Sabtu, Oktober 30, 2010

Pengantar PuJa: Wanita Yang Kencing Di Semak :)

(Kumpulan Esay & Puisi H.U. Mardiluhung, terbitan PUstaka puJAngga, Cetakan ke II, 2006)
Nurel Javissyarqi *
http://www.sastra-indonesia.com/

Ketika realitas masuk dalam angan ke depan (harapan), lalu terjadilah pergumulan, lantas kabut mitos menyempurnakan gagasan awal, saat bergerak maju terlahirlah puisi. Puisi, salah satu cabang ilmu pengetahuan, sebab ia memiliki logika, meski tersendiri. Ia lebih sempurna daripada ilmu lain, lantaran di kedalamannya bersimpan logika rasa, itulah sebagian jalan terciptanya puisi, meski juga bisa berbalik arah.

Senja dan Kepala Kampung

Muhammad Aris
http://www.sinarharapan.co.id/

Senja! Inilah satu kata yang kami rindukan keluar dari mulut kepala kampung kami, seorang dengan jenggot panjang berjuntai, berwarna putih-keperakan, yang telah berumur, berwibawa, dan kami takuti. Dan setiap pagi, waktu kami di warung pojok kampung, sebelum kami pergi menuju tempat bekerja, kepala kampung kami selalu lewat, menyapa kami. Tetapi entah mengapa, kami selalu seperti kedatangan kepala pasukan bersama ribuan barisan dengan senjata terkokang, siap diledakkan. Serentak, berbarengan, kami bubar, segera menuju tempat kerja masing-masing, meski kopi di cangkir kami masih penuh berkepul-kepul.

Cermin Dua Zaman

Emil WE
http://oase.kompas.com/

Sayup-sayup lagu Indonesia Raya berkumandang tak jelas dari sebuah radio transistor tua milik tukang parkir di depan gedung, bergemerasak. Merah-putih tertali layu di tiang pelataran, lesu. Sementara di dalam ruangan, sosok petugas berwajah ramah terus asyik membubuhkan stempel pos di pojok kanan-atas surat. Jetak! Jetak! tangannya terayun kuat sambil terus menyungging senyum.

Pada sebuah bangku kayu berbentuk memanjang, sosok lelaki keriput kering tersenyum kepada kawan di sampingnya. Wajahnya teduh, kelopak matanya menyipit, namun sorot matanya menyisakan gelora di usia tuanya. Kedua lelaki itu sedang menunggu antrean uang pensiun di sebuah kantor pos kecil yang nampak ringkih di pojok perempatan ibukota kecamatan.

KURANG PEDULINYA MASYARAKAT PADA NASKAH KUNO

Agus Sulton
http://www.sastra-indonesia.com/

Kepulauan nusantara sejak kurun waktu yang lampau memiliki banyak sejarah peradaban dan kebudayaan yang cukup berfariasi—yang terus mengalami perubahan sesuai dengan pola pikir masyarakat. Di antara peninggalan-peninggalan itu antara lain berupa naskah kuno atau manuskrip. Orang awam menyebutnya sebagai buku kuno biasanya kondisi buku tersebut sudah kumel, warna kuning kecoklatan, bersifat anonim, dan banyak bagian lembaran sudah hilang atau sobek, walaupun ada juga yang kondisinya masih utuh.

JALAN MULUT ORANG SAMIN

http://majalah.tempointeraktif.com/

KABUT melayang-layang rendah menyelimuti dusun. Tipis, putih, bagaikan tabir transparan. Rumah, kebun, dan pepohonan hanya tampak samar-samar. Lelapnya malam, kini menggeliat bangun. Tercium bau pagi, sudah. Bunyi jangkrik, yang semalaman menggelitik telinga, mulai menyurut, entah ke mana. Sebagai gantinya, kokok ayam bersahut-sahutan. Tekukur dan gagak, adu keras suara di pucuk-pucuk kelapa. Lalu terdengar lenguh lembu, dan bunyi kelinting manakala lembu-lembu itu digiring ke sawah.

Minggu, Oktober 24, 2010

Jumartono, Pelukis Neo Candi Nominee Indonesian Art Award (IAA) 2010

Zawawi Se
http://sosbud.kompasiana.com/

Pergulatannya dalam dunia kepelukisan untuk menemukan jati diri pernah membuatnya merasa putus asa ketika berbagai eksplorasi yang dilakukannya tidak memuaskan hati. Bahkan hasil explorasi-eksplorasi tersebut malah membuatnya merasa seperti menjadi epigon para pelukis terdahulu.

Lalu, bermula dari ketidaksengajaannya berkunjung ke sebuah toko bangunan bersama seorang teman beberapa tahun yang lalu, Jumartono melihat berbagai jenis material batu-batuan dan pelapis lantai/dinding di toko tersebut. Sebagai seorang pelukis, seketika itulah timbul inspirasinya untuk menggunakan salah satu material batu-batuan yaitu batu candi sebagai medianya dalam melukis.

