan cahaya yang digelar Tuhan, jauh sebelum kehidupan ada.

Problematik Teater Remaja (SMA)

(Dialog Jambore Teater Remaja 2008)
Pendopo TBJT, 2 Agustus 2008
Pemateri : Eko ‘Ompong’ Santoso (Yogjakarta)
AGS Arya Dwipayana (Jakarta).
Pemandu : R Giryadi (Surabaya)

P E N G A R A N G

S. Jai
Tabloid Memo, Minggu III Juni 2010

SETIAP hari Jauhar mencari penjual ginjal, setelah dokter memvonis kedua buah ginjalnya tak berguna. Dia telah dibuat mengerti, bahwa itu satu-satunya jalan untuk mengakhiri rutinitas cuci darah di laboratorium Rumah Sakit di Gresik dua kali saban seminggu. Meski ia tahu hal itu juga salah satu jalan kemungkinan untuk mengakhiri hidupnya. Pada saat demikian, dia benar-benar ada di garis batas berjuang memberi arti antara gairah untuk hidup dan gairah untuk mati.

SEKITAR KEPENGARANGAN NOVELIS M.D. ATMAJA

Antara Dukun, Sabung Ayam dan Pembunuh Di Istana Negara
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Prolog

Sewaktu koleksi bukuku hanya beberapa, kebanyakan fotokopian, aku membacanya setiap kata seperti bebijian emas berharga. Dengan suntuk serasa menggali sumber mata air dari tanah-tanah gersang. Berulang demi temukan ketepatan makna, lantas kugoyang nilai-nilai terkandung hingga pengertiannya berubah setiap harinya. Dan kudapati jiwa pengarangnya, meski guratan tersebut hasil terjemahan.

Kisah Si Dul Anak Lamongan

Ahmad Fatoni
http://bestari.umm.ac.id/

“.......Aku benar-benar tersadar bahwa telah lama sekali meninggalkan kampung halamanku. Aku rindu dusunku.....aku rindu gunung menjulang.....aku rindu desir angin pesisir.....aku harus pulang untuk membayar semua kerinduanku ini. Aku selalu ingat Bapak dan Emak. Aku merindukan mereka. Karena merekalah aku bisa seperti ini. Karena kerja keras mereka aku bisa melihat isi dunia.......” (Sang Penakluk Ombak, halaman 314)

Sabtu, November 06, 2010

POLITIK KEBUDAYAAN

Maman S Mahayana

Seniman sejati berkarya lantaran desakan hati nurani. Reputasi, kebesaran, dan popularitasnya, pertama-tama sangat ditentukan oleh kualitas karyanya. Maka sesiapa pun dia, dengan ideologi apa pun, dan dengan latar belakang kebudayaan mana pun, tetap akan sampai pada prestasi yang reputasional, jika ia berhasil membangun kualitas karyanya menjadi monumen! Tanpa kualitas, ia hanya akan menjadi pelengkap, medioker, dan namanya tercatat dalam sebuah senarai dengan urutan angka dan daftar karya, tanpa torehan stabilo, tanpa peristiwa.

Kidungan Tak Sekadar Pitutur, Juga Ekspresi Anak Zaman

Abdul Lathif
http://oase.kompas.com/

SURABAYA,MINGGU–Sebanyak 18 orang penggemar kidungan dan 14 orang seniman profesional ludruk dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Lumajang dan Jember unjuk kebolehan dalam ajang f estival kidungan dalam rangkaian perhelatan seni pertunjukan bertajuk Festival Cak Durasim Tahun 2008, Minggu (16/11), di Pendapa Jayengrono, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya.

Kitab Sastra Selebritas

A. Qorib Hidayatullah
http://indonimut.blogspot.com/

Tatkala kampanye terbuka digelar, sebagian artis-selebritas Indonesia lagi sibuk berkampanye demi mendulang suara pada pemilu legislatif nanti. Kini ditengarai, keranjingan mutakhir artis tanah air pada berduyun-duyun terjun di ranah politik. Untuk menandai hal ini, PAN tak lagi dijuluki Partai Amanat Nasional, tapi Partai Artis Nasional.

Mereka seakan tak puas atas ketenaran dirinya selama ini, yang kerapkali tampil di tv maupun di koran-koran. Mereka malah membikin baliho yang berisikan foto dirinya, partai yang ditungganginya, serta misi dan visi politiknya ketika dia kelak terpilih.

Dunia Puisi dan Iman

Mashuri*
http://mashurii.blogspot.com/

“Tapi aku tidak bisa menulis puisi kalau engkau menjamu tuhan dengan membunuh yang lain”

Afrizal Malna, dalam puisi Taman Bahasa

Puisi jelas berbeda dengan iman, tapi kadang juga bertemu dalam sebuah perjumpaan mesra. Tapi jangan andaikan pertemuan itu seperti sendok dan garpu di sebuah piring di meja makan, karena pertemuan itu kadang bisa berupa ngengat dan kertas, paku dan kayu, bahkan bisa serupa minyak dan air. Meski bisa pula bertemu seperti sepasang kekasih di ranjang pengantin.

Pergulatan di Bilik Kecil Citra Global

Joni Ramlan Menggantung Masa Lalu
Riadi Ngasiran*
http://www.jawapos.com/

Hal ihwal cinta selalu berkait akrab dengan kehidupan manusia. Para pakar psikologi boleh sibuk mendefinisikan cinta, mulai Ibn Hazm hingga Sigmund Freud, dengan berlembar-lembar definisi, tapi cinta mempunyai tafsir yang berbeda-beda. Ia sangat personal untuk dihikmati: definisi tak banyak memberikan manfaat, yang penting dijalani. Bila saja ingat ujaran orang-orang tua, sebagaimana termaktup dalam Wedhatama, ”ilmu iku kalakone kanti laku”, cinta termaknai dengan menjalaninya.

Bayan Manan dalam Bebayang Warna Jaya*

Fahrudin Nasrulloh**
http://www.radarmojokerto.co.id/
http://budayajombang.multiply.com/

Ludruk biyen iku ngadek-ngadek dewe
Nek pancen saiki koyok ngene
Yo wis wayahe owah jamane
(Bayan Manan)

Bayan Manan dilahirkan di Desa Ketapangkuning, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, pada tahun 1942. Ia mulai menggemari kesenian ludruk di tahun 1974. Sebutan atau embel-embel “bayan” tersemat padanya ketika ia menjabat menjadi pamong desa di Ketapangkuning pada 1971. Masa jabatannya tersebut ia emban sampai 2003.

Angkatan Baru Penyair Surabaya

Umar Fauzi*
http://www.surabayapost.co.id/

Estetika gelap itu mungkin akan atau sudah berlalu, dirasakan atau tidak, beberapa penyairnya mulai sedikit “jenuh” dan membelot meski tidak secara terang-terangan dan malu-malu pada pola pengungkapan baru, tengoklah misalnya puisi Mashuri, setelah Pengantin Lumpur –setidaknya yang terbit di media-media nasional dan lokal beberapa tahun belakang– seperti dua puisinya yang termuat antologi Pena Kencana 2008, misalnya.

Film Terbaik 2009

Sirikit Syah*
http://www.jawapos.com/

PRODUK hiburan -terutama yang diciptakan dengan cita rasa seni tinggi- besar sekali artinya bagi kita. Film yang baik tak hanya menyegarkan pikiran kita (refreshing), tetapi juga mengilhami (inspiring) bagi kita untuk berkarya. Sepanjang 2009 saya beruntung telah menyaksikan film-film terbaik, baik yang sudah diputar di bioskop maupun belum. Memang kebanyakan film yang saya tonton adalah film asing. Saya tak suka film horor/hantu dan seks, sementara sebagian besar film Indonesia berkisar di tema-tema itu.

Sastra 2009: Sastra Pertumbuhan

Ahda Imran
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/

SULIT sekali mengelak untuk tidak mengatakan bahwa pertumbuhan sastra Indonesia di tahun 2009 sesungguhnya berutang kepada Mark Zuckerberg. Paling tidak, sepanjang 2009 jejaring sosial Facebook telah memberi corak tersendiri dalam peta pertumbuhan dan pergaulan sastra Indonesia. Sebuah corak yang menyediakan berbagai sudut pandang pertumbuhan dan pergaulan sastra; baik sebagai mediasi karya, isu, akses, interaksi antarpersonal dan komunitas, hingga yang menyangkut perkara identitas dan eksistensi. Meski jejaring sosial ini sebenarnya telah muncul sejak lima tahun yang lalu, tetapi di tahun 2009 Facebook benar-benar menjadi tren yang lebih fenomenal dari blog atau Friendster.

Duduh Durahman (1939-2008)

H. Usep Romli H.M
http://www.pikiran-rakyat.com/

DUNIA sastra Sunda kembali kehilangan putra terbaiknya sepanjang 2008 ini. Setelah Prof. Yosef Iskandar, kini Duduh Durahman menyusul menghadap Sang Khalik. Pengarang kelahiran Ciwidey, Kabupaten Bandung 26 Mei 1939 ini, meninggalkan alam fana Rabu (1 /9) pukul 15.30 WIB, setelah dirawat beberapa hari di RS Immanuel. Innalillahi wa inna ilaihi roji`un. Allohummaghfirlahu, warhamhu wa afihi wa fu`anhu, wa akrim nuzulahu.

Monumen Kesenian

Amang Mawardi*
http://www.jawapos.co.id/

SUATU hari Cak Kadar bertemu kenalannya, seorang dokter. Terjadilah dialog kangen-kangenan:
”Cak Kadar, ibu Anda sehat kan?”
”Ibu? Ibu yang mana?”