KARAKTER ALAMI LUKISAN BATU CANDI

Sosok Pelukis Muda Lamongan, Jumartono
Dari: http://www.berita86.com/2010/06/karakter-alami-lukisan-batu-candi.html

Pada umumnya, seniman lukis mengekspresikan karyanya di atas kertas ataupun kain. Namun, berbeda halnya dengan Jumartono, warga Jalan Sunan Giri Kota Lamongan yang mampu mengekpresikan gagasannya melalui media batu candi Gunung Merapi.

Sudah setahun lamanya, pelukis lulusan sekolah menengah seni rupa di surabaya ini bereksperimen dengan batu candi sebagai media lukisannya. Pemilihan batu candi yang didatangkannya langsung dari gunung Merapi sebagai media lukisan adalah untuk memberi kesan sosial kondisi masyarakat kelas bawah yang berkarakter keras.

Rabu, Oktober 20, 2010

PIJAR KATA NUREL DI TENGAH ALUN ZAMAN

KRT. Suryanto Sastroatmodjo
http://pustakapujangga.com/?p=641

“Cinta sangat menentukan kelanjutan proses penyebab atau proses kehidupan subyek. Sebab ketika berada di titik koordinat, kita jelas mendapati karakter diri sebenarnya atau dengan titik seimbang, cermin diri sanggup merasakan getaran kesungguhan dari sang maha Penyebab Cahaya Ilahi: Apakah kita gemetar atau semakin asyik oleh kesejukan Cahaya. Sebelum sampai ke suatu akhir bernama akibat (mati, timbangan pahala)” dikutip dari buku Kajian Budaya Semi (buku pertama Trilogi Kesadaran), bagian Kajian Sebab atas Subyek, Nurel Javissyarqi. Di situ penulis muda, merupakan intan pemikiran dan mutiara-penggagas keadilan ruh dari Lamongan, bicara tentang pemaknaan hayati.

Berbekal Kopi, Husin Baca Puisi Empat Hari Empat Malam

Edi Faisol
http://www.tempointeraktif.com/

Mata Husin telah memerah, tapi ia tak berhenti membaca. Satu demi satu kertas puisi yang dipegangnya dia baca. Setumpuk kertas lainnya telah menunggu giliran di hadapannya.

Sesekali pria 35 tahun ini mengalihkan pandangan ke arah jalan raya di depan restoran Pring Sewu, Tegal. Seakan ia berharap, arus lalu lintas Pantura yang padat membantunya mengurangi rasa kantuk. “Ini memasuki hari kedua,” kata Rosyad K.H., penyelenggara acara baca puisi empat hari empat malam, Ahad lalu.

Unsur Surialis-Simbolis Kreteg Emas Jurang Gupit Karya Djajus Pete

Anam Rahus
http://sastra-bojonegoro.blogspot.com/

A. Pendahuluan

Sastra Jawa merupakan bagian dari kesusastraan Nusantara. Sastra Jawa saat ini masih terus berkembang sesuai dengan kondisi dan minat masyarakat pendukungnya. Sastra Jawa modern berkembang seiring dengan kesusasteraan Indonesia. Selama ini perkembangan sastra Jawa melalui mass media, terutama majalah berbahasa Jawa Jaya Baya dan Panyebar Semangat. Setelah Ajip Rosidi memberikan hadiah sastra Rancage bagi buku sastra Jawa yang dianggap baik, ada perkembangan baru dalam bidang penerbitan sastra Jawa. Penerbitan buku mulai diusahakan lagi oleh para sastrawan Jawa.

Sastra Reboan: Ajang Apresiasi Pecinta Sastra

Kiagus Wahyudi
http://www.indosiar.com/

Di era internet, dunia penulisan semakin berkembang tanpa batas. Banyak orang mulai melirik untuk menulis menuangkan ide-ide kreatifnya di internet melalui media bernama blog. Tidak hanya terbatas pada tulisan-tulisan pribadi, banyak juga yang menulis cerpen, novel bahkan puisi.

Dari blog-blog tersebut, banyak lahir penulis atau sastrawan baru dan berusia muda. Tak sedikit karya-karya mereka, bisa disebandingkan dengan karya para penulis atau sastrawan yang sudah lebih dulu terkenal. Namun sayangnya, sangat sedikit tempat atau wadah untuk mengapresiasikan karya para penulis tersebut. Apalagi tempat untuk penulis puisi membacakan karya sastranya. Ibarat kata, bisa menulis tapi tak ada panggung untuk mengapresiasikannya.

Harga Mahal Untuk Sebuah Kesungguhan

Salman Rusydie Anwar
http://airbeningkehidupan.blogspot.com/

Beberapa tempo waktu yang lalu, seorang kawan memberitahu saya tentang adanya pemilihan lurah di sebuah tempat. Tetapi dia tidak hanya berhenti pada sebatas pemberitahuan itu, melainkan juga mengajak saya untuk memberikan suara terhadap siapa kira-kira orang yang akan saya dukung pada pemilihan tersebut.

“Saya ini dari sebuah lembaga survei independen yang akan menjamin kerahasiaan suara dukungan Anda,” katanya dalam sebuah ponsel genggam, “Jadi, santai saja, Bro. Semuanya aman dan terjamin,” lanjutnya meyakinkan.

Kegundahan Sastra Saut Situmorang

Saut Situmorang
Zamakhsyari Abrar - wartaone
http://sautsitumorang.multiply.com/

Jakarta - Saut Situmorang, nama penyair ini, dalam beberapa tahun belakangan mencuat namanya dalam panggung sastra negeri ini. Lewat kritik-kritiknya yang tajam dan keras, ia menyerang Goenawan Mohamad dan kawan-kawan atas apa yang disebutnya sebagai politik sastra Teater Utan Kayu.

Bersama dengan penyair Wowok Hesti Prabowo, sastrawan yang lahir di Tebing Tinggi, Sumatra Utara, pada 29 Juni 1966, ini lalu menerbitkan jurnal Boemipoetra, sebuah jurnal yang terbit dwibulanan, wadah tempat mereka untuk menulis dan mengekspresikan tulisan untuk “menyerang” politik sastra Goenawan cs.

Bunga, Jangan Menusukku…!

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Semalam hujan rintik. Basah mengalir lembut di pucuk daunan. Kedinginan dan manja bermandi murni air yang ditransfer dari gumpalan hitam menggantung. Tanah merekah, menerima pancaran halus yang hangat. Mulut-mulut hitam berkecap menikmati cairan yang membawa kesuburan. Basah dan anggun. Alam raya memukau di selimut keindahan yang tak menjemukan.

LIMA ROMADHON DARMINTO

Muhammad Zuriat Fadil
http://www.sastra-indonesia.com/

Darminto seorang preman kampung kami, tak usah macam-macam menyebutnya, tak usah mempercantik kata, begitu saja karena memang tidak puitis. Sehari-harinya ya mabok, judi, berkelahi, main pelacur, dan lain sebagainya yang mengukuhkan posisinya sebagai preman nomer satu di kampung kami.

Siapa Bersedia Mengubur Kami?

Teguh Winarsho AS
http://www.sinarharapan.co.id/

RUMAH kami telah menjadi puing dan tumpukan sampah. Kami tak tahu dari mana sampah sebanyak itu datang ke rumah kami. Lihatlah, batu, kayu, besi, bongkah dinding bertumpuk seperti bukit gersang. Serupa gunung sehabis meletus. Tapi aku dan Cut Putri tetap memutuskan tinggal di rumah. Kami hanya berdua sebab Abah dan Umi belum pulang menjenguk kami. Sejak hari pertama, ketika gelombang tsunami datang. Padahal biasanya mereka tak pernah pergi lama. Paling ke rumah Paman Hasan di Sidikalang atau mengunjungi Tengku Sadin di Lhoksukon yang sudah dua tahun sakit. Menginap semalam dua malam lalu pulang. Tapi kini, sudah hampir dua minggu mereka belum pulang.

Pembelajaran Sastra Butuh Mak Erot

Anjrah Lelono Broto*)
http://edukasi.kompasiana.com/

Apabila pelajar SMA di Amerika Serikat telah membaca 32 judul buku selama tiga tahun masa pendidikannya, di Jepang dan Swiss 15 buku, sedangkan pelajar SMA di Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam telah membaca 5 – 7 judul buku sastra, bagaimana dengan pelajar SMA di Indonesia? Survey sederhana yang dilakukan Taufiq Ismail menunjukkan bahwa pasca era Algemeene Middelbare School (AMS), pendidikan lanjutan tingkat atas di masa penjajahan Belanda, pelajar SMA di Indonesia telah membaca 0 – 2 judul buku sastra saja. Padahal, pada era AMS tersebut, selama menempuh pendidikan pelajar diwajibkan untuk membaca 15 – 25 judul buku sastra.

Fenomena Sastra Indonesia Mutakhir: Komunitas dan Media

karya Nanang Suryadi
diposting oleh Meli Indie pada:
http://media.kompasiana.com/

Komunitas Sastra

Meneropong sastra Indonesia mutakhir, tidak cukup hanya berbicara perkembangan satu dua tahun terakhir. Walaupun mungkin selama setahun dua tahun terakhir ada suatu perkembangan hebat yang terjadi. Fenomena komunitas sastra, misalnya, sebenarnya bukan merupakan hal yang baru di jagad sastra Indonesia. Lebih dari sepuluh tahun lalu Komunitas Sastra Indonesia sudah mengidentifikasi berbagai komunitas sastra (seni dan budaya) yang ada di tanah air. Komunitas Sastra Indonesia memberikan definisi komunitas sastra sebagai:

Absurditas dari Mojokerto [Max Arifin]

Sunudyantoro, Seno Joko Suyono
http://majalah.tempointeraktif.com/

Sepasang merpati tua demikian mereka menyebut dirinya tinggal di Perumahan Griya Japan Raya, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Mereka pekerja seni: Max Arifin, 70 tahun, dan istrinya, Siti Hadidjah, 70 tahun. Pasangan ini tinggal di rumah tipe 36. Di halaman depan yang tak terlalu luas, terdapat sebuah gazebo. Di sanalah anak-anak muda Mojokerto, bahkan Malang dan Surabaya, yang bergelut di bidang seni sering mampir dan berdiskusi soal teater.