Mendapat pertanyaan balik, dokter tadi mengernyitkan dahi. Barangkali tebersit di benaknya, ini guyon atau serius. Atau jangan-jangan Cak Kadar punya dua ibu?

”Itu lho Cak, ibu yang pernah Sampeyan antar ke tempat praktik saya,” lanjut si dokter.

Silang Pandang Javasranang

Kukuh Yudha Karnanta*
http://www.jawapos.com/

Jika ada pertanyaan peristiwa dan implikasi kultural apakah yang paling mencederai etnis Jawa akibat koloniasasi Belanda, jawabannya bukan sistem tanam paksa serta sikap ambivalensi atau mimikri sebagai etnis terjajah seperti banyak disebut dalam kajian postkolonial mainstream di Indonesia, melainkan ”raib”-nya satu generasi etnis Jawa yang dipaksa berpindah ke benua lain pada 9 Agustus 1890. Dengan bunyi tawaran menggiurkan, lima tahun bekerja pulang ke Jawa kaya raya, 94 orang Jawa itu diboyong ke Amerika Selatan sebagai kuli kontrak pemerintah Belanda. Namun, setelah kontrak berakhir, mereka tidak pernah dipulangkan ke tanah Jawa. Bagaimana mereka meneruskan hidup di sana? Masih adakah memori kultural Jawa yang tersisa hingga generasi kelima setelah 120 tahun? Bagaimana bentuk manifestasi memori kultural tersebut?

Hadiah Rancage Mengupayakan Sastra Daerah Terus Tumbuh

Sastra Sunda menyumbang karya terbanyak pada 2009, 30 buku.
Susie Evidia Y
http://republika.co.id/

Identitas dari suatu suku atau daerah, salah satunya tecermin dari bahasanya. Namun kini bahasa daerah semakin tergerus, bahkan beberapa bahasa masuk katagori nyaris punah akibat tidak lagi diturunkan ke generasi penerus. Penggunaan bahasa daerah hanya dipakai para orang tua, tak sampai mengalir kepada anak-anaknya.

Negarakretagama, Sebuah Festival

Agus Bing*
http://www.jawapos.co.id/

“APA arti sebuah nama.” Begitu kata pujangga Inggris William Shakespeare mengingatkan bahwa ”nama” sejatinya tak lebih hanya ”teks” yang disandangkan pada objek. Selain tidak memiliki korelasi dengan objek yang ditandakan, ”nama” tidak mewakili esensi objek tersebut. Karena itu, tidak terlalu penting, apakah suatu objek memiliki nama atau tidak. Yang jelas, tanpa nama, segala objek tetap bisa mewakili dirinya sendiri. Benarkah demikian? Apakah kata puitis tersebut betul-betul merepresentasikan keragu-raguan Shakespeare atas eksistensi sebuah ”teks”?

Kesusastraan Indonesia 25 Tahun ke Depan

Ribut Wijoto
http://www.sinarharapan.co.id/

Tahun 1930-an, para sastrawan mampu menghasilkan pemikiran visioner. Pemikiran hasil perdebatan dengan melibatkan beragam pandangan. Bersandar pada realitas saat itu, para sastrawan memandang jauh untuk memberi arah serta gambaran kondisional sastra ke depan. Sampai kini, suara-suara dari perdebatan tersebut masih menggema.

Awal tahun 1990-an, para sastrawan juga terlibat dengan berbagai spekulasi tentang masa depan sastra. Perdebatan yang berasal dari imbas pemikiran posmodern. Walau tidak terlalu berpijak pada realitas konkret di Indonesia, tema perdebatan meluas hingga mampu memberi alternatif masa depan sastra kita.

Emha Ainun Nadjib: Masyarakat Harus Kritis

Surya Lesmana
http://www.suarapembaruan.com/

Maraknya pemberitaan media, khususnya infotainmen di televisi memberitakan kasus video porno mirip Ariel dan Luna Maya, rupa-rupanya mendapat perhatian budayawan Emha Ainun Nadjib. Pria yang akrab dipanggil Cak Nun ini agak heran dengan pemberitaan di stasiun-stasiun televisi yang berlomba-lomba mengupas kasus video mesum tersebut.

“TV justru malah mendukung (pemberitaan) Luna Maya, sedangkan ada kegiatan Istighotsah (doa bersama) yang dihadiri ribuan orang tidak masuk TV. Yang jelek justru menjadi perhatian, sedangkan yang baik-baik diabaikan,” ujar Cak Nun seperti dikutip Antara, di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini.