KMSWT: Pemberdayaan Kaum Marginal Melalui Musik

KELOMPOK MUSIK SASTRA WARUNG TEGAL (KMSWT)
Michael Gunadi Widjaja
http://hiburan.kompasiana.com/

Kaum marginal adalah mereka yang termarginalkan.Terseret sampai ke batas marginnya.Kaum marginal adalah kelompok masyarakat yang terpinggirkan dan adakalanya juga dipinggirkan.Bagi kaum marginal,hampir tiada asa bagi suara mereka.Hampir tiada asa bagi seruan memperbaiki nasib.Malahan seringkali tiada asa bagi masa depan.Kaum marginal adalah sebuah realita sosial.Mereka ada dan keberadaannya menyublim dengan tatanan kehidupan sosial kita.Karena itu,agaknya tidak berlebihan jika kaum marginal diberdayakan.Agar keberadaan mereka tidak lagi sekedar “pelengkap penderita ” dalam tatanan masyarakat.

Selasa, Oktober 12, 2010

Mengurai Teror Mental Putu Wijaya

Kurniawan, Ahmad Rafiq
http://majalah.tempointeraktif.com/

PENELITI teater dari dalam dan luar negeri yang hadir dalam Mimbar Teater Indonesia di Surakarta pekan lalu umumnya sependapat bahwa drama Putu Wijaya khas dan orisinal. Menurut Michael Bodden, profesor di University of Victoria, British Columbia, Kanada, belum ada penulis naskah lain yang memiliki gaya sama atau sekadar mirip dengannya.

Karya Putu, menurut dia, selalu mengajak penonton aktif berpikir, melalui metafora, logika, dan masalah yang dilontarkan, tanpa memberikan jawaban yang pasti. “Itu yang membuat karya Putu bagaikan teror,” kata Bodden, yang sudah puluhan tahun mempelajari teater Indonesia dan menerjemahkan beberapa naskah drama Putu Wijaya ke dalam bahasa Inggris.

Dari ”Teen Lit”, Kemasan Cantik hingga Banjir Karya

Catatan Akhir Tahun Sastra Indonesia 2005
Sihar Ramses Simatupang
http://www.sinarharapan.co.id/

Menangkap angin perubahan masyarakat pembaca yang global dan variatif, tampaknya telah dijawab oleh para sastrawan, apalagi di Indonesia. Beberapa sastrawan telah berhasil membaca semangat di jalur konvensional ini, setidaknya berdamai dengan keinginan para pembacanya.

Eksotika Kerbau Rawa di Danau Panggang

Raudal Tanjung Banua
http://www.tempointeraktif.com/

Nagara-Daha unik, kaya pesona, dan memiliki banyak peninggalan bersejarah. Kota kecil di atas rawa itu merupakan pertemuan dua sungai besar di Kalimantan Selatan, Sungai Nagara dan Alai. Dulu Nagara-Daha pusat awal Kerajaan Banjar dengan patih terkenal Lambung Mangkurat. Posisinya sangat strategis; tempat pelintasan kapal-kapal dari kuala ke pedalaman. Kedua sungai ini juga bertemu langsung dengan Sungai Kapuas yang terentang sampai Kalimantan Tengah dan Sungai Barito yang melewati Kota Banjarmasin.

Jumat, Oktober 08, 2010

Seorang Pembantu, Seekor Kucing, dan Sebuah Guci yang Indah

AS. Sumbawi
 
Sore itu kami pergi ke rumah paman yang baru pulang dari Cina. Sementara Mbok Darti dan seekor kucing tinggal di rumah. Mbok Darti kira-kira berumur enam puluh lima tahun. Kata ibu, dia sudah puluhan tahun menjadi pembantu di rumah kami. Mengurus kebutuhan harian keluarga kami. Dan sejak masih bayi, aku diurus oleh Mbok Darti. Maka, bisa dikatakan bahwa keberadaan Mbok Darti sangat membantu, membikin ringan tugas seorang ibu dalam keluarga kami. Sebenarnya keluarga kami mempunyai seorang pembantu lagi, Lik Paijo. Namun, sore itu dia bersama kami, menyopir. Ya, setiap harinya ia bertugas mengurusi bidang transportasi.

Upacara Kemerdekaan, Upaya Mengkritisi Bangsa

Denny Mizhar*
http://www.sastra-indonesia.com/

Jika menapak tilasi bangsa Indonesia, tak jua menemui perubahan. Kebobrokan para pengambil kebijakan sudah bukan hal asing disaksikan. Pada realitasnya bangsa ini belum menemukan titik perubahan segar sesudah reformasi 1998. Tapi malah memasuki babak kegelapan. Orde Baru memang telah tumbang, namun gaya prilakunya masih menghantui, bahkan semakin akut. Tampak pada realitas keseharian dapat dipandang melalui layar televisi pun di sekitar kita. Kesewenang-wenangan penguasa politik pula penguasa modal. Demokrasi yang diharapkan malah diam di tempat tak bergerak sama sekali.

Pramoedya Ananta Toer: Hasil Kerja Bangsa Ini…Korupsi

Pramoedya Ananta Toer, Triyanto triwikromo /Wawancara
http://www.suaramerdeka.com/

SIAPA bilang sastrawan Pramoedya Ananta Toer pikun? Jika pikun, pria kelahiran Blora, 6 Februari 1925 ini, pasti tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu. Jika pikun, pengarang tetralogi Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca ini tentu tidak mengingat sepatah pun kisah pelarangan karya-karyanya dan penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh tentara. Lalu, apa pendapat novelis yang berkali-kali dicalonkan sebagai penerima nobel kesusastraan ini? Berikut petikan perbincangan dengan dia di rumah asrinya, Jalan Warung Ulan, Bojong, Jawa Barat, belum lama ini.

Selasa, Oktober 05, 2010

April

Hasan Junus
http://www.riaupos.com/

Alexis Zorba, seorang tokoh dalam novel karya sastrawan Yunani Nikos Kazantzakis berjudul Zorba The Greek terbitan tahun 1946 yang dibuat film tahun 1964 berkata tentang sinematografi seperti ini, ‘’Di dalam kepala manusia ada semacam bioskop bersuara.’’ Imajinasi atau film dalam kepala manusia itu selalu diputar ulang demi kesegaran yang senantiasa minta diulang. Dengan demikian orang dapat menandai secara jelas hubungan antara film dan sas tra. Rangkaian benang penghubung di antara kedua sosok seni itu ialah cerita.

Jumat, Oktober 01, 2010

FENOMENA PRESIDEN PENYAIR DAERAH SEBAGAI DAGELAN POPULER

Nurel Javissyarqi*

Tentu kita kenal presiden penyair Indonesia: Sutardji Calzoum Bachri! Kredo Tardji yang fenomenal itu, meluas mempengaruhi banyak penyair. Dan kita mendengar pula, seperti presiden penyair Surabaya, presiden penyair Lampung, presiden penyair Cirebon, bahkan ada presiden anak jalanan, dan sebangsanya. Dari sini terpancang jelas pengaruh Tardji, dalam belantika kepenyairan di tanah air. Apa maknawi wewarna itu, pada kaitannya dengan pribadi seorang penyair?

Komunitas dan Buku Sastra

Aming Aminoedhin
http://www.surabayapost.co.id/

Komunitas Sastra

Di Jawa Timur memang cukup banyak berdiri komunitas sastra, baik di kota Surabaya maupun di kota-kota kecil, semacam: Ngawi, Lamongan, Tulungagung, Bojonegoro, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, Lumajang, Batu, Jombang, Sidoarjo, dan Gresik.

Memilih

Herman RN
http://www.harian-aceh.com/

Besok, hari kita harus memilih dan menentukan tujuan pilihan kita. Kata pepatah “Hidup ini memang harus memilih.” Kalau boleh saya sedikit menyentil, saya hendak mengatakan “Pilihanlah yang menentukan arah hidup.”

Mengutip sebaris sajak Tengsoe Tjahjono, andai tak lesik dalam memilih tentunya kita akan mendapatkan “musang berbulu ayam” yang dalam bahasa Tjahjono, “Malam berpakaian sufi, siang berkostum pencuri, topeng-topeng bergantung pada setiap biliknya, maka berubahlah ia setiap saat.”

Diskusi dan Pembacaan Karya, Ramaikan Temu Sastrawan di Blitar

http://www.hupelita.com/

Pertemuan sastrawan se Jatim di Blitar yang akan dilaksanakan 19-21 diramaikan dengan diskusi dan pembacaan karya oleh para peserta dengan menghadirkan sejumlah tokoh, seperti Dr Ayu Sutarto (Unej), Dr Setyo Yuwono Sudikan (Unesa) dan penyair D Zawawi Imron.

"Pertemuan sastrawan ini akan diisi dengan dua acara penting, yakni diskusi mengenai perkembangan sastra ditinjau dari berbagai aspek serta pembacaan karya," kata pengurus Komisi Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) Bonari Nabonenar di Surabaya, Jumat (18/7).

Membedah `Batu Sandung` Ratna Indraswari

http://www1.surya.co.id/

Lawan Penindasan dengan Originalitas Pemikiran
Sastrawan Kota Malang Ratna Indraswari Ibrahim melaunching buku terbarunya berjudul Batu Sandung, Kamis (26/4) malam. Dibuku terbarunya ini Ratna mengekspresikan perlawanannya akan sebuah penindasan.

`Ah, saya benci sekali! Merasa disepelekan. Saya merasa Adis jadi sok tahu dengan segala persoalan hidup saya. Mungkin dia sama sekali tidak mengerti kalau saya merasa terhina dengan sikapnya ini. Bukankah yang bisa dilindungi terus menerus hanya orang-orang yang dianggap tidak bisa berkembang menjadi dewasa? Apakah kelumpuhan saya ini sudah jadi alasan bagi orang lain untuk mengatur jalan hidup saya?

Komunitas Penyair Muda Kota Malang , Gairahkan Puisi Tanpa Harus Bergantung

http://www1.surya.co.id/

Jika selama ini Kota Malang terkenal dengan band-band indie, kini muncul penyair-penyair indie. Bagaimana semangat penyair muda ini di tengah minimnya dukungan dari penerbitan besar?

Antologi puisi berjudul "Berharap di Senja Hari" karya Denny Misharudin yang dilaunching di Toko Buku Poestaka Rakjat Rabu (9/5) malam itu seolah menandai kegairahan komunitas penyair di Kota Malang.

RELASI UMUR DUNIA TERHADAP PSIKOLOGI SOSIAL

Janual Aidi
http://janualaidi01.blogspot.com/

“Apa yang terjadi jika masa kini adalah dunia tadi malam?”
(John Donne, Devotion upon Emergent Occasion)

“Atas nama kewajiban, hasrat dan semangat, aku terbangun dari frustasi dan kelemahan, aku berjalan dan berangkat hingga aku yakin akan sampai pada kebenaran dan kebebasan”

1. Latar Belakang

Sebenarnya ini berawal dari ‘adjusment exploration’ terhadap diri sendiri. Diri ini terus mempelajari ‘drive’ apa yang melatar belakangi hingga diri ini berbuat sesuatu.
A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Aziz Masyhuri A. Hana N.S A. Iwan Kapit A. Khoirul Anam A. Kurnia A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aa Sudirman Abd. Basid Abdul Aziz Rasjid Abdul Ghofar Abdul Hadi W.M. Abdul Kirno Tanda Abdul Lathif Abdul Malik Abdul Muid Badrun Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdullah Ubaid Matraji Abdurrahman Wachid Abdurrahman Wahid Abonk El ka’bah Acep Zamzam Noor Ach. Nurcholis Majid Achmad Farid Tuasikal Achmad Maulani Adi Faridh Adi Marsiela Adi Sucipto Adian Husaini Aditya Ardi N Adreas Anggit W. Adrian Ramdani AF. Tuasikal Afnan Malay Afrizal Malna AG Hadzarmawit Netti AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Majestika Aguk Irawan M.N. Agung Prihantoro Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Bing Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R Sarjono Agus S Warman Agus Sri Danardana Agus Sulton Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Rafiq Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Syafii Maarif Ahmad Taufik Ahmad Thohari Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akmal Nasery Basral Al-Fairish Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Ali Irwanto Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Alvi Puspita Amang Mawardi Ambarukminingsih Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Hamzah Amirullah Ana Mustamin Anam Rahus Andari Karina Anom Andhi Setyo Wibowo Andik Nurcahyo AndongBuku #3 Andry Deblenk Anindita S. Thayf Aning Ayu Kusuma Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anwari WMK Aprillia Ika Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Arif Firmansyah Arifun Najib Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran Arys Hilman Asarpin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Asri Bariqah Awalludin GD Mualif Azumardi Azra Azyumardi Azra Baca Puisi Badaruddin Amir Balada Bambang kempling Bambang Satriya Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benni Indo Benny Benke Benny D Koestanto Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Koran Bernada Rurit Bernarda Rurit Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Palopo Budi Purnomo Buldanul Khuri Bunda Zakyzahra Tuga Bungaran Antonius Simanjuntak Candrakirana Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Che Guevara Coronavirus Cover Buku Kritik Sastra Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi II Cover Depan Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi IV Cover Majalah Progresif SMA Wahid Hasyim Model edisi V D. Zawawi Imron Dadan Maula Darmawan Dadang Ari Murtono Dahlan Kong Damanhuri Zuhri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman Dedy Tri Riyadi Dedykalee Deni Ali Setiono Deni Jazuli Denny Ardiansyah Denny JA Denny Mizhar Desa Glogok Karanggeneng Lamongan Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan Dewi Indah Sari Dhanu Priyo Prabowo di Bluri di Karangasem Dian Sukarno Diana AV Sasa Diana Ifrina Ernawati Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dini Tri Dinoroy M. Aritonang Dion Maulana Prasetya Diskusi buku Djaka Susila Djenar Maesa Ayu Djesna Winada Djoko Pitono Djoko Saryono Djulianto Susantio Dody Kristianto Dody Yan Masfa Dr. Hilma Rosyida Ahmad Drs H Budiono Herusatoto Drs H Choirul Anam Drum Band MI Miftahul Ulum (Kuluran) Dudi Rustandi Dunia Penerbitan Indonesia Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Nikmatika Roma Dwi Pranoto Dwidjo Maksum Dyah Ayu Fitriana Eddy D. Iskandar Edeng Syamsul Ma’arif Edi Faisol Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eko Hendri Saiful El Sahra Mahendra Elly Burhaini Faizal Elly Trisnawati Ellyn Novellin Emerson Yuntho Emha Ainun Nadjib Emil WE Endang Supriyadi Endi Haryono Endri Y Erdogan Esai Esha Tegar Putra Esme Fadliha Etik Widya Evan Ys Evieta Fadjar F Rahardi Fadjriah Nurdiarsih Fahmi Fahrudin Nasrulloh Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faris Al Faisal Fariz al-Nizar Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Felix K. Nesi Festival Mocosik Festival Seni Internasional 2010 Yogyakarta Festival Seni Internasional 2014 Yogyakarta Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan festivalsenisurabaya.com Fikri. MS Firdawsi Fortus Pake Forum Lingkar Pena Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Foto Franditya Utomo Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Magnis-Suseno Friski Riana Fuad Hasan Nasihin Fuji Pratiwi Furqon Lapoa Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Gde Artawa Gede Mugi Raharja Gedung Sabudga UNISDA Lamongan Gedung Sangbala Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gito Waluyo Goenawan Mohamad Golput Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gus Ahmad Syauqi Ma’ruf Amin Gus Dur H Ikhsan Effendi H. Usep Romli H.M H.B. Jassin H.O.S Cokroaminoto Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Hadi Napster Hadziq Jauhary Halim H.D. Halimatussa’diyah Hamberan Syahbana Hamluddin Hana Pertiwi Hanif Nashrullah Hardono Haris del Hakim Haris Firdaus Haris Priyatna Haris Saputra Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Basri Hasan Junus Hasanuddin WS Hasnan Bachtiar Helmi Y Haska Helmy Tasaufy Hera Khaerani Herdiyan Heri C Santoso Heri Latief Herman Herman Hasyim Herman RN Herry Lamongan Herry Mardianto Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Homaedi I Made Asdhiana I Nyoman Suaka I Wayan Seriyoga Parta IBM. Dharma Palguna Ibnu PS Megananda Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ilham Safutra Ilham Wancoko Imam Mustofa Imam Nawawi Imam Qodim Al-Haromain Imam Zanatul Huaeri Imamuddin SA Imelda Imron Arlado Imron Rosidi Imron Rosyid Imron Tohari Indrian Koto Ingki Rinaldi Ipik Tanoyo Ire Irvan Sihombing Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismet NM Haris Ismi Wahid Isnanur Janah Iswadi Pratama Isyana Artharini Iwan Nurdaya-Djafar Iwank Jadid Al Farisy Jafar M Sidik Janual Aidi Javed Paul Syatha Jazzi Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jembatan Kuno Yang Misterius Jiero Cafe Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Batara Surya Jodhi Yudono Jogjanews.com John Joseph Sinjal Joko Pinurbo Joko Sandur Joko Widodo Jual Buku Paket Hemat Juara Ke 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jumartono Jurnalisme Sastra Jusuf A.N K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma’ruf Amin K.Y. Karnanta Kadjie Mudzakir Kaheesa Kirania Putri Ayu Kang Daniel Kapal Nabi Nuh Karanggeneng Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kautsar Muhammad Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) KH Abdul Ghofur KH Bisri Syansuri KH. Abdul Aziz Masyhuri KH. M. Najib Muhammad KH. Ma'ruf Amin Khairul Mufid Jr Khoirul Abidin Khoirul Inayah Ki Ompong Sudarsono Ki Supriyoko Kiagus Wahyudi Kika Dhersy Putri Kitab Arbain Nawawi KITLV Koh Young Hun Koko Sudarsono Kompas TV Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas Sastra Teater Lamongan (KOSTELA) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopi Bubuk Mbok Djum Kopi Sunan Drajat Kopuisi Koskow Kostela KPRI IKMAL Lamongan Krisman Kaban Kritik Sastra Kukuh Yudha Karnanta Kulonprogo Kurnia Effendi Kurnia Sari Aziza Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswinarto L Ridwan Muljosudarmo Laboratorium Sinematografi dan Pertunjukan UNISDA Lamongan Lagu Lailiyatis Sa'adah Laksmi Sitoresmi Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Larung Sastra Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Leo Tolstoy Lina Kelana Linda Sarmili Literasi Liza Wahyuninto Lugiena De Lukas Adi Prasetyo Lukisan Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Alm Lukman Santoso Az Luqman Almishr Lusia Kus Anna Lutfi S. Mendut Lynglieastrid Isabellita M Zainuddin M. Afif Hasbullah M. Faizi M. Lutfi M. Mushthafa M. Romandhon M. Sunyoto M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M’Shoe Made Geria Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahrus eL-Mawa Majelis Ulama Indonesia Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Maqhia Nisima Marcus Suprihadi Mardi Luhung Mardiansyah Triraharjo Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Maroeli Simbolon S. Sn Martin Aleida Maruli Tobing Mashuri Masuki M. Astro Matroni El-Moezany Mawar Kusuma Wulan Medco Media Lamongan Mega Vristian Mei Anjar Wintolo Meka Nitrit Kawasari Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Memoar Purnama di Kampung Halaman Mentari Meida Mh Zaelani Tammaka MI Thoriqotul Hidayah Pilang 1 Mia Arista Michael Gunadi Widjaja Mien Uno (Ibunda Sandiaga Uno) Miftahul A’la Misbahus Surur Moch. Faisol Mochammad A. Tomtom Moh. Ghufron Cholid Moh. Jauhar al-Hakimi Moh. Samsul Arifin Mohamad Ali Hisyam Mohammad Afifi Mohammad Ali Athwa Mohammad Eri Irawan Mohammad Rafi Azzamy MTs Putra-Putri Simo Sungelebak Muh Kholid A.S Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Amin Muhammad Arif Muhammad Aris Muhammad Eko Nugroho Muhammad Hidayat Muhammad Muhibbuddin Muhammad Musa Muhammad N. Hassan Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mukafi Niam Mukhsin Amar Mulyani Hasan Mulyo Sunyoto Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Munawir Aziz Muntamah Cendani Musfarayani Musfi Efrizal N. Syamsuddin CH. Haesy Nadine Tri Duhita Naim Nanang Suryadi Naqib Najah Naskah Teater Nasrullah Nara Nazaruddin Azhar Neli Triana Ngatini Rasdi Nh. Anfalah Ni Luh Made Pertiwi F Ni Made Frischa Aswarini Ninuk Mardiana Pambudy Nono Anwar Makarim Noor H. Dee Noval Jubbek Noval Maliki Novel Novel Pekik Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Hayati Nur Kholiq Nur Kholis Huda Nurani Soliha Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi Obrolan Ochi Oil on Canvas Oky Sanjaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Paciran Pameran Seni Rupa Pangkah Kulon Ujungpangkah Gresik Panji Satrio Patung Sphinx PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pekan Literasi Lamongan 2020 Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Jumartono Pelukis Saron Pelukis Senior Tarmuzie Pendidikan Penerbit Progresif Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pengajian Pengetahuan Peringatan Hari Santri TPQ Al-Hidayah 22 Oktober 2017 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pesantren Sunan Drajat Peserta TEMU SASTRA JAWA TIMUR 2011 Pilang Tejoasri Lamongan Jawa Timur Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Pendopo Watu Bodo Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prof Dr Achmad Zahro Prof Dr Aminuddin Kasdi Prosa Proses Kreatif Puisi Puji Santosa Puput Amiranti N Purnawan Andra Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Puspita Rose Pustaka GU Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. N. Bayu Aji R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rafita Dewi Rahmah Maulidia Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rameli Agam Rana Akbari Raras Cahyafitri Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Raudlotul Immaroh Redland Movie Reiny Dwinanda Rengga AP Resensi Revdi Iwan Syahputra Riadi Ngasiran Rian Sindu Ribut Wijoto Ridlwan Ridwan Munawwar Riki Utomi Rinny Srihartiny Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robert Adhi Kusumaputra Robin Al Kautsar Roby Karokaro Rodli TL Rof Maulana Rofiqi Hasan Rojiful Mamduh Rokhim Sarkadek Rosdiansyah Rosi Rosidi Rudi S. Kalianda Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumah Budaya Pantura Lamongan Rx King Motor S Jai S Yoga S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Sabrina Asril Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salim Alatas Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saratri Wilonoyudho Sari Oktafiana Sasti Gotama Sastra Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sejarah SelaSastra SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang Selvie Monica S Sendang Duwur Tahun 1920 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Septi Sutrisna Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Shohebul Umam JR Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sifa Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Simon Saragih Sirikit Syah Siti Muti’ah Setiawati Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Slavoj Zizek Soelistijono Soetanto Soepiadhy Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Sohirin Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sreismitha Wungkul Sri Mulyani Sri Wintala Achmad ST Indrajaya Stanley Adi Prasetyo Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sudirman Hasan Sugeng Ariyadi Sugeng Wiyadi Sugiarto Sugito Wira Yuda Suhartono Sujatmiko Sukardi Rinakit Sukitman Sumenep Sunarno Wibowo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suripto SH Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susie Evidia Y Sutamat Arybowo Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi San Suyatmin Widodo Svet Zakharov Syaf Anton Wr Syaiful Bahri Syaiful Irba Tanpaka Syaiful Mustaqim Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Syamsul Arifin Syi'ir Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace Tanjung Kodok Tahun 1947 Tasman Banto Taufik Rachman Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Teater Air Teater Bias Teater Biru Teater Cepak Teater Dua Teater Ganast MAN Lamongan Teater Kanjeng Teater Lingkar Merah Putih Teater Mikro Teater nDrinDinG Teater Nusa Teater Padi Teater Sakalintang Teater Sangbala Teater Sundra Teater Tali Mama Teater Taman Teater Tewol Teater Tewol Lamongan Teguh LR Teguh Winarsho AS Temu Karya Teater Jawa Timur XXI Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thamrin Dahlan Tharie Rietha The Ibrahim Hosen Institute (IHI) Thohir Thompson Hs Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto To Take Delight Toni Munajat Tosa Poetra Tri Andhi S Tri Wahono Trisno S. Sutanto Triyanto triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus S Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Unieq Awien Universitas Airlangga Surabaya Universitas Jember Untung Basuki Ustadz Charis Bangun Samudra Utami Diah Kusumawati Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Veven Sp. Wardhana Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W. Haryanto W.S. Rendra Wachid Nuraziz Musthafa Wahyu Aji Wahyudi Zuhro Wan Anwar Warjati Suharyono Wawan Eko Yulianto Wawan Hudiyanto Wawancara Wayan Sunarta Welly Suryandoko Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wong Wing King Wuri Kartiasih Y. Wibowo Yanuar Jatnika Yanuar Yachya Yaumu Roikha Yayasan Thoriqotul Hidayah 1 Yerusalem Ibu Kota Palestina Yesi Devisa YF La Kahija Yogyo Susaptoyono Yohanes Sehandi Yok’s Slice Priyo Yoks Kalachakra Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudi Latief Yuli Yuni Ikawati Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zahrotun Nafila Zaim Uchrowi Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimras Zen Hae Zuhdi Swt