HUBUNGAN BUDAYA MELAYU MELALUI TEATER

Maman S. Mahayana *)
http://mahayana-mahadewa.com/

Apa yang dapat dilakukan teater dalam menjalin hubungan budaya Melayu bagi masyarakat di kawasan Asia Tenggara ini? Apa pula relevansinya dengan budaya Melayu sementara hubungan antarbangsa di kawasan ini tidak menghadapi masalah yang mengkhawatirkan? Adakah signifikansi hubungan itu dalam meningkatkan kerja sama kultural masyarakat di kawasan ini? Sejumlah pertanyaan lain tentu saja dapat kita sampaikan lebih panjang lagi.

DEWAN KESENIAN DAN PROBLEMATIK SASTRA JATIM

Fahrudin Nasrulloh*
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Dewan kesenian yang eksis di berbagai wilayah di propinsi Jawa Timur memiliki kontribusi sekaligus problem tersendiri. Dari 38 kota dan kabupaten di Jatim kiranya tidak semua wilayah tersebut bercokol lembag dewan kesenian. Kendati Jatim menyimpan 10 subkultur kebudayaan (ditambah 2 kultur budaya Arab dan Cina) yang sangat kaya dan luas.[1] Dewan kesenian terbentuk oleh entitasnya sebagai upaya bagaimana kesenian dipikirkan dan kemudian dikelola, diurus dengan baik. Apakah kesenian memang perlu dilestarikan dan terus ditumbuh-kembangkan oleh semacam lembaga yang semi swasta semi pemerintah ini?

Mengapresiasi Festival Pertunjukan Puisi PPIA

TEMU SATRA NUSANTARA
Viddy AD Daery
http://www.suarakarya-online.com/

Temu Sastra Nusantara MPU (Mitra Praja Utama), adalah salah satu bentuk forum sastra-budaya kerjasama antar provinsi anggota MPU, disamping kerjasama di bidang lain meski sampai sekarang baru beranggotakan 10 Provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa atenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Ketika Musik Melawan Narkoba

Ahmadun Yosi Herfanda
http://www.infoanda.com/Republika

Musik, di kalangan anak muda perkotaan, kerap tak terpisahkan dari miras dan narkoba. Tapi, kali ini benar-benar beda: musik justru dijadikan media untuk melawan miras dan narkoba. Inilah yang dilakukan oleh Himpunan Musisi Jakarta (HMJ).

Berkolaborasi dengan Creative Writing Institute (CWI) dan Majelis Dzikir Nurul Mustofa, mereka menggelar pertunjukan spektakuler di Plasa Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora), Senayan, Jakarta. Menegpora Adhyaksa Dault, yang melihat gerakan anak-anak muda itu sejalan dengan program lembaga yang dipimpinnya, mendukung penuh gerakan tersebut.

Jumat, November 05, 2010

Surabaya Tak Butuh Festival Seni

W Haryanto
http://cetak.kompas.com/

Sebuah festival seni, awalnya dimaksudkan sebagai perayaan komunal atau ritual terhadap kehadiran Tuhan di muka bumi. Maka, setiap elemen dalam komunitas akan menyertakan produksi-produksi budaya sebagai bagian dari penyatuan atas perayaan tersebut.

Bagi masyarakat tradisional, sebuah festival dikaitkan dengan prosesi keagamaan seperti Grebeg Suro atau Grebeg Mulud. Bagi seniman, sebuah festival juga dipahami sebagai penyertaan momentum-momentum klimaks dari kreativitasnya. Maka, festival secara kultural terikat dengan relasi-relasi antarindividu di mana festival itu berlangsung. Persinggungan dalam festival, bukan upaya menominalisasi pencapaian proses seniman.

Masih Dihuni Muka Lama

Risang Anom Pujayanto
http://www.surabayapost.co.id/

”Sebagian besar sastrawan Surabaya dihasilkan dari lomba baca puisi, tapi lomba baca puisi 2009 kemarin seperti tidak ada yang bisa diharapkan untuk memunculkan nama baru di kancah kesusastraan daerah maupun nasional,” kata Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Sabrot D Malioboro saat memberikan sambutannya di acara Malam Sastra Surabaya (Malsasa) 2009, di pendapa Taman Budaya-Jatim (29/12). Malsasa 2009 diharapkan dapat kembali memotivasi geliat kesusastraan Surabaya ke depan, lanjutnya.

REFLEKSI KESENIAN

Beni Setia
http://www.surabayapost.co.id/

AWAL 2009 kemarin diawali dengan kerisauan mengemukan di benak seniman Jawa Timur, dan semua itu sesungguhnya dipicu dua hal. Satu, dipindahkannya Dinas Kebudayaan dari rumah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ke rumah (baru) di Dinas Parawisata. Dengan konsekuensi: siapa yang mengelola Taman Budaya Jawa Timur di Surabaya, dan semua kegiatan rutinnya, yang selama ini jadi ajang pemanifestasian pencapaian kreatif mereka.
A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt